Cacing rambut rupanya punya 'kemampuan super' mengendalikan pikiran inangnya. Temuan ini dilaporkan Tauana J Cunha dan rekan-rekan dalam jurnal Current Biology baru-baru ini.
"Salah satu hal paling keren, mungkin hal yang paling terkenal dari mereka, adalah bahwa mereka dapat memengaruhi perilaku inang mereka dan membuat inang melakukan hal-hal yang tidak akan mereka lakukan sebelumnya," kata Cunha, seorang peneliti postdoctoral di Chicago's Field Museum, bekerja sama dengan Harvard University dan University of Copenhagen, dikutip dari Phys.org
Cacing rambut (Gordionus violaceus) merupakan cacing parasit. Hewan aneh ini ditemukan di seluruh dunia. Rupanya seperti spageti kurus dengan panjang beberapa belas cm. Ciri-cirinya mencerminkan gaya hidup parasit: tidak punya sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem ekskresi. Sebagai parasit, ia hampir seumur hidup bersemayam di dalam tubuh hewan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan kemampuan cacing rambut ini menambah daftar anggota kelompok organisme dengan kemampuan mengendalikan pikiran organisme lain.
"Perilaku ini muncul di protozoa seperti organisme yang bertanggung jawab atas toksoplasmosis, yang mengurangi rasa takut hewan pengerat terhadap kucing, dan pada jamur Ophiocordyceps, yang dipopulerkan oleh video game dan serial HBO "The Last of Us, yang memanipulasi semut untuk menyebarkan spora jamur," tutur Cuncha.
Memanipulasi untuk Kawin
![]() |
Cacing rambut air tawar menetaskan telur di air. Larvanya dimakan predator kecil yang tinggal di air, seperti larva lalat capung. Larva lalat capung dimakan predator darat yang lebih besar, misalnya jangkrik.
Tumbuh dewasa di tubuh jangkrik, cacing rambut memanipulasi perilaku inangnya itu sehingga jangkrik lompat ke air. Di air, cacing rambut berenang keluar dari inangnya dan mencari pasangan. Di air, pasangan cacing rambut mengikat diri bersama untuk memulai siklus baru.
Tidak Harus Mengendalikan Pikiran?
Peneliti mencatat, ada lima spesies cacing rambut yang hidup di area laut. Di sana, mereka jadi parasit hewan laut seperti lobster. Namun, belum jelas apakah cacing rambut mampu dan perlu memanipulasi lobster. Sebab, mereka sudah hidup di air. Jadi, tidak ada keharusan untuk memanipulasi lobster agar ia bisa kembali ke air dan kawin.
Gen Aneh
Seaneh kemampuan manipulasinya, cacing rambut juga ternyata kehilangan sekitar 30% dari satu set gen yang seharusnya ada pada semua kelompok hewan. Cunha menuturkan, ia semula mengira timnya melakukan kesalahan atau semacamnya saat mengurutkan genom hewan aneh ini.
Namun, berdasarkan kehilangan gen yang kurang lebih sama baik di cacing rambut air tawar maupun laut, ia mendapati bahwa mereka tidak salah, dan temuannya bukan kebetulan. Timnya menyimpulkan, set gen cacing rambut memang tidak seperti hewan umumnya karena bersifat parasit.
"Tapi organisme parasit pada umumnya sering kehilangan banyak gen. Dihipotesiskan bahwa karena parasit tidak menggunakan struktur tertentu dan malah bergantung pada inangnya, mereka akhirnya kehilangan struktur itu," kata Cunha.
Baginya, penelitian ini bisa bantu ilmuwan menemukan bagaimana cara mengendalikan pikiran ini bekerja.
"Dengan melakukan analisis komparatif antar organisme di masa depan, kita mungkin dapat mencari kesamaan. Atau mungkin organisme ini mengembangkan perilaku serupa dengan cara yang sama sekali berbeda satu sama lain," pungkasnya.
(twu/pal)