3 Pelajaran Berharga dari Albert Einstein untuk Siswa-Mahasiswa di Dunia, Sudah Lakukan?

ADVERTISEMENT

3 Pelajaran Berharga dari Albert Einstein untuk Siswa-Mahasiswa di Dunia, Sudah Lakukan?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 04 Jul 2023 09:00 WIB
A picture taken on November 22, 2021 shows pages of one of the preparatory manuscript to the theory of general relativity of Albert Einstein, during their presention a day before being auctionned at Christies auction house in Paris. (Photo by Alain JOCARD / AFP)
Foto: AFP/ALAIN JOCARD/Albert Einstein
Jakarta -

Albert Einstein telah dikenal sebagai ilmuwan jenius yang mengubah dunia karena teori relativitasnya. Namun, tak banyak yang mengulik sisi lainnya bahwa ia adalah seorang guru.

Sebagai pengajar, Einstein memiliki nilai yang dipercaya bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan tidak boleh ditimbun. Hal ini yang membuat Einstein memiliki banyak hal yang bisa dipelajari untuk generasi-generasi berikutnya, termasuk para pelajar.

Berikut tiga pelajaran dari Albert Einstein untuk siswa dan mahasiswa agar menjadi pemelajar yang lebih baik di dunia, dikutip dari majalah Inc.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


3 Pelajaran Penting Albert Einstein untuk Siswa-Mahasiswa:


1. Kejar Apa yang Kamu Sukai dan Temukan Hikmah dalam Setiap Hal

Mengejar nilai dan mencapai kesuksesan berdasarkan pandangan umum, mungkin hampir tidak pernah dimiliki manusia jenius seperti Einstein.

Sebaliknya, menyukai sesuatu dan mengambil banyak hikmah dalam setiap hal termasuk kegagalan adalah pelajaran yang berharga.

ADVERTISEMENT

Hal ini pernah diutarakan Einstein dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada putranya. Surat itu berbunyi:

"Terutama mainkan hal-hal yang menyenangkan Anda di piano, bahkan jika guru tidak menugaskannya. Itulah cara untuk belajar paling banyak, bahwa ketika Anda melakukan sesuatu dengan kesenangan seperti itu Anda tidak menyadari bahwa waktu berlalu."


"Seseorang bisa melakukan hal dengan lebih baik dan belajar lebih banyak jika menyukai apa yang dilakukan." -Albert Einstein-

Kepercayaan Einstein ini ternyata juga didukung oleh sains. Sebuah studi oleh Free University of Bozen-Bolzano di Italia menemukan bahwa pengembang komputer yang bahagia menulis kode yang lebih baik daripada pekerja yang tidak bahagia. Misalnya, menghubungkan suasana hati yang positif dengan hasil pemecahan masalah yang lebih baik.

Studi juga menghubungkan kebahagiaan dengan hasil akademik siswa. Frank Thissen, profesor Multimedia Didaktik dan Komunikasi Antarbudaya di University of Applied Sciences di Stuttgart, Jerman, mencatat bahwa kognisi berada di urutan kedua setelah emosi, dan bahwa emosi positif membantu orang mengingat hal-hal yang lebih kompleks.

2. Perjelas Apa yang Kamu Perjuangkan dan Tujukan untuk Terhubung dengan Orang Lain

Einstein juga pernah mengatakan kepada putranya: "Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses. Sebaliknya, jadilah orang yang bernilai."

Menurut jenius sains tersebut, nilai atau apa yang seseorang yakini atau anggap penting harus ditentukan. Terutama untuk menghubungkan tujuan dengan perilaku yang dimiliki dengan orang lain.

Jika tujuan dan perilaku tersebut jelas dan konsisten, kamu dan orang lain dapat membuat rencana yang konkret, dan orang lain belajar bahwa mereka dapat memercayai kamu.

Dalam konteks ini, Einstein mungkin tidak berbicara tentang cita-cita, melainkan tentang hubungan yang dimiliki orang satu sama lain.

Seseorang berharga, dalam konsep Einstein adalah ketika dia memberi kembali kepada orang lain. Refleksi diri yang menghubungan ke orang lain bisa memberi kesejahteraan.

Dengan pemahaman ini, konsep menjadi panutan, guru, dan tetangga yang penuh kasih adalah nilai pribadi yang dapat dirangkai dalam perilaku dan kebijakan setiap orang.

3. Singkirkan Apa yang Rumit dan Pelajari Sesuatu Sampai Bisa

Seseorang yang cerdas juga disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan menjelaskan hal-hal rumit menjadi sesederhana mungkin.

Einstein juga pernah berkata bahwa orang harus mampu menggambarkan semua teori fisika dengan cukup sederhana. Bahkan seorang anak pun dapat memahaminya.

Ketika kita memberikan banyak informasi dengan cara yang rumit, itu akan memaksa otak pendengar bekerja sangat keras. Hal itu harus menggunakan banyak energi untuk mengubah konteks dan memproses semua potongan data berbeda yang masuk.

Otak kita juga bekerja keras, karena otak harus mengingat dan menyatukan semuanya. Oleh karena itu, penting untuk meringkas dan memprioritaskan apa yang paling penting.

Dengan demikian, otak bisa memproses lebih cepat dan mengingat lebih baik. Konsep ini dapat diterapkan tidak hanya saat ingin melatih atau mengajar seseorang, tetapi juga saat meninjau diri sendiri.

Dalam berbagai hal, Einstein dikenal sangat cerdik tentang bagaimana memaksimalkan pembelajaran dan mencapai lebih banyak.

Hal ini sejalan dengan studi tentang otak dan psikologi yang menunjukkan bahwa jangan menjadi takut dalam belajar, tapi selami, pelajari, dan lakukan lebih banyak.




(faz/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads