Empat sukarelawan NASA mulai menjalani misi hidup di Mars selama 378 hari. Misi ini hanya simulasi yang dilakukan di darat.
Misi ini adalah simulasi permukaan Mars pertama selama tiga tahun. Selama misi, anggota kru akan tinggal dan bekerja di habitat cetak 3D seluas 1.700 kaki persegi atau sekitar 158 meter persegi.
Tujuan misi simulasi Mars adalah untuk mengeksplorasi apa yang diperlukan untuk bertahan hidup dan berkembang di Planet Merah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidup di Habitat Mars, Tapi Hanya Simulasi di Bumi
Empat sukarelawan tersebut adalah Kelly Haston yang merupakan komandan/pemimpin misi simulasi habitat Mars, insinyur penerbangan Ross Brockwell, petugas medis Nathan Jones, dan petugas sains Anca Selariu.
Mereka akan melakukan misi sains di Bumi melalui eksplorasi yang disebut Analog Eksplorasi Kesehatan dan Kinerja Kru (Crew Health and Performance Exploration Analog/CHAPEA).
"Ini adalah misi berbasis darat di mana para peneliti akan mensimulasikan tantangan misi manusia ke Mars, termasuk keterbatasan sumber daya, kegagalan peralatan, penundaan komunikasi, dan tekanan lingkungan lainnya," terang NASA, dikutip dari laman India Today.
Apa Saja yang Dilakukan dalam Simulasi?
Dalam simulasi hidup di habitat Mars, aktivitas kru utama terdiri dari simulasi perjalanan ruang angkasa, termasuk realitas virtual, komunikasi, pertumbuhan tanaman, persiapan dan konsumsi makanan, olahraga, aktivitas kebersihan, pekerjaan pemeliharaan, waktu pribadi, pekerjaan sains, dan tidur.
Selain itu, anggota kru juga akan menghabiskan waktu untuk mengoperasikan elemen robot dari jarak jauh, yang kemungkinan akan diperlukan oleh kru nyata di Mars untuk memperluas kemampuan eksplorasi mereka.
Mereka juga akan bertanggung jawab untuk mengendalikan drone mirip helikopter dan robot keliling.
Para kru akan bekerja berpasangan di dalam habitat untuk mengoperasikan drone dan robot untuk melakukan survei daerah terpencil dan mengidentifikasi serta mengambil sampel batuan.
"Simulasi akan memungkinkan kami untuk mengumpulkan data kinerja kognitif dan fisik untuk memberi kami lebih banyak wawasan tentang dampak potensial dari misi jangka panjang ke Mars terhadap kesehatan dan kinerja awak," kata Grace Douglas, penyelidik utama CHAPEA.
"Pada akhirnya, informasi ini akan membantu NASA membuat keputusan berdasarkan informasi untuk merancang dan merencanakan misi manusia yang sukses ke Mars," imbuhnya.
Sebagai informasi, NASA sendiri akan merencanakan tiga misi analog semacam ini untuk lebih memahami persyaratan habitat di tetangga kosmik kita.
Sementara misi analog satu dimulai tahun ini, misi kedua akan dilakukan pada 2025, dan misi ketiga akan ditindaklanjuti pada 2026.
(faz/nwk)