Bison jadi buruan orang asli Amerika sejak 6.000 tahun lalu. Jejaknya tersimpan di kedalaman 9 meter di bawah permukaan jurang Rocky Mountains, Alberta, Kanada. Tempat itu dikenal sebagai tempat kerbau Amerika jatuh ke jurang.
Bison (Bison bison) adalah keluarga kerbau liar yang masih dapat ditemukan di Amerika Utara. Bedanya dengan kerbau Indonesia terletak pada punuk dekat leher, rambut yang lebih tebal, dan jenggot, yang akan rontok di musim semi dan musim panas.
Kerbau Jatuh ke Jurang
Semula, peneliti menemukan kerangka kerbau Amerika, sisa jalan setapak, dan sisa kamp orang asli Amerika, Blackfoot, di barat daya Alberta, Kanada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan tersebut mengungkap bahwa orang asli hidup di dataran Amerika Utara tersebut sekitar 6.000 tahun lalu, dikutip dari laman World Heritage Convention (WHC) UNESCO.
Lebih lanjut, tim peneliti mendapati bahwa orang asli Amerika memanfaatkan topografi wilayah yang memiliki jurang-jurang serta perilaku bison.
Diperkirakan, para orang asli menggiring kerbau Amerika tersebut sehingga berlari ke arah jurang setinggi 10 meter dan jatuh.
Bangkai bison tersebut kemudian disembelih. Dagingnya dijadikan stok bahan makanan, sedangkan bulu, kulit, dan tulangnya dijadikan bahan pakaian, perkakas, dan tempat tinggal. Praktik ini diperkirakan berlangsung 5.800 SM - 1850.
Jejaknya kemudian tersisa di kawasan berumput seluas 3.626 hektare. Salah satunya yakni sisa-sisa penanda batu untuk mengarahkan bison ke tebing. Di samping itu, peneliti menemukan sisa-sisa tulang kerbau Amerika itu di kaki-kaki tebing.
Jadi Situs Warisan Dunia
Situs tersebut kelak dikenal dengan nama Head-Smashed-In Bufallo Jump, alias situs Lompatan Kerbau dengan Kepala Remuk.
Praktiknya hari ini dapat dianggap sebagai animal cruelty, mengingat sudah ada beragam cara yang tidak menganiaya untuk mendapatkan bahan makanan.
Di sisi lain, WHC UNESCO menjelaskan, situs Head-Smashed-In Bufallo Jump yang terawetkan hari ini menjadi saksi tradisi komunal orang Blackfoot, orang asli setempat dalam berburu bison. Area ini juga menjadi saksi orang dataran tinggi yang bertahan hidup dengan adanya kawanan hewan selama lebih dari 5.000 tahun.
Orang-orang Blackfoot merupakan masyarakat petarung. Nama Blackfoot merujuk pada 3 suku, yaitu orang suku Siksika, Kainai, dan Piikani, yang berbicara dengan bahasa sama dan sepakat menjadi sekutu, seperti dikutip dari laman resmi Interpretive Center Head-Smashed-In Buffalo Jump World Heritage Site.
Situs Head-Smashed-In Bufallo Jump mencakup sisa cekungan pengumpul, tugu batu sebagai batas jalur berkendara, dan area pemotongan daging.
Di samping itu, berdasarkan penggalian arkeologi sejak 1960-an, ditemukan sisa tulang kerbau Amerika di lapisan-lapisan bawah tanah di masa prakedatangan orang Eropa.
Situs warisan dunia UNESCO sejak 1981 ini kini terancam tidak lagi sama karena erosi tebing meningkat akibat pola cuaca ekstrem.
Jumlah pengunjung yang meningkat juga membuat tekanan di permukaannya. Untuk itu, pengelola setempat menambah papan-papan penjelasan dan interpretasi situs dan membatasi akses ke arah tebing.
(twu/faz)