Dinosaurus Lapis Baja Ditemukan di Inggris, Hidup di Zaman Kapur Awal

ADVERTISEMENT

Dinosaurus Lapis Baja Ditemukan di Inggris, Hidup di Zaman Kapur Awal

Zefanya Septiani - detikEdu
Minggu, 25 Jun 2023 14:00 WIB
Dinosaurus ankylosaurus
Foto: BBC
Jakarta -

Meskipun telah punah, penelusuran akan kehidupan dinosaurus terus dilakukan. Ketekunan para peneliti membawa mereka akan penemuan spesies baru, yaitu dinosaurus lapis baja (Vecripelta barretti) yang masuk ke dalam kelompok ankylosaurus.

Dinosaurus lapis baja ditemukan di Formasi Wessex di Pulau Wight. Spesies ini menjadi dinosaurus dengan tubuh berlapis baja pertama dari Pulau Dinosaurus yang dideskripsikan dalam 142 tahun terakhir.

Stuart Pond, selaku penulis utama studi menjelaskan bahwa penemuan ini merupakan spesimen yang penting. Hal itu disebabkan karena temuan ini memberikan gambaran tentang keragaman ankylosaurus dalam formasi Wessex dan era awal Zaman Kapur di Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama hampir 142 tahun, semua sisa-sisa ankylosaurus dari Pulau Wight telah diidentifikasi sebagai Polacanthus foxii, dinosaurus terkenal dari pulau ini, sekarang semua temuan tersebut perlu diperiksa ulang karena kami telah mendeskripsikan spesies baru ini," ujarnya.


Hidup di Zaman Kapur Awal

Ternyata, spesies baru yang ditemukan oleh tim peneliti, berbeda dari Polacanthus foxii, ankylosaurus satu-satunya yang telah diketahui di Pulau Wight, dalam beberapa karakteristik kunci.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, sisa-sisa fosil dari Vecripelta menunjukkan perbedaan pada ruas tulang belakang leher dan punggung, struktur panggul, dan perisai bercabang seperti pisau.

Hubungan antar spesies ankylosaurus ini dipelajari oleh para peneliti menggunakan analisis filogenetik. Menariknya, para peneliti menemukan bahwa setiap spesies ini sebenarnya tidak terkait secara erat, seperti yang dikutip Science Daily.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa Vectipelta memiliki keterkaitan yang paling erat dengan beberapa ankylosaurus dari China. Hal ini menunjukkan bahwa dinosaurus pada masa Zaman Kapur Awal dapat bergerak dengan bebas dari Asia ke Eropa.

Spesies yang baru ditemukan ini menjelajahi Bumi pada Zaman Kapur Awal, waktu di mana sisa-sisa fosil langka ada di seluruh dunia.

Menambah Pemahaman Tentang Kepunahan Massal Dinosaurus

Penemuan ini sekaligus menimbulkan pemahaman di mana kepunahan massal dinosaurus terjadi pada akhir zaman Jurasik.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman akan keanekaragaman dinosaurus saat ini penting untuk memahami peristiwa kehidupan pada masa lampau.

Sayangnya, sisa-sisa peninggalan batuan dari masa tersebut tidak ditemukan di Amerika Utara. Hal itu menyebabkan Formasi Wessex dan Pulau Wight menjadi daerah yang sangat penting untuk mengungkap peristiwa kepunahan massal dan bagaimana kehidupan dapat pulih kembali.

Diketahui, pada masa tersebut, Pulau Wight memiliki iklim yang mirip dengan Mediterania dan merupakan dataran banjir yang ditutupi oleh sistem sungai yang besar dan berkelok-kelok.

Selain itu, diketahui banjir juga pernah terjadi pada wilayah ini yang meninggalkan fosil hingga saat ini.

Banjir akan mencuci materi organik seperti tumbuhan, kayu, dan tubuh dinosaurus bersama-sama. Saat banjir telah surut, materi organik akan terisolasi dalam kolam di dataran banjir yang mengering dan akhirnya terkubur dalam tanah lempung.

Pada akhirnya proses tersebut menjadikan materi organik sebagai fosil yang kita temukan saat ini.

Penamaan Spesies Baru Dinosaurus

Spesies dinosaurus yang baru ditemukan diberi nama menurut Profesor Paul Barrett dari Natural History Museum (NHM). Hal itu untuk menghargai Paul atas pengaruhnya dalam paleontologi vertebrata.

"Saya dan beberapa penulis lain dalam studi ini telah dipandu atau diawasi oleh Paul sepanjang karier kami, dan kami menyadari bahwa Paul belum memiliki dinosaurus yang dinamai menurut namanya. Dia sangat berpengaruh dalam paleontologi vertebrata, dan dia adalah otoritas terkemuka dunia tentang dinosaurus," ungkap penulis studi senior Dr Susannah Maidment.

"Kami benar-benar ingin berterima kasih kepadanya atas dukungan dan bimbingannya, jadi kami memutuskan untuk memberi nama organisme yang bergerak lambat dan berduri seperti ini menurut namanya," tambahnya, yang telah telah menerbitkan 220 makalah ilmiah selamat bekerja di NHM selama 20 tahun.

Tim peneliti saat ini optimis, mereka akan menemukan lebih banyak spesies pada area ini di masa depan.

Dr Maidment, mengungkapkan mereka telah memiliki iguanodontia baru yang tengah dipersiapkan untuk diteliti.

"Saya pikir kami memiliki setidaknya dua takson baru dalam koleksi. Mengenai ankylosaurus, mereka agak jarang, jadi saya pikir kita perlu tetap waspada," tutur Dr Maisment.

Saat ini, dinosaurus lapis baja telah menjadi bagian dari koleksi penting dalam skala internasional yang disimpan di Museum Pulau Dinosaurus, yang dioperasikan oleh Dewan Pulau Wight.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads