Jika berbicara mengenai siklus hidrologi, salah satu proses yang terjadi yaitu presipitasi. Presipitasi adalah proses dimana awan mencair karena suhu udara yang tinggi dan menyebabkan terjadinya hujan.
Presipitasi merupakan faktor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di suatu daerah aliran sungai. Untuk membahas lebih lanjut mengenai presipitasi, simak artikel ini hingga akhir ya detikers.
Pengertian Presipitasi
Dilansir buku Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (2023) Karya Chay Asdak, presipitasi merupakan curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presipitasi juga merupakan peristiwa klimatik yang bersifat alamiah, yaitu perubahan bentuk dari uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat dari proses kondensasi.
Bentuk-bentuk Presipitasi
Dikutip dari Modul Hidrometeorologi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM, berikut merupakan bentuk-bentuk dari presipitasi:
- Gerimis: tetes dengan diameter <0,5 mm, intensitas <1 mm/jam
- Hujan: tetes dengan diameter >0,5 mm, intensitas >1,25 mm/jam
- Salju: kristal es putih bergumpal dalam bentuk serpihan
- Batu Es Hujan: bola es >5 mm, butir es <5 mm
- Vigra: partikel air es yang jatuh dari awan tapi menguap sebelum mencapai permukaan bumi
- Kabut: kabut seperti awan terdiri atas tetesan air kecil yang mengapung di udara
- Embun: air mengembun pada objek di dekat tanah yang suhunya di atas titik beku namun di bawah suhu titik embunnya. Namun jika air mengembun pada suhu dibawah titik beku, maka disebut embun beku.
Peran Presipitasi
Masih dilansir dari sumber yang sama, presipitasi memiliki peran yang sangat penting dalam siklus hidrologi. Peran presipitasi yaitu sebagai masukan atau input. Presipitasi yang turun akan mengalami proses berupa interaksi dengan tutupan lahan, permukaan tanah, hingga lapisan bawah tanah dan mengalir ke tempat yang paling rendah seperti waduk, embung, maupun laut, setelah itu akan kembali mengalami evaporasi dan membentuk butiran air di atmosfer.
Selama air berada pada proses transportasi dari hulu hingga hilir, terjadi banyak sekali proses serta pemanfaatan terhadapnya, baik pemanfaatan oleh flora dan fauna, maupun pemanfaatan oleh manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Proses Terjadinya Presipitasi
Masih dikutip dari buku Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (2023) Karya Chay Asdak, proses terjadinya presipitasi diawali ketika sejumlah uap air di atmosfer bergerak ke tempat yang lebih tinggi dikarenakan adanya perbedaan tekanan uap air. Uap air akan bergerak dari tempat yang memiliki tekanan uap air lebih besar ke tempat dengan tekanan uap air lebih kecil.
Uap air yang bergerak ke tempat yang lebih tinggi (dengan suhu udara menjadi lebih rendah) tersebut pada ketinggian tertentu akan mengalami penjenuhan. Apabila hal tersebut diikuti dengan terjadinya kondensasi, uap air tersebut akan berubah bentuk menjadi butiran-butiran air hujan.
Atau sederhananya, hujan dapat terjadi karena adanya perpindahan massa air basah ke tempat yang lebih tinggi sebagai respons adanya perbedaan tekanan udara antara dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Namun mekanisme berlangsungnya hujan melibatkan tiga faktor utama, dengan kata lain, hujan akan terjadi apabila berlangsung tiga kejadian sebagai berikut:
- Kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai saatnya atmosfer menjadi jenuh.
- Terjadi kondensasi atas partikel-partikel uap air di atmosfer.
- Partikel-partikel uap air tersebut bertambah besar sejalan dengan waktu untuk kemudian jatuh ke bumi dan permukaan laut karena gaya gravitasi.
Tipe-tipe Hujan
Masih pada sumber yang sama, berikut merupakan tipe-tipe hujan yang umum dijumpai di daerah tropis:
1. Hujan Konvektif (Convectional Storms)
Tipe hujan ini disebabkan karena adanya perbedaan panas yang diterima permukaan tanah dengan panas yang diterima oleh lapisan udara di atas permukaan tanah tersebut.
Perbedaan panas ini biasanya terjadi pada akhir musim kering yang akan menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi sebagai hasil proses kondensasi massa air basah pada ketinggian di atas 15 km.
2. Hujan Frontal (Frontal/Cyclonic Storms)
Tipe hujan ini umumnya disebabkan oleh bergabungnya dua massa udara yang berbeda suhu dan kelembaban. Pada tipe hujan ini, massa udara lembab yang hangat dipaksa bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Hujan badai dan hujan monsoon adalah tipe hujan frontal yang umum dijumpai.
3. Hujan Orografik (Orographic Storms)
Tipe hujan ini umumnya terjadi di daerah pegunungan, yaitu ketika massa udara bergerak ke tempat yang lebih tinggi mengikuti bentang lahan pegunungan sampai saatnya terjadi proses kondensasi.
Saat massa udara melewati daerah bergunung, pada lereng ketika angin berhembus maka akan terjadi hujan orografik. Besarnya intensitas hujan orografik cenderung menjadi lebih besar dengan meningkatnya ketebalan lapisan udara lembab di atmosfer yang bergerak ke tempat yang lebih tinggi.
Tipe hujan ini juga dianggap sebagai pemasok air tanah, danau, bendungan, dan sungai karena berlangsung di daerah hulu daerah aliran sungai.
Demikian penjelasan mengenai presipitasi, mulai dari pengertian, bentuk, peran, proses terjadinya, hingga tipe-tipe hujan. Semoga bermanfaat detikers!
(fds/fds)