Sejak di bangku sekolah hingga saat ini, kita selalu dikenalkan dengan istilah pemanasan global, atau global warming. Topik ini tak pernah luput dibahas, dengan tujuan membangun kesadaran, mencari penyebabnya, untuk kemudian merumuskan upaya mengatasinya.
Dirangkum dari berbagai sumber, ciri utama dari pemanasan global, sesuai namanya, adalah suhu panas di bumi yang dapat dirasakan secara global. Penyebabnya pun bermacam-macam. Simak artikel berikut untuk mengetahui apa itu pemanasan global, penyebab, serta upaya mengatasinya.
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan fenomena global yang hampir tak pernah habis dibicarakan. Mengutip laman Kemdikbud, pemanasan global ditandai dengan kondisi bumi yang semakin panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor utama pemanasan global sendiri pada dasarnya adalah kegiatan manusia yang menggunakan bahan fosil dan alih guna lahan. Akibatnya, kegiatan tersebut menyebabkan peningkatan produksi gas-gas hingga menumpuk di atmosfer, utamanya gas karbon dioksida (CO2).
Membahas pemanasan global, fenomena ini erat hubungannya dengan efek rumah kaca (greenhouse effect). Efek rumah kaca merupakan istilah untuk menyebut peningkatan suhu bumi yang cukup ekstrim karena adanya suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi. Tak hanya itu, efek rumah kaca disebabkan oleh pantulan sinar matahari dari benda-benda di dalam rumah kaca yang tak bisa menembus dinding kaca. Oleh karena itu, udara panas terjebak, sehingga dinamakan sebagai efek rumah kaca.
Penyebab Pemanasan Global
Mengutip dari artikel Pemanasan Global (Global Warming) yang ditulis oleh Mohammad Ramlan, penyebab utama pemanasan global adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan zat-zat kimia yang mencemari lingkungan. Contohnya, batubara, minyak, dan bahan alam lain yang digunakan untuk menghasilkan energi dan menjalankan pabrik-pabrik.
Pabrik-pabrik yang dijalankan dengan bahan alam tersebut memang bermanfaat bagi roda kehidupan dan perekonomian negara dan masyarakat. Namun, sisi negatifnya, penggunaan bahan alam yang terus-menerus menyebabkan produksi emisi gas semakin meningkat.
Selain itu, pemanasan global juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara aktivitas manusia dengan daya dukung lingkungan. Sederhananya, jumlah industri yang kian bertambah setiap tahunnya secara tak langsung menyebabkan lalu lintas dan kehidupan yang semakin padat. Berikutnya, jika hal ini tidak dibarengi dengan dukungan alam, misalnya, penambahan jumlah pohon untuk menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, maka keseimbangannya akan terganggu.
Sudah menjadi fakta umum bahwa pabrik merupakan penghasil limbah yang paling besar. Apabila limbah tadi hanya dibuang tanpa bantuan alam untuk mengolahnya kembali, maka hal ini dapat mencemari air dan udara di sekitarnya. Akibatnya, zat kimia hasil dari limbah-limbah tersebut jumlahnya melebihi batas dan bercampur dengan berbagai jenis gas, yang selanjutnya menyebabkan pemanasan global.
Sementara itu, ditinjau dari aspek mesin-mesin yang dipakai untuk menjalankan industri, bahan bakar yang digunakan khususnya adalah minyak bumi. Tentu, hasil pembakaran bahan bakar tersebut tak lain adalah unsur CO dan CO2. Kedua gas ini lama-kelamaan akan menyebabkan suhu bumi mengalami peningkatan. Jika sampai keduanya menumpuk di udara dan terjebak di atmosfer bumi, maka bumi menjadi lebih panas hingga disebut sebagai pemanasan global atau global warming.
Upaya Mengatasi Pemanasan Global
Pemanasan global yang ditandai dengan panasnya suhu bumi, menyebabkan ketidaknyamanan di masyarakat. Akan tetapi, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi pemanasan global ini. Mengutip dari artikel Pemanasan Global (Global Warming) yang ditulis oleh Mohammad Ramlan, berikut upaya untuk mengatasi pemanasan global.
- Menanam pohon, karena pohon merupakan elemen bumi terpenting yang dapat menghirup CO2 dari udara untuk kemudian melepaskan O2 yang dihirup manusia
- Membersihkan material membusuk, yakni material organik dan anorganik, yang mengandung CO2. Dengan begitu, hal ini dapat mencega produksi CO2 jadi semakin banyak
- Menginjeksikan gas CO dan CO2 yang terhisap cerobong asap ke dalam sumur-sumur minyak bumi
- Membangun berbagai pembangkit listrik yang berbahan bakar non fossil, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air, Angin, Surya, Nuklir, Fuel Cell, dan Pembangkit Listrik dan Panas Cogen/CHP (Combined Heat and Power)
- Melakukan penghematan energi, khususnya di industri, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, bangunan komersial, dan transportasi
- Mentransformasikan kendaraan pribadi menjadi berbahan listrik, tenaga surya, hybrid, dan fuel cell
- Melakukan perbaikan pipa-pipa gas atau BBM yang bocor untuk mencegah terjadinya penyebaran gas
(fds/fds)