Alat musik tradisional merupakan sejumlah alat musik yang pembuatan, penggunaan, dan berkembangnya di suatu wilayah berlangsung di tengah masyarakatnya. Lazimnya, tidak diketahui siapa pencipta alat musik tradisional. Keberadaan alat musik tradisional sudah ada sejak zaman dahulu sehingga saat ini menjadi warisan nenek moyang yang harus senantiasa dijaga.
Di Indonesia, alat musik tradisional terdiri dari beragam jenis bentuk, bahan pembuatan, hingga fungsinya.Semakin berkembangnya waktu, beberapa alat musik tradisional pun bisa dimainkan menggunakan nada-nada yang lebih modern.
Fungsi alat musik tradisional pun beragam, mulai dari pengiring kegiatan keagamaan, meningkatkan semangat, menyemarakkan upacara, mengiringi tarian, hingga alat penghibur untuk diri sendiri maupun banyak orang. Meski Indonesia punya banyak jenis alat musik tradisional, tetapi eksistensinya saat ini sudah tergeser oleh alat-alat musik yang lebih modern. Oleh karena itu, penting bagi generasi sekarang untuk mengenali alat musik tradisional apa aja yang masih ada dan harus tetap melestarikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar Alat Musik Tradisional Nusantara
Mengutip buku Ensiklopedia Alat Musik Tradisional karya R Toto Sugiarto dkk (2021), berikut jenis-jenis alat musik tradisional nusantara beserta asal daerahnya. Perlu digarisbawahi, alat musik di satu daerah dengan daerah lainnya bisa jadi sama karena berdekatan atau karena kesamaan pembuatan, tetapi penggunaannya dapat berbeda.
1. Rebana (Bengkulu)
Alat musik tradisional rebana terbuat dari bahan kayu sebagai kerangkanya dan kulit lembu yang menutupi sisi kerangkanya.
2. Gamelan (Jawa Tengah)
Gamelan adalah alat musik tradisional yang terdiri dari beberapa alat atau seperangkat alat musik yang kebanyakan tergolong ke dalam alat musik perkusi. Beberapa alat musik tradisional gamelan ini terbuat dari bahan perunggu disertai dengan tempat menaruh yang terbuat dari kayu.
3. Gambus (Jawa Timur)
Sama seperti gamelan, gambus terdiri dari seperangkat alat yang terdiri dari krincing, dap, rebana, ketipung, dan marowis. Alat musik gambus biasanya ditabuh untuk mengiringi lagu-lagu yang bertemakan Islam.
4. Kotobong (Kalimantan Barat)
Kotobong mirip seperti gendang yang terbuat dari kayu dan kulit kambing. Alat musik ini dimainkan untuk mengiringi gendang perang, tarian Gondan dan tarian Gawai.
5. Serunai (Aceh)
Alat musik tradisional khas Aceh ini terbuat dari kayu, kuningan, dan tembaga. Serunai dari kayu dibuat dari beberapa jenis batang tumbuhan, seperti batang pohon nangka atau bambu. Biasanya, serunai dimainkan pada acara-acara hiburan. tarian atau penyambutan tamu kehormatan.
6. Celempong (Aceh)
Celempong merupakan alat musik tradisional yang cara memainkannya dengan dipukul bersama dengan alat musik pukul lainnya. Alat ini terdiri atas beberapa potongan kayu yang cara memainkannya yakni disusun di antara kedua kaki pemainnya.
7. Bedug (Bengkulu)
Bedug dalam bahasa daerahnya disebut sebagai dol. Bedug terbuat dari kayu dan kulit lembu yang menutupi kedua sisi batang tubuhnya.
8. Talempong (Sumatra Barat)
Alat musik talempong terbuat dari kuningan, namun ada juga yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong berbentuk bundar pada bagian bawahnya yang berlubang, sedangkan bagian atasnya menonjol.
9. Rindik (Bali)
Rindik adalah alat musik tradisional yang terbuat dari 11-14 bambu dengan panjang berbeda. Bentuk rindik mirip dengan kolintang yang sering ditemui dalam budaya suku-suku Melayu.
10. Burdah (Sumatra Selatan)
Burdah terbuat dari kayu dan kulit binatang. Ukuran burdah lebih kecil dari rebana, namun sama-sama dimainkan untuk mengiringi lagi-lagu Islami.
11. Keso-keso (Sulawesi Selatan)
Keso-keso adalah alat musik tradisional yang sejenis dengan rabab, tetapi biasanya digunakan dalam mengiringi upacara adat.
12. Angklung (Jawa Barat)
Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Cara memainkan angklung adalah dengan menggoyangkannya menggunakan kedua tangan.
13. Gerdek (Kalimantan)
Gerdek merupakan alat musik tradisional yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
14. Gandang Tabuik (Sumatera Barat)
Gandang tabuik terbuat dari tiga jenis bahan yakni kayu, rotan, atau bambu. Tabuik biasanya digunakan dalam mengiringi upacara besar atau Upacara Tabuik setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.
15. Bansi (Sumatera Barat)
Bansi memiliki bentuk yang mirip saluang, namun ukurannya lebih pendek dan memiliki tujuh lubang nada. Alat musik ini bisa dimainkan untuk mengiringi lagu tradisional maupun modern.
16. Serangko (Jambi)
Serangko adalah sejenis alat musik tiup yang pada zaman dulu digunakan untuk memberitahu telah terjadi musibah kematian pada salah satu warga di Jambi.
17. Polopalo
Polopalo terbuat dari bambu dengan bentuknya yang mirip dengan garputala. Polopalo dimainkan dengan cara dipukulkan pada lutut atau bagian tubuh lain para pemainnya secara bersama-sama.
18. Tanjidor (Jakarta)
Alat musik khas Betawi ini merupakan peninggalan kesenian pada abad ke-18, yakni saat Indonesia dijajah oleh Portugis. Tanjidor biasanya dimainkan dalam upacara pernikahan atau penyambutan tamu terhormat.
19. Arumba (Jawa Barat)
Arumba adalah seperangkat alat musik yang berbahan dasar bambu. Penampilan permainan arumba biasanya ditemui dalam tarian Jawa Barat. Awalnya arumba hanya memiliki nada pentatonis, namun saat ini sudah menggunakan nada diatonis.
20. Ceng-ceng (Bali)
Ceng-ceng adalah perangkat alat musik tradisional yang terdiri dari enam buah logam bundar di bagian atas. Ceng-ceng biasa dimainkan dengan cara memukulkan bagian tembaga bundar yang atas dengan bagian bundar yang di bawah.
Itulah daftar alat musik tradisional Nusantara beserta asal daerahnya. Semoga menambah wawasan baru detikers ya.
(twu/twu)