Toilet Elit Usia 2.500 Tahun Ungkap Penyebab Diare di Masanya

ADVERTISEMENT

Toilet Elit Usia 2.500 Tahun Ungkap Penyebab Diare di Masanya

Zefanya Septiani - detikEdu
Rabu, 31 Mei 2023 18:30 WIB
Dudukan toilet batu dari Armon ha-Natziv (kiri) dan House of Ahil (kanan).
Dudukan toilet batu kuno dari Armon ha-Natziv (kiri) dan House of Ahil (kanan). Foto: Y Billig dan F Vukosavovic
Jakarta -

Toilet berusia 2.500 tahun ditemukan di Yerusalem. Tim peneliti yang dipimpin University of Cambridge, Inggris memperkirakan, toilet ini berasal dari Kerajaan Yehuda yang disebutkan dalam Alkitab Perjanjian Lama.

Studi pada jamban dan endapan tinja kuno di dalamnya membawa tim peneliti pada temuan Giardia, parasit penyebab disentri. Disentri adalah penyakit infeksi usus akibat parasit dan bakteri. Dampaknya mulai dari kram perut, demam, dehidrasi, dan diare.

Jamban Milik Para Elit

Toilet-toilet kuno tersebut ditemukan di dua kompleks bangunan pada ekskavasi di Yerusalem. Kedua jamban berkursi batunya berdesain serupa. Ada permukaan melengkung dangkal untuk duduk, lubang tengah besar untuk buang air besar, dan lubang kecil di dekatnya untuk buang air kecil bagi pria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Toilet dengan lubang tinja dari waktu ini relatif jarang dan biasanya hanya dibuat untuk para elit," ungkap Mitchell.

Salah satu toilet ditemukan di properti mewah di Armon ha-Natziv yang dikeliingi taman hias. Situs ini diekskavasi pada tahun 2019.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan studi, kawasan ini adalah bagian pemerintahan Raja Manasye. Ia seorang raja bawahan di bagian wilayah Kekaisaran Asiria. Kekaisaran ini sendiri yang berkuasa selama lima puluh tahun pada pertengahan abad ke-7.

Toilet lainnya ditemukan pada bangunan rumah tangga yang dikenal sebagai Rumah Ahiel. Pada zaman dahulu, rumah tujuh ruangan ini dihuni keluarga kelas atas.

Tanggal pembuatan bangunan tersebut sulit diestimasi. Kendati demikian, beberapa memperkirakan bangunan tersebut berasal dari sekitar abad ke-8 SM.

Contoh Tertua Parasit Penyebab Diare

Sedimen tinja kuno di jamban tersebut memiliki jejak mikroorganisme bersel satu, yaitu Giardia duodenalis. Mikroorganisme ini merupakan penyebab umum diare pada manusia.

Tim peneliti mendapati, temuan ini menjadi contoh tertua parasit penyebab diare yang menginfeksi manusia. Sampel tinja ini diperkirakan berasal dari abad ke-7 SM, saat Yerusalem masih menjadi ibu kota Yehuda.

"Fakta bahwa parasit ini hadir dalam endapan dari dua lubang tinja Yerusalem Zaman Besi mengindikasikan bahwa disentri merupakan endemik di Kerajaan Yehuda," ungkap penulis utama studi, Dr Piers Mitchell dari Departemen Arkeologi Cambridge, dikutip dari laman University of Cambridge.

"Disentri adalah istilah yang menggambarkan penyakit usus yang disebabkan oleh parasit dan bakteri yang memicu diare, kram perut, demam, dan dehidrasi. Penyakit ini bisa berakibat fatal, terutama bagi anak-anak," jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa disentri dapat tersebar melalui tinja yang mencemari air minum atau makanan. Mitchell dan rekannya memperkirakan hal tersebut dapat menjadi masalah besar bagi kota-kota awal di Timur Dekat kuno karena kepadatan penduduk, cuaca panas, lalat, dan keterbatasan air saat musim panas.

Diare Disebutkan dalam Teks Medis Kuno Mesopotamia

Penggambaran terkait diare ternyata termuat dalam teks medis kuno dari Mesopotamia selama 1.000-2.000 SM. Teks ini berisi pernyataan bahwa diare memengaruhi penduduk di kawasan yang sekarang menjadi Timur Dekat dan Timur Tengah.

"Jika seseorang makan roti dan minum bir, dan kemudian perutnya kram, dia mengalami kram dan diare, maka setu (berkat) telah menyerangnya," disebutkan pada salah satu contoh bacaan yang terdapat dalam teks.

Diare dalam teks digambarkan menggunakan cara tulis kuneiform sebagai "sΓ  si-sΓ‘". Beberapa teks juga menuliskan mantra yang direkomendasikan untuk meningkatkan peluang pemulihan.

"Sumber-sumber tertulis awal ini tidak memberikan penyebab diare, tetapi mereka mendorong kita untuk menerapkan teknik modern untuk menyelidiki patogen mana yang mungkin terlibat," jelas Mitchell.

"Kita tahu dengan pasti bahwa Giardia adalah salah satu penyebab infeksi," tambahnya.

Penelusuran Keberadaan Giardia

Penyelidikan tinja kuno menerapkan teknik biologi molekuler yang disebut ELISA. Pada teknik ini, antibodi akan mengikat protein unik yang diproduksi spesies tertentu dari organisme bersel tunggal.

"Berbeda dengan telur parasit usus lainnya, protozoa penyebab disentri sangat rapuh dan sangat sulit dideteksi dalam sampel kuno melalui mikroskop tanpa menggunakan antibodi," kata salah satu penulis dan kandidat doktoral Cambridge, Tianyi Wang.

Studi sebelumnya menemukan jejak parasit Entamoeba yang juga penyebab disentri sejak 4.000 tahun lalu. Di samping itu, ditemukan juga infeksi pada pengguna toilet kuno Judea akibat parasit usus cacing cambuk, cacing pita, dan cacing kremi.

Tim peneliti kemudian melakukan pengujian akan keberadaan Entamoeba, Giardia, dan Cryptosporidium yang merupakan tiga mikroorganisme parasit penyebab diare, serta mikroorganisme di balik wabah disentri. Hasilnya, pengujian untuk Entamoeba dan Cryptosporidium ditemukan negatif, tetapi pengujian untuk Giardia berulang kali positif.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads