Kelebihan dan Kelemahan Teori Arus Balik Hindu-Buddha di Indonesia

ADVERTISEMENT

Kelebihan dan Kelemahan Teori Arus Balik Hindu-Buddha di Indonesia

Izzah Putri Jurianto - detikEdu
Rabu, 24 Mei 2023 13:48 WIB
Pekerja membersihkan lumut yang tumbuh pada relief candi Tegowangi menggunakan lidi di Desa Tegowangi, Kediri, Jawa Timur, Selasa (21/2/2023). Candi Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400 masehi tersebut dibersihkan lumutnya secara berkelanjutan guna mencegah keroposnya relief terutama saat musim hujan. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Jakarta -

Masyarakat di Indonesia awalnya menerapkan sistem pemerintahan desa dengan pimpinan kepala suku. Baru setelah ajaran Hindu Buddha masuk, corak baru di sistem pemerintahan terlihat, yang selanjutnya memulai kemunculan berbagai kerajaan di Indonesia.

Dari abad IV Masehi, sudah ada beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia. Merujuk pada Modul Belajar Mandiri IPS-Sejarah yang diterbitkan Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), deretan kerajaan Hindu antara lain Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit. Sementara itu, kerajaan Buddha ada Kalingga dan Sriwijaya. Ada pula kerajaan Hindu-Buddha, yakni Mataram Kuno.

Selanjutnya, berbagai teori dicetuskan untuk menjelaskan bagaimana ajaran Hindu-Buddha bisa masuk dan disebarluaskan di Indonesia, salah satunya adalah teori arus balik. Berikut ini adalah rangkuman tentang teori arus balik, lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Teori Arus Balik

Teori arus balik dikemukakan pertama kali oleh F.D.K Bosch. Sesuai namanya, teori arus balik mencerminkan persebaran ajaran Hindu yang dibawa 'kembali' oleh orang-orang Indonesia yang belajar langsung di India.

Mereka inilah yang secara aktif membuat tingkat persebaran ajaran Hindu di Indonesia semakin tinggi. Menurut pendapat Bosch, para cendekiawan yang belajar ke India ini menumpang kapal-kapal dagang.

ADVERTISEMENT

Kelebihan Teori Arus Balik

Teori arus balik punya kelebihan dalam segi keefektifan. Seperti yang kita tahu, teori arus balik meyakini bahwa kunci persebaran agama Hindu di Indonesia dimulai oleh rakyatnya sendiri. Mereka datang langsung ke India untuk mempelajari agama Hindu.

Kemudian, setelah ilmunya terkumpul, orang-orang yang sudah belajar tadi akan kembali ke Indonesia untuk menyebarkan ajaran Hindu di sini. Dengan begitu, proses penyebaran jadi lebih mudah. Sebab, proses komunikasi lebih lancar karena menggunakan bahasa yang sama. Di samping itu, mereka lebih paham akan kondisi sosial, adat, dan budaya di Indonesia.

Tidak hanya melihat dari aspek efektivitasnya, teori arus balik semakin kuat karena dibuktikan oleh keberadaan prasasti Nalanda. Dikutip dari RPP Sejarah Indonesia Kelas X dari SMK Negeri 4 Garut, peninggalan tersebut menjelaskan tentang adanya pembangunan wihara untuk para pelajar dari Kerajaan Sriwijaya yang menimba ilmu di India.

Kelemahan Teori Arus Balik

Di samping punya kelebihan, ada satu kelemahan yang membuat teori arus balik kurang diyakini. Saat itu, orang-orang Indonesia dinilai tergolong kelompok yang sifatnya pasif. Makanya, teori arus balik yang mengatakan bahwa mereka belajar agama Hindu-Buddha ke India tampak kurang akurat.

Teori Pembawa Agama Hindu Buddha ke Indonesia

Mengutip Diktat Kuliah Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha yang ditulis Sudrajat, M. Pd., terdapat setidaknya empat teori yang menyebutkan tentang masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia.

1. Teori Brahmana

Teori ini menyebutkan bahwa masuknya ajaran Hindu ke Indonesia dimulai dari kaum Brahmana.

2. Teori Ksatria

Teori ksatria meyakini bahwa para ksatria dari India adalah orang-orang yang berperan penting dalam menyebarkan agama Hindu. Selanjutnya, mereka juga mendirikan kerajaan-kerajaan Hindu.

3. Teori Waisya

Menurut teori Waisya, agama Hindu disebarkan oleh orang-orang India berkasta Waisya, yang terdiri dari kelompok-kelompok pedagang.

4. Teori Arus Balik

Terakhir, teori arus balik condong kepada kepercayaan bahwa orang Indonesia sendiri yang menyebarkan ajaran Hindu di negara ini. Awalnya, mereka datang ke India untuk belajar Hindu, barulah ilmu yang didapat disebarkan di Indonesia.




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads