Sriwijaya adalah sebuah kekuasaan maritim yang berpusat di daerah Palembang, Sumatera Selatan pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Meski Sriwijaya memiliki daerah kekuasaan yang luas dan kuat dibidang perdagangan, namun sebutan "kedatuan" lebih tepat digunakan daripada "kerajaan" untuk menggambarkan strukturnya.
Menurut Pradhani dalam Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dalam Hukum Indonesia Kini, salah satu aspek yang kuat di Kerajaan Sriwijaya adalah kemaritimannya. Bahkan, Sriwijaya juga memiliki aturan wilayah maritim. Untuk mengetahui alasan lengkap mengapa Sriwijaya disebut kedatuan, baca penjelasan berikut ini.
Alasan Sriwijaya Disebut Kedatuan
Berikut alasan mengapa Sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sistem Pemerintahan Kurang Kuat
Sriwijaya tidak memiliki sistem pemerintahan yang kental seperti kerajaan-kerajaan pada umumnya ketika masa itu. Pada umumnya, kerajaan-kerajaan yang berdiri dimasa itu menjalankan sistem pemerintahan dan politik yang sangat kuat.
2. Pusat Perdagangan
Sriwijaya saat itu lebih berfokus pada bidang perdagangan. Oleh sebab itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan yang besar. Hal itu dibuktikan dengan kuat dan luasnya jaringan perdagangan dengan negara-negara tetangga seperti India, Tiongkok dan Arab.
3. Penyebaran Agama
Selain alasan di atas, Sriwijaya disebut kedatuan karena adanya proses penyebaran agama yang kuat. Di masanya, Sriwijaya memberikan andil besar dalam persebaran agama Buddha hingga se-Asia Tenggara.
4. Sistem Pemerintahan Fleksibel
Selain itu, Sriwijaya juga memiliki sistem pemerintahan yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan pada umumnya. Sriwijaya tidak memiliki raja yang memerintah secara langsung, melainkan diatur oleh seorang Mahapatih atau perdana menteri yang dipilih dari golongan bangsawan.
Dengan sistem pemerintahan yang fleksibel, memungkinkan Sriwijaya untuk lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kondisi politik.
Dapat disimpulkan, Sriwijaya disebut kedatuan karena sistem pemerintahan yang fleksibel dan berfokus memperkuat perdagangan serta penyebaran agama Buddha. Semoga dapat menambah pengetahuan kamu!
(hnh/fds)