Contoh Proposal Penelitian Beserta Jenis dan Strukturnya

ADVERTISEMENT

Contoh Proposal Penelitian Beserta Jenis dan Strukturnya

Nur Afifah Auliyah Sulasmi - detikEdu
Selasa, 16 Mei 2023 19:14 WIB
skripsi
Foto: ist.
Jakarta -

Proposal penelitian adalah dokumen yang berisi pengajuan penawaran ide, gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak tertentu.

Pengajuan proposal penelitian bertujuan agar kegiatan atau penelitian yang diajukan mendapat izin atau persetujuan dari pihak-pihak tertentu.

Selain itu, proposal penelitian juga berfungsi untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan serta tujuannya. Untuk lebih jelasnya simak contoh proposal penelitian berikut beserta jenis dan strukturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Proposal Penelitian

Berikut ini contoh proposal penelitian yang dikutip dari laman resmi Universitas Negeri Yogyakarta.

Judul Proposal Penelitian: Optimalisasi Perkuliahan Metodologi Penelitian Melalui Pendekatan Konstruktivis
Penulis: Anang Priyanto

ADVERTISEMENT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata kuliah Metodologi Penelitian merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa dalam mengikuti kuliah di program studi yang dipilihnya, tidak terkecuali bagi mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya mahasiswa prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Non Reguler angkatan 2006.

Mahasiswa prodi PKn angkatan 2006 saat ini memasuki kegiatan perkuliahan pada semester VI (enam) dan mendapat sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada semester VI (enam) termasuk mata kuliah Metodologi Penelitian.

Mata kuliah Metodologi Penelitian membekali mahasiswa agar mampu menguasai metode atau cara-cara melakukan penelitian yang benar.

Melakukan penelitian merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa untuk menyusun tugas akhir skripsi (TAS) yang merupakan tugas wajib bagi setiap mahasiswa prodi PKn untuk meraih gelar kesarjanaan (S1).

Dengan mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian diharapkan mahasiswa mampu melakukan penelitian dengan benar sesuai kaidah-kaidah metodologi penelitian. Mengikuti kuliah Metodologi Penelitian menjadikan mahasiswa terampil melakukan penelitian dengan benar.

Keterampilan melakukan penelitian adalah bekal keberhasilan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Inilah yang menjadi tujuan utama dari kegiatan kuliah Metodologi Penelitian.

Ketercapaian tujuan mata kuliah Metodologi Penelitian segera terwujud jika kegiatan perkuliahannya dilaksanakan dengan optimal, artinya kegiatan perkuliahan yang melibatkan dosen dan mahasiswa harus dilaksanakan seideal mungkin.

Dosen dan mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Sarana dan prasarana perkuliahan haruslah tersedia dengan baik dan media perkuliahan memadai sesuai silabus mata kuliah Metodologi Penelitian.

Di samping itu yang paling penting ialah bahwa kegiatan perkuliahan haruslah terpusat pada mahasiswa (student centered). Mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan untuk dapat mengkonstruksi dan menemukan konsep-konsep ilmu tentang metode penelitian.

Kemampuan mengkonstruksi mahasiswa dapat dibangun melalui kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis menempatkan mahasiswa sebagai subjek belajar yang mandiri untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri.

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Namun pada kenyataannya pada awal berlangsungnya kegiatan kuliah nampak sebagian besar mahasiswa yang mengikuti kuliah sulit memahami pentingnya metode penelitian yang benar bagi mahasiswa.

Hal ini terbukti dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dosen tentang pembuatan proposal penelitian, tidak ada satupun mahasiswa yang berani menjawab pertanyaan tersebut dan bahkan sebagian besar mahasiswa (empat puluh lima mahasiswa) yang mengikuti kuliah bersikap pasif dengan menunggu penjelasan dari dosen, dan banyak mahasiswa sulit memahami pentingnya pembuatan proposal yang benar bagi suatu kegiatan penelitian.

Nampaknya mahasiswa terbiasa dan lebih senang mendengarkan ceramah dosen ketimbang harus aktif melakukan kegiatan. Jika dibiarkan akan mempengaruhi kemampuan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian, dan pada akhirnya berpengaruh pada lambatnya penyelesaian tugas akhir skripsi.

Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dilakukan tindakan agar perkuliahan Metodologi Penelitian dapat berlangsung optimal dengan hasil yang memuaskan, dan pada akhir perkuliahan Metodologi Penelitian setiap mahasiswa dapat menyusun sebuah proposal penelitian yang siap dikonsultasikan kepada pembimbing untuk segera dilaksanakan penelitian sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir skripsi.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut tidak lain adalah melalui perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis membangun pemahaman mahasiswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal, dan perkuliahan dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan (Bahan Sosialisasi KTSP Depdiknas RI 2006).

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Bagaimana mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian mahasiswa program studi PKn angkatan 2006 (NR) melalui pendekatan konstruktivis?

2. Pemecahan Masalah

Untuk pemecahan masalah dilakukan beberapa kegiatan antara lain membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan sarana dan alat bantu, mempersiapkan cara merekam kegiatan, serta melaksanakan kegiatan yang mengacu pada silabus mata kuliah Metodologi Penelitian, melakukan analisis data.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut akan diketahui terjadinya proses perkuliahan yang menggunakan pendekatan konstruktivis, dan aktivitas serta partisipasi yang tinggi dari mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian.

Kemudian perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis sebagai bentuk tindakan ini dilakukan melalui tiga tahap, di mana tahap kedua merupakan perbaikan atas tahap pertama dan tahap ketiga merupakan perbaikan kekurangan atas hasil tindakan tahap kedua.

Indikator keberhasilan kegiatan ini dapat diketahui dari:

a. Partisipasi mahasiswa yang tinggi, aktivitas mahasiswa yang tinggi, gairah dan ekspresi mahasiswa yang antusias, variasi penggunaan media dan alat bantu, yang dapat diketahui dari observasi dosen dan peneliti dalam setiap siklusnya;

b. Sikap positif mahasiswa terhadap perkuliahan Metodologi Penelitian dengan pendekatan konstruktivis yang diperoleh melalui angket skala sikap pada setiap siklusnya;

c. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun rancangan penelitian, mulai dari membuat latar belakang masalah, merumuskan masalah, menentukan teori dasar yang digunakan, menentukan cara-cara melakukan penelitian dari penentuan subjek penelitian ataupun responden, menentukan sampel, menentukan teknik pengumpulan data, melakukan validasi data, menyusun angket, hingga menentukan analisis data. Hal ini dapat dilihat dari proposal penelitian yang dihasilkan mahasiswa.

C. Tujuan Penelitian

Mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian mahasiswa prodi PKn angkatan 2006 melalui pendekatan konstruktivis.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah:

1. Dapat dijadikan bahan kajian dosen pada umumnya dan dosen prodi PKn pada khususnya untuk lebih memahami pendekatan konstruktivis dalam penerapannya pada kegiatan kuliah mata kuliah masing-masing dengan benar.

2. Dapat meningkatkan pengetahuan Metodologi Penelitian mahasiswa, terutama cara-cara melakukan penelitian yang benar.

3. Dapat dijadikan acuan bagi dosen prodi PKn untuk lebih meningkatkan kualitas perkuliahan untuk tercapainya standar kompetensi yang ditetapkan.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran

Pendekatan konstruktivis dapat didefinisikan sebagai tempat di mana peserta didik dapat bekerja sama dan saling mendukung saat mereka menggunakan berbagai alat dan sumber informasi dalam mengejar tujuan pembelajaran dan kegiatan pemecahan masalah (Wilson, 1996).

Keunggulan penggunaan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:

1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.

2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.

3. Pembelajaran konstruktivis memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

5. Pembelajaran konstruktivis mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.

6. Pembelajaran konstruktivis memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

Menurut John Dewey, konstruktivisme dalam bidang pendidikan sebagai pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna mencakup proses learning by doing yang mana proses ini akan membantu siswa berpikir dan membentuk pemahaman tentang sesuatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan.

Konstruktivis lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Bagi konstruktivis, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. (Paul Suparno, 1997: 62).

Belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Pelajar harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruksi baru. (Paul Suparno, 1997: 62).

Pendekatan konstruktivis menempatkan pengetahuan sebagai kegiatan aktif siswa yang meneliti lingkungannya. Konstruktivis menekankan aspek pengalaman dan lingkungan yang dapat mengoptimalkan pembelajaran. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.

Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Beberapa ciri mengajar dengan pendekatan konstruktivisme menurut Driver dan Oldham sebagaimana dikutip oleh Paul Suparno (1997: 69-70) sebagai berikut:

1. Orientasi, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.

2. Elisitasi, siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan dalam wujud tulisan, gambar, ataupun poster.

3. Restrukturisasi ide:

a. Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

b. Membangun ide yang baru. Hal ini terjadi bila diskusi idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-teman.

c. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan atau persoalan yang baru.

4. Penggunaan ide dalam banyak situasi: ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.

5. Review bagaimana ide itu berubah: dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan ataupun dengan mengubahnya menjadi lengkap.

B. Kerangka Berpikir

Perkuliahan metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan konstruktivis lebih memberdayakan mahasiswa dalam membentuk kemandirian, sehingga mahasiswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya dan menemukan konsep teori yang terkait dengan kenyataan hidup sehari-hari.

Dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivis, pola pikir mahasiswa dibangun dari dunia nyata yang ada di sekitar lingkungan hidupnya agar mahasiswa benar-benar siap menghadapi tantangan hidup yang nyata yang ada di hadapannya, sehingga dapat terbentuk sikap hidup yang kuat dan mandiri.

Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis mengutamakan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan kuliahnya. Partisipasi aktif mahasiswa menjadi kegiatan yang harus dilakukan dalam perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis.

Konstruktivis menekankan pada aspek pengalaman. Keaktifan mahasiswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi menjadikan tercapainya harapan akan kemampuan penguasaan cara-cara melakukan penelitian menjadi terwujud.

Kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis semacam ini sangat diperlukan untuk bekal mahasiswa melakukan penelitian sebagai bagian dari kewajibannya untuk menyusun tugas akhir skripsi.

Oleh karena itulah, dengan pendekatan konstruktivis perkuliahan Metodologi Penelitian akan menjadi optimal dan dapat mendukung ketercapaian standar kompetensi yang ditetapkan dengan cepat.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: Pendekatan konstruktivis dapat mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya di ruang kuliah Metodologi Penelitian; Waktu penelitian dilakukan pada saat kuliah Metodologi Penelitian semester genap Tahun Akademik 2008/2009 bulan Maret - Juni 2009.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi PKn non-reguler angkatan 2006 yang berjumlah 33 orang mahasiswa, karena mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa pada semester genap 2008/2009 mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian dilakukan dengan 3 tahapan (siklus) dan kegiatan setiap tahapnya (siklusnya) adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Membuat skenario perkuliahan yang sesuai dengan materi kuliah Metodologi Penelitian. Dalam menyusun skenario perkuliahan ini dilakukan kolaborasi antara dosen pengampu dengan dosen sejawat (tim peneliti), dan dalam melaksanakan perkuliahan menggunakan pendekatan konstruktivis.

b. Membuat lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap proses perkuliahan yang dilakukan dengan indikator pengamatan terkait pada variasi penggunaan media dan alat bantu, kuantitas keaktifan mahasiswa, kreativitas dosen sebagai fasilitator, dan evaluasi dosen yang dilakukan.

c. Membuat angket untuk mengetahui sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan perkuliahan. Angket disusun oleh tim peneliti

d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. Fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini terutama yang terkait dengan kegiatan dalam pembelajaran PKn, seperti media audio visual, LCD, komputer (laptop), OHP. Dengan media dan alat bantu tersebut diharapkan dapat disajikan berbagai peristiwa nyata yang terkait dengan materi kuliah Metodologi Penelitian, serta dapat direkam berbagai kegiatan dosen dan mahasiswa di kelas.

e. Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data. Kegiatan perekaman dilakukan saat perkuliahan dimulai. Perekaman dan pengamatan terhadap kegiatan perkuliahannya, kemudian data yang diperoleh dari hasil perekaman, pengamatan dan data yang diperoleh dari angket tanggapan mahasiswa dianalisis secara kualitatif untuk melihat kecenderungan-kecenderungan adanya peningkatan (optimalisasi).

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan perkuliahan oleh dosen mata kuliah Metodologi Penelitian selaku ketua tim peneliti dengan pendekatan konstruktivis yang dimulai saat membuka kegiatan perkuliahan, kegiatan perkuliahannya serta akhir setiap kegiatan tatap muka di kelas.

Kegiatan ini diamati oleh tim peneliti dari awal hingga akhir, dan segala kejadian yang terkait dengan aktivitas mahasiswa dan dosen dalam keterlibatannya pada kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan.

3. Refleksi

Dilakukan oleh tim peneliti setelah diperoleh hasil dari pengamatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan serta hasil angket yang diperoleh dari mahasiswa, untuk merenungkan berbagai hal yang terkait dengan partisipasi aktif atau kegiatan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, kegiatan dosen serta kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis agar dapat dilakukan revisi ataupun tindakan yang sesuai mengarah pada tercapainya tujuan penelitian ini pada tahap berikutnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus Pertama

Pemaparan materi perkuliahan menggunakan LCD dengan materi "Penyusunan Proposal Penelitian" dengan menyajikan beberapa permasalahan riil yang ada di masyarakat. Menugaskan secara individu kepada mahasiswa untuk memahami permasalahan tersebut, kemudian menyuruh mahasiswa secara random untuk mencoba mereka-reka latar belakang dari permasalahan tersebut secara lisan.

Kemudian menugaskan kepada setiap mahasiswa membuat proposal penelitian yang dimulai dari menyusun latar belakang masalah serta permasalahan penelitian, dan membagi mahasiswa dalam kelompok-kelompok dengan maximum anggota 6 orang mahasiswa untuk tiap kelompoknya.

Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan latar belakang masalah dan permasalahan penelitian yang dibuat oleh tiap-tiap anggota kelompok tersebut. Hasil diskusi dicoba untuk dipaparkan oleh tiap-tiap mahasiswa.

Setelah kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis diperoleh hasil dari beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta dari hasil pengamatan, kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Beberapa kelebihan dari kegiatan siklus pertama antara lain:

a. Mahasiswa merasa dihadapkan pada permasalahan riil yang terjadi di masyarakat.

b. Mahasiswa menjadi mengerti bahwa melakukan penelitian bukan berawal dari judul tetapi dari adanya permasalahan riil.

c. Mahasiswa menjadi mengerti prosedur melakukan penelitian.

d. Penggunaan media dirasa oleh mahasiswa sudah cukup memadai, terutama didukung dengan media gambar.

Beberapa kekurangan dari kegiatan siklus pertama, antara lain:

a. Penjelasan dosen tentang isi dari latar belakang masalah masih belum dimengerti oleh sebagian besar mahasiswa;

b. Mahasiswa dalam merumuskan latar belakang masalah masih berupa uraian rekaan yang tidak memiliki dasar sumber acuan, baik yang berupa teori maupun praktek;

c. Hanya beberapa orang mahasiswa (2 orang dari 33 orang) yang dapat menyusun latar belakang masalah penelitian yang mendekati kebenaran;

d. Mahasiswa menginginkan contoh-contoh rumusan masalah penelitian yang lebih banyak dari dosen.

2. Siklus Kedua

Apersepsi mengulang materi perkuliahan siklus pertama dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta memperbaiki kekurangan yang muncul pada siklus pertama terkait dengan pembelajaran materi perkuliahan.

Kemudian pemaparan materi "Kajian Teori Dalam Proposal Penelitian" (khususnya penelitian kualitatif) menggunakan media LCD dengan gambar.

Selanjutnya menugaskan kepada mahasiswa secara individu untuk memperbaiki latar belakang masalah dan permasalahan yang telah disusun pada waktu siklus pertama, dan bagi yang sudah mendekati kebenaran dalam menyusun latar belakang dan rumusan masalah disamping memperbaikinya sekaligus menyusun kajian teori yang terkait dengan permasalahan penelitiannya.

Dari hasil kerja individu masing-masing mahasiswa kembali didiskusikan di kelompok masing-masing untuk mendapat masukan dan kritik dari anggota kelompoknya. Kemudian pemaparan hasil kerja individu secara random bagi yang belum benar dalam menyusun latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian.

Setelah kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis diperoleh hasil dari beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta dari hasil pengamatan, kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari kegiatan perkuliahan pada siklus kedua antara lain:

a. Mahasiswa yang dapat menyusun latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian dengan benar bertambah 2 orang;

b. Sebagian besar mahasiswa sudah mulai memahami penyusunan proposal penelitian terutama dalam menyusun rumusan masalah serta kajian teori meskipun masih belum terampil dan benar dalam menyajikan isi uraian latar belakang masalah.

c. Penggunaan media LCD sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

Beberapa kekurangan dari kegiatan siklus kedua antara lain:

a. Masih ada mahasiswa yang belum bisa menyusun latar belakang masalah karena belum mengerti tentang kondisi idealis (das sollen) yang dibedakan dengan kondisi sekarang atau senyatanya (das sein);

b. Mahasiswa masih memerlukan tambahan contoh-contoh uraian tentang latar belakang masalah;

c. Diskusi mahasiswa di dalam kelompok kurang memberikan masukan perbaikan bagi anggota kelompok secara individual dikarenakan tidak meratanya kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi.

3. Siklus Ketiga

Apersepsi mengulang materi perkuliahan pada siklus kedua dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa seputar materi perkuliahan sebelumnya dan memperbaiki kekurangan yang ada pada waktu kegiatan siklus kedua. Kemudian pemaparan materi "Metode Penelitian (Kualitatif) Dalam Proposal Penelitian" dengan menggunakan LCD.

Selanjutnya menugaskan mahasiswa untuk menyusun metode penelitiannya secara individu melanjutkan penyusunan proposal pada kegiatan-kegiatan siklus pertama dan kedua. Kemudian hasil kerja individu tersebut diminta untuk didiskusikan di kelompok masing-masing untuk mendapat masukan dari sesama anggota kelompok.

Dari hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan di kelas secara random untuk mendapat masukan perbaikan dan saran dari kelas dan dosen.

Beberapa hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan siklus ketiga adalah sebagai berikut:

a. Jumlah mahasiswa yang sudah dapat memahami dengan benar dalam menyusun latar belakang masalah sudah bertambah 3 orang;

b. Sebagian besar masih belum memahami materi "Metode Penelitian Dalam Penyusunan Proposal Penelitian" terutama pada penentuan subjek penelitian, teknik analisis data dan analisis data.

c. Semua mahasiswa sudah memahami isi dari Kajian Teori dalam proposal penelitian yang benar;

d. Penggunaan media LCD dengan disertai ilustrasi gambar-gambar dalam kegiatan perkuliahan Metodologi Penelitian cukup membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas nampak adanya peningkatan pemahaman mahasiswa atas materi kuliah Metodologi Penelitian khususnya pada materi tentang Penyusunan Proposal Penelitian yang terkait dengan penyusunan "Latar Belakang Masalah".

Peningkatan pemahaman akan materi kuliah jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa dapat disimpulkan bahwa dari 33 orang mahasiswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, mulai dari 6% (2 orang) pada siklus pertama meningkat menjadi 12,1 % (4 orang) pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga menjadi 21,2% (7 orang).

Di samping itu perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis membuat mahasiswa menjadi aktif, berani bertanya jika tidak mengerti, motivasi dan kegairahan mengikuti kuliah menjadi meningkat dan interaksi antara dosen dengan mahasiswa semakin intensif.

Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 1 di atas. Peningkatan aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan juga menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivis dalam perkuliahan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan dengan baik.

Selain daripada itu tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis ada peningkatan pada setiap siklusnya.

Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2. Bahwa pernyataan tentang pendekatan konstruktivis membuat mahasiswa semakin malas ditanggapi semakin menurun, pada siklus pertama ada 27,2%, dan pada siklus kedua ada 9%, namun pada siklus ketiga masih ada 6%.

Masih adanya mahasiswa yang beranggapan bahwa pendekatan konstruktivis menjadikan mahasiswa malas dimungkinkan karena ketidaktahuan mahasiswa apa yang dimaksud dengan pendekatan konstruktivis.

Melihat hasil penelitian tentang pemahaman mahasiswa akan materi perkuliahan serta kelebihan dan kekurangan dalam setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan, namun nampaknya peningkatan tersebut amatlah kecil dan pada siklus ketiga tidaklah mencapai 100%.

Peningkatan yang amat kecil ini sangat memprihatinkan, dan kecilnya peningkatan pemahaman tersebut ternyata tidaklah sebanding dengan peningkatan atas aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis yang dari tabel 1 dan 2 rata-rata peningkatan tiap siklusnya cukup tinggi.

Apa yang menjadi penyebab kecilnya tingkat peningkatan pemahaman mahasiswa tidaklah terungkap dalam penelitian tersebut, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Namun demikian pendekatan konstruktivis dalam perkuliahan pada kenyataannya sangatlah membantu dalam upaya meningkatkan atau mengoptimalkan kegiatan perkuliahan, sehingga pada akhirnya dapat membantu mahasiswa lebih cepat memahami materi perkuliahan dengan baik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan konstruktivis dapat mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian bagi mahasiswa program studi PKn angkatan 2006 (NR). Hal ini terlihat dari rangkaian kegiatan perkuliahan mulai dari siklus pertama hingga siklus ketiga sebagai berikut.

Pada siklus pertama pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan ("Penyusunan latar belakang masalah dalam proposal penelitian") hanyalah 2 (dua) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PKn angkatan 2006 (NR).

Jadi hanyalah berkisar 6%, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 4 (empat) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PKn angkatan 2006 atau mengalami peningkatan 12,1%, sedangkan pada siklus ketiga menjadi 7 (tujuh) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PKn angkatan 2006 atau meningkat menjadi 21,2%.

Ada peningkatan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sejak siklus pertama hingga siklus ketiga, dan tanggapan yang baik dari mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya persentase tanggapan mahasiswa sejak siklus pertama hingga siklus ketiga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:

1. Agar kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis dapat diterapkan pada setiap mata kuliah yang ada dalam kurikulum program studi PKn.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih mendalam tentang kesulitan mahasiswa dalam memahami materi penyusunan proposal penelitian, khususnya yang terkait dengan penyusunan latar belakang masalah.

3. Kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis perlu didukung semangat dan motivasi yang tinggi dari dosen dan mahasiswa serta sarana yang memadai.

Jenis-Jenis Proposal Penelitian

Berikut ini jenis-jenis proposal penelitian yang dilansir dari Makalah Proposal Penelitian karya Dwi Jayanti.

1. Proposal Penelitian Kualitatif

Jenis proposal penelitian yang pertama adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dibuat dengan tujuan untuk mengungkap gejala secara holistik-kontekstual.

Jenis penelitian kualitatif diungkap melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Dalam penelitian kualitatif lebih menonjolkan proses dan makna (perspektif subyek).

2. Proposal Penelitian Kuantitatif

Jenis proposal penelitian selanjutnya adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.

Pendekatan ini berasal dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, atau pun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian dikembangkan menjadi permasalahan serta pemecahannya.

Penelitian jenis ini diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan dara empiris di lapangan.

3. Proposal Penelitian Pengembangan

Jenis proposal penelitian selanjutnya adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan dibuat untuk suatu kegiatan yang menghasilkan satu rancangan atau produk yang bisa menyelesaikan permasalahan yang aktual.

Proposal jenis ini ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan sesuai dengan aturan dan sistematikanya.

4. Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Jenis proposal penelitian selanjutnya adalah penelitian kajian pustaka. Proposal jenis ini berisi kajian pustaka yang dibuat dengan mengumpulkan data dan informasi.

Struktur Proposal Penelitian

Struktur proposal penelitian terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.

1. Bagian Awal

Bagian awal proposal penelitian terdiri atas:

  • Judul penelitian
  • Pendahuluan
  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Sasaran, keluaran, dan ruang lingkup/batasan
  • Tinjauan pustaka
  • Perumusan hipotesis
  • Kerangka berpikir

2. Bagian Isi

Bagian isi proposal penelitian terdiri atas:

  • Pendekatan penelitian
  • Variabel dan indikator
  • Populasi dan sampel
  • Teknik pengumpulan data
  • Teknik pengolahan data
  • Subjek penelitian
  • Instrumen dan tahapan penelitian
  • Jadwal pelaksanaan penelitian
  • Rencana publikasi hasil penelitian

3. Bagian Penutup

Bagian penutup proposal penelitian terdiri atas:

  • Kesimpulan
  • Saran

Nah, itulah ulasan tentang contoh proposal penelitian disertai dengan jenis dan strukturnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, detikers.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads