Sebuah ledakan radio cepat atau kilatan energi radio dari luar angkasa yang intens selama milidetik pertama kali terlihat pada tahun 2007. Ledakan radio cepat menyisakan misteri dan para astronom kebingungan.
Setelah 16 tahun, astronom akhirnya mulai memecahkan misteri ledakan radio cepat tersebut. Ledakan semacan ini, menurut astronom mampu memancarkan energi atau cahaya setara dengan matahari dalam beberapa hari.
Melansir laman Science Alert, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Science menjelaskan pengamatan ledakan radio cepat yang terjadi beberapa kali selama lebih dari setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti mengungkapkan bahwa fenomena ini dikelilingi oleh medan magnet yang kuat namun mudah berubah.
Para peneliti mengatakan bahwa sumber ledakan ini berasal dari bagian bintang pendamping masif atau lubang hitam sekalipun yang terdiri dari bintang neutron yang berputar melalui angin plasma padat yang bermagnet.
Ledakan Radio Cepat Tidak Pernah Berhenti Berulang
Pada tahun 2022, para astronom di Five-hundred-meter Aperture Spherical radio Telescope (FAST) di Tiongkok menemukan sebuah ledakan berulang yang dikenal dengan nama FRB 20190520B.
FRB 20190520B ini berbeda dengan ledakan radio cepat berulang lainnya karena ini adalah satu-satunya ledakan yang tidak pernah berhenti. Ledakan ini menghasilkan semburan radio beberapa kali dalam satu jam.
Fenomena unik ini menarik perhatian para astronom yang akhirnya melakukan penelitian menggunakan panjang gelombang radio lainnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa FRB 20190520B berada di lingkungan yang padat galaksi kecil berjarak 3,9 miliar tahun cahaya.
Selain itu, FRB 20190520B juga memiliki material yang menghasilkan emisi radio kuat dan berkesinambungan, Inilah yang membuat para astronom berasumsi bahwa sumber ledakannya berasal dari bintang neutron muda pada lingkungan yang kompleks.
Medan Magnet yang Kuat
Para astronom menggunakan teleskop Parkes milik CSIRO, Murriyang, di New South Wales dan Teleskop Green BAnk di Amerika Serikat untuk mengamati FRB 20190520B.
Para astronom menemukan fakta mengejutkan bahwa FRB 20190520B menghasilkan gelombang elektromagnetik frekuensi radio yang relatif tinggi. Menariknya, gelombang elektromagnetik ini lebih kuat ke satu arah daripada ke arah lainnya.
Penelitian ini mengungkapkan kawasan di sekitar FRB 20190520B sangat magnetis. Tak hanya itu, selama 16 bulan mereka mengamati ternyata kekuatan medan magnetnya sangat bervariasi.
Teori Lubang Hitam
Para astronom menggunakan teori bintang masif atau lubang hitam pada pengamatannya ini. Seperti yang diketahui bahwa bintang masif atau lubang hitam ini memiliki angin bintang dengan medan magnet di sekelilingnya.
Menurut sumber ledakannya yang dikelilingi skala waktu arah medan magnet, variabilitas dalam kekuatan medan semu, dan plasma padat sesuai dengan gambarannya.
Selain itu, sumber ledakan radio cepat yang berulang ini menghasilkan plasa yang sangat magnetis. Terlebih lagi adanya hipotesis biner yang apabila benar maka perubahan pola sinyal radio dari FRB 20190520B akan naik turun dalam jangka lama.
Oleh karena itu, para astronom akan terus mengamati FRB 20190520B dengan Teleskop Green Bank dan Murriyang untuk mengungkapkan kebenarannya.
(faz/faz)