Apakah Bahasa Bisa Punah? Begini Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Apakah Bahasa Bisa Punah? Begini Penjelasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 14 Mei 2023 15:00 WIB
Multiethnic community concept. Diversity of people. Communication between multicultural and multiracial people. Social network concept. Sharing ideas and information between people of different races who exchange views. Communication concept. Dialogue between different cultures. Talk or converse with people abroad. Dialogue between colleagues or collaborators or collaborators of different races. Concept of globalization and integration
Apakah Suatu Bahasa Bisa Punah? (Foto: Getty Images/iStockphoto/melitas)
Jakarta -

Bahasa merupakan salah satu sistem komunikasi yang digunakan manusia. Lantas, bagaimana bila bahasa yang kita gunakan punah?

Hal ini sukar terjadi jika suatu bahasa memiliki jutaan penutur. Namun sepanjang sejarah, beragam bahasa telah muncul dan tenggelam.

Ahli bahasa dalam Ensiklopedia Britanica memperkirakan dari sekitar 6.900 bahasa di dunia, lebih dari setengahnya berisiko punah pada akhir abad ke-21.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan beberapa bahasa bisa mati dengan cepat. Hal ini bisa terjadi ketika komunitas kecil penutur musnah karena bencana atau perang.

Contoh Bahasa yang Punah

Di El Salvador, penutur asli Lenca dan Cacaopera meninggalkan bahasa mereka untuk menghindari diidentifikasi sebagai orang India setelah pembantaian pada tahun 1932. Kala itu, pasukan Salvador membunuh puluhan ribu petani yang kebanyakan penduduk asli untuk menekan pemberontakan.

ADVERTISEMENT

Namun, sebagian besar bahasa mati secara bertahap karena generasi penutur menjadi dwibahasa dan kemudian mulai kehilangan kemahiran dalam bahasa tradisional mereka. Ini sering terjadi ketika penutur berusaha mempelajari bahasa yang lebih bergengsi untuk mendapatkan keuntungan sosial dan ekonomi atau untuk menghindari diskriminasi.

Contoh lain hilangnya bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa lisan di Mesir setelah munculnya bahasa Arab pada abad ke-7. Modernitas dan globalisasi membuat masyarakat mengadopsi bahasa umum yang digunakan dalam pemerintahan, perdagangan, teknologi, hiburan, dan diplomasi.

Di Indonesia sendiri sudah ada 8 bahasa daerah yang punah, hasil penelitian vitalitas bahasa yang dilakukan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) dalam rentang tahun 2011-2019. Bahasa-bahasa ini berada di bagian timur Indonesia yakni di Maluku dan Papua.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminudin Aziz menyebut bahasa yang punah di Maluku ada bahasa Kaiely, Moksela, Piru, Palumata, Hukumina.

"Sementara di Papua ada bahasa Tandia dan Mawes," ujar Aminudin dalam Forum Diskusi Redaktur Media, Jumat (18/2/2022) lalu.

Penelitian tersebut dilakukan pada 94 bahasa dari 718 bahasa daerah yang telah terpetakan. Selain punah, didapatkan pula 5 bahasa dalam keadaan kritis, 24 bahasa terancam punah, 12 bahasa dalam kondisi rentan, dan 21 lainnya berstatus aman.

Menurut Aminudin, kepunahan bahasa terjadi terutama karena para penuturnya tidak lagi menggunakan atau mewariskan bahasa tersebut kepada generasi berikutnya. "Kepunahannya bahasa umumnya karena sikap penuturnya merasa tidak penting lagi menggunakan bahasa daerah," ujarnya.

Apakah Ada Bahasa yang Muncul Kembali?

Jawabannya ya, bisa. Pelestari bahasa yang berdedikasi sering menghidupkan kembali bahasa sebagai identitas daerah atau etnis. Contoh yang paling menonjol adalah bahasa Ibrani, yang mati sebagai bahasa sehari-hari pada abad ke-2.

Meski digunakan sebagai bahasa agama dan keilmuwan, bahasa Ibrani sempat punah dalam keseharian. Bahasa itu kemudian dihidupkan kembali dalam bentuk modern pada abad ke-19 hingga ke-20 dan sekarang menjadi bahasa pertama dari jutaan orang di Israel.

Kasus lain bahasa punah dan hidup kembali juga disampaikan Aminudin, seperti di Selandia Baru.

"Di Selandia Baru bahasa Maori sudah mati, tidak dituturkan lagi para pemakainya," ujar mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London itu.

Sebuah tim dari sebuah universitas kemudian menginvestigasi kembali struktur bahasa Maori. Setelah itu, tata bahasanya disusun kembali. "Kini bahasa Maori diajarkan dan hidup lagi," ujar Aminudin.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads