Ada banyak benda yang bisa menghantarkan kalor atau panas, bahkan beberapa di antaranya dapat ditemukan di sekitarmu. Dalam ilmu sains, perpindahan panas dapat terjadi lewat tiga metode, yakni konduksi, konveksi, dan radiasi.
Meski sama-sama menghantarkan panas, namun ada sejumlah perbedaan dari ketiga metode tersebut, lho. Dalam artikel ini, detikEdu akan membahas secara khusus perpindahan kalor secara konduksi.
Penasaran, apa saja contoh perpindahan panas secara konduksi? Lalu seperti apa rumus menghitung konduksi? Simak penjelasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi karena adanya sentuhan langsung dua buah benda. Kalor dapat berpindah melalui sebuah zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat karena adanya perbedaan (selisih) suhu.
Mengutip buku Bank Soal SMA IPA Volume 1 oleh Tim Presiden Eduka, penyebab terjadinya perpindahan panas ini karena perbedaan suhu antara dua buah objek yang bersentuhan. Medianya adalah zat padat yang proses perpindahan panasnya berpindah dari satu ke partikel ke partikel lainnya.
Selain itu, panas akan terus merambat tanpa terjadi pertukaran partikel (zat tetap diam). Karena tidak terjadi perpindahan partikel, maka konduksi berjalan sangat lambat.
Perlu diketahui, bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor, sementara bahan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator. Oleh sebab itu, benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula.
Contoh Perpindahan Panas Secara Konduksi
Setelah memahami apa itu konduksi, mari kita simak sejumlah contoh perpindahan panas secara konduksi yang bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Gelas yang Diisi dengan Air Panas
Pada awalnya gelas tersebut suhunya normal, namun setelah dituang air panas lama kelamaan gelas akan menjadi panas.
2. Menyetrika Pakaian
Pakaian yang belum disetrika awalnya bersuhu normal. Lalu saat disetrika, panas dari alat setrika berpindah ke pakaian sehingga ikut menjadi panas.
3. Mengaduk Teh Manis Panas dengan Sendok Logam
Sebelum mengaduk teh manis panas, awalnya sendok bersuhu normal dan masih bisa dipegang oleh tangan. Setelah mengaduk teh dan sendok diletakkan di dalam gelas, panas akan berpindah ke sendok.
Rumus Konduksi
Untuk menghitung perpindahan panas secara konduksi, detikers dapat menghitung dengan rumus sebagai berikut:
H = Q/t = k.A.Ξt/l
Q = k.A.t(Ξt/l)
Keterangan:
Q = kalor kalor (J) atau (kal)
H = Kalor yang merambat tiap satuan waktu (J/s)
k = konduktivitas termal bahan (W/m.K)
A = Luas penampang (m2)
Ξt = perubahan suhu (T2 - T1) (K)
L = panjang penghantar (m)
t = waktu (sekon)
Perbedaan Perpindahan Panas Secara Konduksi, Konveksi, dan Radiasi
Sebagian dari detikers mungkin ada yang belum tahu, apa sih bedanya antara konduksi, konveksi, dan radiasi dalam menghantarkan panas? Seperti yang kamu tahu, konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi karena sentuhan langsung dua buah objek.
Lain halnya dengan konveksi, yakni perpindahan panas yang terjadi karena perpindahan molekul yang membawa panas. Dalam prosesnya, perpindahan panas terjadi saat partikel yang dipanaskan bergerak menjauhi sumbernya dan partikel yang lebih dingin mendekati sumber panas.
Contoh perpindahan panas secara konveksi seperti merebus air panas, mencairnya es batu, dan terjadinya angin darat serta angin laut.
Lalu, kalor merupakan perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik tanpa melibatkan partikel. Jadi, perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan media penghantar karena dapat merambat dalam ruang hampa, cair, gas, maupun padat.
Contoh perpindahan panas secara radiasi seperti sinar matahari yang menyinari bumi dan rasa hangat yang keluar dari api unggun atau lilin.
Nah, itu dia pembahasan lengkap mengenai contoh perpindahan panas secara konduksi beserta rumus menghitungnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!
(ilf/fds)