13 Penyebab Banjir: Faktor Alam hingga Ulah Manusia

ADVERTISEMENT

13 Penyebab Banjir: Faktor Alam hingga Ulah Manusia

Bayu Ardi Isnanto - detikEdu
Senin, 08 Mei 2023 18:56 WIB
Foto udara suasana pemukiman penduduk yang terendam banjir di Desa Napai, Kecataman Woyla Barat, Aceh Barat, Aceh, Minggu (7/5/2023). Data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, banjir yang disebabkan tingginya intensitas hujan dan meluap beberapa sungai di  Kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam tersebut mengakibatkan ribuan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 60-150 cm. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU
Foto: ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS
Jakarta -

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Penyebab banjir ada banyak, mulai dari faktor alam, kondisi sarana dan prasarana, serta ulah manusia yang memperparah lingkungan.

Berikut ini 13 penyebab banjir yang mungkin terjadi di daerahmu, sekaligus cara mengatasinya.

Faktor Alam

Faktor penyebab banjir yang pertama adalah faktor alam. Faktor alam yang dimaksud adalah kondisi alam yang sulit dan bahkan tidak mungkin dikendalikan oleh manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Hujan Lebat

Tentu penyebab utama dari bencana banjir adalah hujan lebat. Dilansir dari buku Geografi SMA/MA Kelas X oleh Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis, hujan lebat adalah penyebab langsung terjadinya banjir.

Ketika intensitas hujan masih rendah, kemungkinan tidak akan terjadi banjir. Banjir mungkin terjadi ketika intensitas hujan tinggi dan dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan sungai tidak dapat menampung air. Namun tak hanya hujan, masih ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya banjir.

ADVERTISEMENT

Karena faktor alam, manusia tidak dapat mencegah terjadinya hujan. Namun kita harus bersiaga jika terjadi hujan lebat, terlebih jika tinggal di daerah yang sering banjir.

2. Banjir Kiriman

Istilah banjir kiriman adalah kondisi yang menggambarkan ketika terjadi banjir meskipun tidak terjadi hujan atau intensitas hujan di daerah tersebut ringan. Dilansir dari umri.ac.id, banjir kiriman terjadi karena hujan lebat di daerah atas hingga menyebabkan aliran sungai di daerah bawah ikut meluap.

Dalam hal ini, aparat yang bertanggung jawab harus aktif berkomunikasi untuk mengetahui kondisi di daerah sekitar. Dengan demikian, masyarakat di daerah bawah bisa bersiaga jika daerah atas sudah mengalami hujan lebat.

3. Erosi dan Sedimentasi

Erosi atau pengikisan tanah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) menyebabkan tanah mengendap di dasar sungai. Lama-kelamaan, tanah akan menumpuk menjadi sedimentasi. Sedimentasi ini akan mengurangi kapasitas sungai, akibatnya sungai akan mudah meluap.

Erosi dapat diatasi dengan penanaman vegetasi yang tepat. Sedangkan sedimentasi dapat diatasi dengan pengerukan dasar sungai atau yang dinamakan normalisasi sungai.

4. Tsunami

Tsunami terjadi akibat gempa bumi maupun pergeseran lempeng bumi. Ketika tsunami, air laut bisa meluap dengan cepat dan merusak kawasan pemukiman, terutama di pesisir. Banjir akibat tsunami biasanya berlangsung cepat, tetapi memiliki dampak kerusakan yang besar.

Ketika terjadi gempa, biasanya BMKG mengumumkan seberapa besar skala gempa dan apakah berpotensi terjadi tsunami. Masyarakat sekitar pantai harus waspada dan berpindah ke tempat aman ketika gempa berpotensi tsunami.

5. Faktor Topografi

Dilansir dari buku Mitigasi Bencana Banjir sebagai Upaya Mengatasi Masalah Lalu Lintas oleh Muhammad Shofwan Donny Cahyono, dkk, daerah akan semakin rawan banjir ketika berada di dataran rendah. Hal ini sesuai dengan sifat air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Faktor Sarana dan Prasarana

Pemerintah dan masyarakat biasanya telah melakukan penanggulangan banjir dengan membuat sarana dan prasarana tertentu. Akan tetapi, sarana dan prasarana ini terkadang tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau kurang optimal.

1. Masalah Drainase

Drainase adalah saluran pembuangan air di perkotaan. Masalah yang sering terjadi adalah ukuran drainase yang sempit, jalan masuknya air yang sedikit atau sempit, tersumbat sampah, hingga terjadi pendangkalan karena tingginya sedimentasi.

Drainase ini harus dicek secara berkala agar dapat dipastikan berfungsi secara optimal. Jika memang ukurannya terlalu sempit, maka harus diganti yang lebih besar. Jika tidak dapat menampung air hujan, maka akan terjadi genangan di jalan-jalan kota maupun pemukiman warga.

2. Minimnya Daerah Resapan Air

Daerah perkotaan harus memiliki daerah resapan air yang standar. Kawasan ini biasanya berbentuk taman kota dengan pepohonan yang besar. Dengan demikian, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sehingga mengurangi beban drainase dalam menampung air hujan.

Masyarakat bisa berperan aktif dalam hal ini, yaitu dengan membuat sumur resapan di rumah masing-masing atau tidak menutup seluruh bagian rumah dengan lapisan anti air seperti semen.

3. Pompa Air Rusak

Daerah perkotaan biasanya dilengkapi dengan rumah pompa di daerah perbatasan antara sungai dalam kota dengan aliran sungai besar. Ketika air di sungai besar sudah tinggi, maka pintu-pintu air akan ditutup agar air tidak masuk ke dalam kota.

Saat hujan terus mengguyur, sungai di dalam kota pun lama-kelamaan akan penuh. Saat itulah pompa air diaktifkan untuk memompa air dari dalam kota ke sungai agar sungai dalam kota tidak cepat penuh.

4. Bendungan Jebol

Bendungan adalah danau buatan yang sengaja dibuat untuk menampung air. Bendungan ini lama-lama bisa mengalami kerusakan, terutama karena faktor usia. Ketika jebol, maka bisa menyebabkan banjir bandang.

Untuk mencegah hal ini, maka pengelola bendungan harus cermat dalam melakukan pengawasan dan perawatan bendungan.

Faktor Manusia

Penyebab banjir yang terakhir yaitu akibat ulah manusia sendiri. Sering kali manusia tanpa sadar melakukan kelalaian yang berdampak besar pada kondisi alam.

1. Buang Sampah Sembarangan

Sejak kecil kita sudah diajari agar membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi masih banyak tidak melakukannya.

Dampak dari sampah ini dapat menyumbat drainase, hingga mengurangi kapasitas sungai. Perlu kesadaran dari setiap orang untuk menjaga kebersihan lingkungan. Namun sayangnya, peraturan buang sampah masih banyak dilanggar.

2. Penebangan Hutan Secara Liar

Hutan selain sebagai penghasil oksigen, juga merupakan pelindung bumi dari banjir. Namun karena kepentingan bisnis, pohon-pohon ditebang secara liar tanpa memperhatikan usia dan regenerasinya. Hutan gundul membuat air tidak meresap secara optimal ke tanah dan menyebabkan banjir serta longsor.

3. Pemanasan Global

Pemanasan global berdampak besar pada kehidupan, antara lain melelehnya es di kutub sehingga permukaan air laut semakin tinggi.

Selain itu, pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Intensitas hujan bisa semakin tinggi padahal daerah resapan air semakin minim.

4. Bangunan di Tepi Sungai

Semestinya, sungai memiliki daerah sempadan atau kawasan bebas bangunan di kanan kirinya. Namun hal ini tidak dihiraukan oleh masyarakat di berbagai tempat.

Padahal keberadaan bangunan di tepi sungai bisa mengurangi kapasitas sungai dan mengurangi daerah resapan. Selain menjadi penyebab banjir, hal ini juga membahayakan penghuni rumah yang bisa kapan saja mengalami longsor.

Demikian tadi penjelasan mengenai penyebab banjir mulai dari faktor alam, kerusakan sarana dan prasarana, hingga ulah manusia. Sebagai manusia, kita harus peduli pada lingkungan sekitar. Dan ingat, perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri.




(bai/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads