Data madrasah sebagai entitas pendidikan di bawah Kementerian Agama berjumlah 86.681 se-Indonesia yang meliputi madrasah negeri dan swasta. Tagline madrasah kali ini mengusung tema Madrasah Mandiri Berprestasi. Tidak berlebihan kiranya tema tersebut dipilih, mengingat jumahnya yang besar dan merata dari Sabang Aceh sampai Merauke Papua. Eksistensi madrasah dan nomenklaturnya sudah mewarnai dinamika berbangsa dan bernegara di republik ini.
Merujuk pada data Emis Kementerian Agama jumlah siswa siswi madrasah mencapai 10 juta lebih dengan kontribusi APK (Angka Partisipasi Kasar) pendidikan nasional sekitar 18.38 % sebuah angka yang wajar diapresiasi dan diperhatikan keterpenuhan anggarannya. Tidak berlebihan kiranya menghubungkan kemandirian madrasah dalam turut menentukan peradaban dunia di masa mendatang.
Tantangan Megatrend Global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kira-kira tantangan apa saja yang harus dijawab oleh Civitas Akademika Madrasah untuk mengantisipasi disrupsi global yang akan dihadapi oleh siswa siswi di masa mendatang? Setidaknya ada beberapa isu yang akan menjadi megatrend di masa-masa yang akan datang.
Megatrend sebagai faktor besar yang menjadi kekuatan yang akan sangat berpengaruh dan menentukan masa depan dunia secara multak. Setidaknya ada empat faktor yang akan menjadi megratrend global di masa mendatang. Keempatnya adalah globalisasi, perubahan iklim, perubahan demografi, dan perkembangan teknologi.
Pertama, globalisasi. Isu ini sebenarnya sudah lama. Gambaran globalisasi bukan hanya dunia itu bulat dan satu planet di antara gugusan bima sakti yg di dalamnya terdiri dari lautan dan daratan pulau pulau. Tapi dalam konteks sekarang dengan kemajuan teknologi kontemporer dapat digambarkan bahwa globalisasi adalah dunia tanpa batas dan tanpa sekat. Ruang dan waktu bisa menyatu kendatipun jarak dan tempatnya berjauhan. Artinya untuk madrasah era globalisasi ini adalah kesempatan untuk kerjasama global dan menginternasionalisasi madrasah tanpa terikat ruang kelas manual, gedung-gedung yg kokoh maupun media dan sumber sumber belajar konvensional.
Pembelajaran di madrasah bisa saja di ruang ruang kelasnya online, pembelajaran oleh guru bisa dilakukan secara syncronuos atau asyncronuos, manajemen dan administrasi madrasah yg biasa dilakukan oleh tendik secara manual bisa saja diwakili robot dan aplikasi aplikasi yg ada, media dan sumber belajarnya semuanya online bisa pakai Google, Microsoft dan lain sebagainya. Belajar mengajar dengan segala SDM yang ada bisa interchangible dalam dunia maya menembus batas ruang dan waktu. Guru di jawa bisa mengajar siswa siswi di Aceh atau sebaliknya. Madrasah bisa mendunia dalam dunia maya dan siswa, guru serta tendiknya pun bisa berselancar dan berinteraksi dengan lapisan dunia lainnya atau negara-negara lain terkait pendidikan.
Kedua, perubahan iklim (Climate change) Perubahan iklim tidak bisa dianggap remeh, tapi bisa menjadi faktor besar yang bisa mengubah tatanan dunia. Perubahan iklim sebagian besar diakibatkan oleh perilaku manusia modern yg serakah, sehingga berakibat mencairnya lapisan es di kutub utara dan di puncak gunung tinggi Jayawijaya. Permukaan air laut menjadi tinggi sehingga banjir rob dan badai di mana mana. Cuaca mengalami anomali tdk jelas kapan musim hujan atau panas, dan bumi semakin panas akibat meningkatnya emisi CO2 sebagai residu bahan bakar berbasis fosil yang menjadi sumber utama industri, terjadi deforestrasi dan alih-guna lahan, dan sebagainya. Emisi CO2 menjadi salah satu faktor utama pemicu perubahan iklim, sehingga bencana-bencana ekologis sering menyapa kehidupan manusia ke depan. Dalam hal ini madrasah bisa berperan merubah iklim kembali normal dengan melakukan hal terkecil misalnya 1. Memulai pengurangan kebiasaan penggunaan kendaraan bermotor pribadi menjadi berkendaraan umum, bersepeda atau jalan kaki. 2. Mengurangi penggunaan bahan plastik yg susah terurai dlm setiap kegiatan belanja 3. Menghemat energi listrik 4. Memilih dan memilah sampah dan meletakkannya pada tempatnya yg benar 5. Mengurangi pemakaian gas aerosol seperti pengharum ruangan, obat anti serangga dan emisi gas karbon CO2. 6. Perbanyak penghijauan dg menanam pohon dan bunga-bunga di sekitar madrasah.
Ketiga adalah perubahan demografi. Populasi penduduk dunia akan terus bertambah. Sebagai dampaknya, akan terjadi natural resources scarcity atau kelangkaan sumberdaya alam yang diakibatkan oleh eksploitasi dan ekslporasi untuk pemenuhan kebutuhan umat manusia yg semakin banyak populasinya. Tantangan madrasah dalam hal ini bisa melakukan pengembangan kurikulum dg memperkaya materi materi terkait kesadaran utk tdk melakukan eksplorasi dan eksploitasi alam semesta ini secara berlebihan membabi buta. Perlu juga ditambah kurikulum yg memuat materi tentang terciptanya keluarga maslahah 2 anak cukup dan bisa membangun rumah tangga yg lebih baik dan menghasilkan keturunan yg kuat berdaya saing di masa yg akan datang. Selain itu madrasah perlu menambah skill siswa siswinya supaya bisa memaksimalkan potensi potensi sumber daya alam Indonesia yg kaya raya ini. Persoalan bonus demografi tersebut kemudian diperberat oleh fenomena world ageing population atau semakin banyaknya lansia usia harapan hidup. Oleh karena itu kurikulum madrasah harus diinsersi dg materi birrul walidaian atau berbakti kepada org tua dalam konteks situasi dan kondisi di era disrupsi ini tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Rekayasa sosial terkait bonus demografi ini sangat diperlukan baik secara struktur, kultur dan nilai normatif kemasyarakatan.
Keempat adalah perkembangan teknologi dan digitalisasi. Transformasi teknologi telah mengubah wajah dunia dan peran serta fungsi umat manusia. Ia mengubah lanskap sosial, ekonomi, budaya bahkan politik dan keamanan global. Kemajuan teknologi menjadi lebih pesat karena adanya era Industri 4.0 yaitu nama trend otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik yg sangat efektif dan efisien. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, Internet untuk segala (IoT), komputasi awan (iCloud), 3D Printing dan komputasi kognitif (AI). Revolusi Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Era digital, internet, robot, artificial intelligence. Pada saat yang bersamaan, tantangan eksternal muncul dari perubahan dunia yang sangat cepat dan kompetitif. Manusia manusia banyak yg kemudian dikalahkan oleh robot dan aplikasi aplikasi. Hadirnya cyber-physical system telah mengubah peri kehidupan umat manusia. Transformasi teknologi adalah niscaya, tapi mempersiapkan transformasi struktural, kultural dan nilai nilai baru yg menyertai menjadi juga niscaya. Di sinilah peran penting madrasah dalam mempersiapkan SDM yg tangguh, dan melakukan transformasi kultural, struktural dan nilai nilai sosial budaya agar manusia tidak kehilangan kemanusiaannya. Manusia adalah manusia makhluk Tuhan yg paling mulia tidak boleh dikalahkan oleh robot, mesin dan aplikasi. Wallohu A'lam bi Asshowab.
Moh. Ishom Yusqi
Guru Besar Islamic Studies UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama
(erd/erd)