Ketika Anak Menangis, Perlu Dihentikan atau Dibiarkan? Ini Penjelasan Studi

ADVERTISEMENT

Ketika Anak Menangis, Perlu Dihentikan atau Dibiarkan? Ini Penjelasan Studi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 05 Mei 2023 08:30 WIB
5 Penyebab Anak Bayi Rewel setelah Sembuh dari Sakit & Cara Mengatasinya
Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb/Ilustrasi anak menangis
Jakarta -

Ada banyak pendapat tentang apakah orang tua harus membiarkan bayi yang menangis atau bergegas membantu agar bisa terlepas dari tangisan. Bagaimana menurut studi?

Selama ini, keputusan membantu bayi untuk berhenti menangis berkaitan dengan teori keterikatan antara orang tua dan anak.

Seseorang yang mendukung keputusan ini menganggap, membiarkan bayi menangis dapat berdampak buruk termasuk merusak ikatan antara orang tua dan anak dan meningkatkan tingkat stres bayi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, yang lain berpendapat bahwa menggendong bayi justru bisa memperkuat tangisan, dan ini artinya orang tua harus membiarkan saja anak tersebut.


Studi Terkait Membiarkan Bayi Menangis

Mengutip The Guardian, para peneliti telah menemukan bahwa membiarkan bayi menangis ternyata tidak berdampak pada perkembangan perilaku mereka atau keterikatan mereka dengan ibunya.

ADVERTISEMENT

Justru, menurut mereka dapat membantu bayi dalam hal mengembangkan pengendalian diri.

Prof Dieter Wolke, salah satu penulis studi dari University of Warwick, mengatakan temuan tersebut menyarankan orang tua tidak perlu terlalu khawatir tentang pendekatan mana yang mereka ambil.

Namun, terkait membiarkan bayi menangis, ada yang perlu diperhatikan. Amy Brown, seorang profesor kesehatan masyarakat anak di Universitas Swansea mengatakan penelitian tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati.

Sebab, penelitian tersebut tidak mempertimbangkan berapa lama orang tua membiarkan anak mereka saat menangis.

"Ini tidak membuktikan bahwa menangis yang terkendali adalah hal yang bermanfaat. Studi ini juga tidak berbicara tentang betapa banyak ibu yang merasa tertekan ketika bayi mereka menangis," katanya.

Orang Tua Punya Cara Terbaik untuk Menanggapi Bayinya

Dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, peneliti dari University of Warwick melaporkan studi mereka yang mengikuti 178 bayi dan ibu mereka di Inggris sejak lahir hingga 18 bulan.

Kemudian para ibu diminta untuk mengisi kuesioner untuk melaporkan seberapa sering mereka membiarkan bayi mereka "menangis" pada beberapa titik waktu yakni segera setelah lahir dan pada tiga bulan, enam bulan, dan 18 bulan.

Mereka juga ditanya seberapa sering dan berapa lama anak mereka menangis di berbagai titik dalam sehari, saat baru lahir dan pada usia tiga bulan dan 18 bulan.

Pada usia tiga dan 18 bulan, tim mengeksplorasi seberapa sensitif ibu terhadap bayinya, menggunakan rekaman video interaksi antara keduanya. Pada usia 18 bulan, tim menilai perkembangan perilaku dan keterikatan anak dengan ibunya.

Hasilnya, tim menemukan ibu jarang membiarkan bayinya menangis saat baru lahir, tetapi berbeda seiring bertambahnya usia anak.

Sekitar dua pertiga ibu membiarkan bayi menangis kadang-kadang atau sering pada usia 18 bulan.

"Tampaknya membawa manfaat, mencatat bahwa anak-anak dibiarkan menangis beberapa kali saat bayi baru lahir menangis untuk waktu yang lebih singkat pada usia 18 bulan," kata para peneliti.

Tim tersebut mengatakan bahwa latihan membiarkan anak menangis tersebut tampaknya tidak menimbulkan kerugian.

Tidak terlihat dampak negatif pada tingkat keterikatan antara ibu dan anak, kepekaan ibu atau perkembangan perilaku anak pada usia 18 bulan.

"Kami tidak merekomendasikan membiarkan bayi menangis atau segera merespons," tulis para peneliti.

Namun, Wolke mengatakan bahwa temuan tersebut menunjukkan bahwa orang tua secara intuitif mengetahui cara terbaik untuk menanggapi bayi dan anak mereka yang juga beradaptasi dari waktu ke waktu.

Dia juga mengatakan penelitian itu tidak berarti orang tua harus mengabaikan tangisan bayi, terutama di awal kehidupan.

Menurutnya, menangis adalah satu-satunya cara komunikasi bayi, misalnya untuk makan, keamanan, dan lain-lain. Jadi orang tua dan pengasuh harus bereaksi terhadap tangisan.

"Membiarkan bayi menangis selama beberapa menit mungkin bisa membantu, terutama jika bukan waktunya menyusu. Kemudian mereka bisa belajar bagaimana menenangkan diri sendiri," tutur Wolke.

Adapun tentang penelitian ini, menurutnya memiliki keterbatasan, termasuk karena mengandalkan laporan tangisan daripada observasi langsung.

Di sisi lain, tidak dapat menentukan juga apakah membiarkan anak menangis adalah penyebab dari periode menangis berikutnya yang lebih pendek.

Wolke mengatakan bahwa karena sikap orang tua yang kuat terhadap topik tersebut, tidak mungkin melakukan uji coba kontrol acak untuk mengeksplorasi masalah tersebut.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads