Kucing Pernah Dianggap sebagai Simbol Hal Buruk, Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Kucing Pernah Dianggap sebagai Simbol Hal Buruk, Ini Penyebabnya

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 02 Mei 2023 06:00 WIB
Nekobiyaka, Kafe Khusus Kucing Hitam Satu-satunya di Dunia
Foto: Oddity Central
Jakarta -

Kucing merupakan salah satu jenis binatang yang memiliki banyak penggemar dan banyak dipelihara. Kendati demikian, pada abad pertengahan banyak yang mempercayai bahwa kucing merupakan simbol dari hal buruk. Hal tersebut disebabkan karena kucing kerap dikaitkan dengan penyihir bahkan setan yang menyebabkan ketakutan tersendiri.

Asal Usul Kucing Dianggap Simbol Hal Buruk

Pada abad pertengahan, kucing sering dianggap sebagai simbol dari hal buruk karena gereja pada abad tersebut kerap mengasosiasikan kucing dengan kejahatan seperti yang ditulis dalam laman World History.

Akibat kerap diasosiasikan dengan setan, kucing sering kali disiksa dan dibunuh dengan tujuan untuk menangkal nasib buruk. Hewan ini juga dikutuk oleh Paus dan dibantai oleh seluruh desa yang menyebabkan kucing sangat tidak dihargai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui mitologi Yunani, khususnya Dewi Hecate, dewi yang menguasai sihir dan bulan, dideskripsikan memiliki kucing peliharaannya. Kucing juga dianggap sebagai makhluk supernatural yang membantu penyihir dalam cerita rakyat Eropa.

Dokumen resmi gereja yang dikeluarkan oleh Paus Gregorius IX tepatnya pada 13 Juni 1233 dengan nama 'Vox in Rama' mengaitkan kucing hitam dengan okultisme seperti yang dituliskan dalam laman History.

ADVERTISEMENT

Layla Morgan Wilde, penulis buku Black Cats Tell: True Tales And Inspiring Images mengungkapkan bahwa di dalam dokumen gereja tersebut kucing hitam dinyatakan sebagai reinkarnasi setan.

"Dekrit tersebut menandai dimulainya inkuisisi dan perburuan bidat dan atau penyihir yang disetujui gereja. Awalnya itu dirancang untuk menghancurkan kultus Luciferian yang tumbuh di Jerman, tetapi dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa." tambahnya.

Cerridwen Fallingstar, pendeta Wiccan dan penulis Broth from the Cauldron: A Wisdom Journey through Everyday Magic mengatakan orang yang disebut penyihir adalah para pelaku kepercayaan pagan pra-Kristen di Eropa.

Awalnya, gereja Kristen di Eropa hidup berdampingan dengan para penyihir. Ketika gereja memperoleh kekuasaan, Fallingstar mengatakan bahwa gereja melihat para penyihir sebagai pesaing langsung mereka dalam mendapatkan hati dan pikiran orang-orang.

"Saat itulah gereja mulai memburu, menganiaya, menyiksa dan membunuh penyihir dalam jumlah besar," tutur Fallingstar.

Para penyihir praktisi pagan, lanjut Fallungstar sangat menghormati alam, tumbuhan dan hewan.

"Kasih sayang antara manusia dan hewan oleh karena itu mulai dilihat sebagai 'jahat', atau setan, dan wanita tua dengan kucingnya menjadi tersangka," imbuhnya.

Tapi bukan hanya hubungan yang mereka buat antara penyihir, kucing, dan iblis yang ditakuti orang Kristen awal: mereka juga melihat keduanya sebagai ancaman.

"Kucing, seperti wanita yang dituduh melakukan sihir, cenderung menunjukkan rasa tidak hormat yang sehat terhadap otoritas. Mereka tidak menjilat, seperti anjing, bahkan pada yang tidak layak. Di gereja, baik wanita mandiri, maupun hewan mandiri, tidak boleh ditoleransi," tutur Fallingstar.

Hubungan kucing dan penyihir pun menyempit menjadi hanya kucing hitam di Eropa abad pertengahan. Namun, dikatakan oleh Fallingstar bahwa tidak diketahui secara jelas mengapa hal tersebut terjadi. Hingga saat ini masih terdapat banyak kepercayaan yang menganggap kucing hitam sebagai simbol hal buruk. Gagasan ini berlanjut hingga Renaisans, ketika seekor kucing hitam melintasi jalan Anda mungkin mengindikasikan bahwa seorang penyihir telah mengirim familiarnya untuk menyakiti Anda.

"Banyak petani yang ketakutan saat itu mungkin bergegas ke gereja terdekat dan membayar seorang pendeta untuk memberkati mereka dan membebaskan mereka dari kutukan apa pun yang mungkin ditimbulkan oleh kucing itu. Karena ini adalah sumber pendapatan bagi gereja, ketakutan seperti itu kemungkinan besar akan muncul," jelas Fallingstar.

Ditambahkan profesor bahasa dan sastra Inggris di The University of Toledo, Daniel Compora mengatakan bahwa rasa takut seputar kucing hitam dan hubungannya dengan sihir menyebar melintasi Atlantik, atas kebaikan penjajah puritan. Hal ini karena banyak di antaranya yang dituduh penyihir didapati memiliki kucing sebagai hewan peliharaan.

Kucing Dihormati di Beberapa Budaya

Compora menambahkan gagasan bahwa kucing hitam adalah nasib buruk tidak universal. Bahkan, di beberapa budaya percaya bahwa kucing hitam membawa keberuntungan. Peradaban Mesir kuno menganggap kucing sebagai simbol salah satu dewa-dewi. Dewi kucing Bastet membuat kucing dihormati di Mesir kuno. Ketika mereka melakukan perjalanan ke kota suci Bubastis untuk merayakan festival, mereka beserta kucing-kucingnya sangat dihargai.

Bahkan pada tahun 525 SM, tentara Mesir di Pelusium menyerah kepada bangsa Persia karena mereka telah mengecat gambar Bastet di perisai serta membawa kucing-kucing dan hewan lain di depan tembok kota.

Orang Mesir kuno menganggap bahwa mereka lebih baik menyerah daripada membahayakan kucing-kucing tersebut. Tindakan tersebut membuat kita mengetahui bagaimana kucing sangat dihargai pada peradaban tersebut.

Sementara, di peradaban Yunani dan Romawi kuno, kucing tidak sampai menjadi simbol dewa-dewi tetapi mereka tetap dihargai. Keunggulan kucing sebagai pengendali hama menjadi alasan hewan ini dihargai di peradaban Yunani dan Romawi kuno.

Orang Mesir kuno bahkan melarang praktik ekspor kucing dan mengancam hukuman mati bagi yang kedapatan membawa keluar hewan ini. Namun, pengelakan terhadap hukum ini tetap terjadi karena kucing diangkut dari Mesir ke Yunani, Romawi dan Eropa Utara, dicurigai dilakukan oleh orang Fenisia.

"Di negara lain, seperti Skotlandia dan Jepang, kucing dikenal mewakili kemakmuran. Rupanya, apakah kucing hitam dipandang sebagai makhluk yang baik hati atau kekuatan supernatural yang jahat sepenuhnya didasarkan pada pengetahuan mana yang mungkin dianut," tutur Compora.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads