Asal Istilah Halalbihalal, Diperkenalkan Pedagang Martabak dari India

ADVERTISEMENT

Asal Istilah Halalbihalal, Diperkenalkan Pedagang Martabak dari India

C - detikEdu
Rabu, 26 Apr 2023 15:30 WIB
Halal Bihalal Diaspora Indonesia di Belanda
Halalbihalal diaspora Indonesia di Belanda. Foto: Ristiyanti Handayani/d'Traveler
Jakarta -

Salah satu tradisi yang melekat di masyarakat Indonesia setelah Lebaran adalah halalbihalal. Siapa sebenarnya yang memperkenalkan istilah acara silaturahmi saudara hingga tetangga ini ke orang Indonesia?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata halalbihalal memiliki arti silaturahmi, serta maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya dilakukan di sebuah tempat seperti auditorium, aula, dan sejenisnya, oleh sekelompok orang.

Sementara itu, dalam bahasa Arab, halalbihalal berasal dari kata halla atau halala yang salah satunya berarti penyelesaian kesulitan, mencairkan yang beku, meluruskan benang yang kusut, atau melepaskan ikatan yang membelenggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bermula dari Pedagang Asal India

Mengutip laman Direktorat SMP Kemdikbud, ada beberapa versi asal-usul istilah halalbihalal.

Salah satunya yaitu bahwa istilah halalbihalal bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo pada 1935-1936. Pada masa itu, martabak merupakan makanan yang tergolong baru bagi masyarakat di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Pedagang martabak asal India tersebut memiliki pembantu asal pribumi yang mempromosikan martabaknya dengan kata-kata 'martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal'. Sejak saat itu, istilah halal bihalal menjadi populer di daerah Solo.

Akhirnya, masyarakat perlahan mulai menggunakan istilah halalbihalal saat bepergian ke Sriwedari setiap Lebaran atau melakukan silaturahmi di hari Lebaran. Kegiatan silaturahmi seusai Lebaran tersebut hingga hari ini dikenal sebagai halalbihalal.

Cara Silaturahmi Antarpemimpin Politik

Kegiatan halalbihalal pun menjadi cara silaturahmi antara beberapa pemimpin politik yang sedang memiliki konflik. Pada 1948, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdul Wahab Hasbullah memperkenalkan istilah halalbihalal dengan maksud tersebut kepada Presiden Soekarno.

Kedua tokoh tersebut membuat kekuatan dan memperkuat persatuan bangsa lewat kegiatan halalbihalal. Sejak istilahnya dikenalkan kepada Bung Karno, berbagai instansi pemerintahan pada masa pemerintahan Orde Lama melaksanakan halalbihalal.

Halalbihalal mulai dikenal banyak masyarakat di daerah Jawa, terutama pengikut ulama. Praktik ini pun menyebar luas ke masyarakat Indonesia. Alhasil, kegiatannya menjadi tradisi turun temurun hingga hari ini.

Halalbihalal di Kalangan Kerajaan

Versi lain mengatakan bahwa halalbihalal ini sudah ada sejak zaman Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa. Pada saat itu,halalbihalal diadakan untuk saling memaafkan sekaligus tradisi sungkem setelah shalat Idulfitri.

Halalbihalal pada masa itu dilakukan dengan mengumpulkan punggawa dan prajurit serentak di balai istana untuk menghemat waktu, tenaga, biaya. Para punggawa dan prajurit melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Tradisi ini lalu ditiru beragam organisasi Islam dengan mengusung istilah halalbihalal.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads