Ini Astronom Muslim Penentu Jumlah Hari dalam Setahun, Susun Katalog Bintang

ADVERTISEMENT

Ini Astronom Muslim Penentu Jumlah Hari dalam Setahun, Susun Katalog Bintang

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 25 Apr 2023 21:56 WIB
Al-Battani ilmuwan muslim yang ahli di bidang astronomi (istimewa/Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)
Foto: Istimewa
Jakarta -

Tahukah kalian bahwa perhitungan hari yang dapat kita lakukan hari ini merupakan sebuah mahakarya dari Al-Battani? Ia merupakan seorang astronom dan matematikawan muslim yang menghasilkan pengukuran yang paling akurat akan bintang, bulan dan planet. Tentunya hal tersebut berdampak pada perhitungan hari yang dilakukan saat ini.

Al-Battani atau yang biasa juga dikenal sebagai Albategnius, Albategni atau Albatenius merupakan seorang astronomi dan matematikawan. Ia memiliki nama lengkap Abu Abdallah Mohammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.

Dituliskan dalam laman Math History Universitas St Andrews Skotlandia, ia lahir Harran (Carrhae) yang lokasi tepatnya berada di Sungai Balikh, 38 km ke sebelah tenggara Urfa. Keluarga milik Al-Battani tergabung ke dalam sekte Sabian (sekte agama pemuja bintang dari Harran).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota sekte tersebut biasanya memiliki motivasi yang besar untuk mempelajari astronomi sehingga menciptakan banyak astronom dan matematikawan, salah satunya adalah Thabut ibn Qurra.

Kendati demikian, Al-Battani tidak tergabung ke dalam sekte tersebut dan melalui namanya yaitu 'Abu Abdallah Mohammad', dapat diketahui bahwa ia merupakan seorang muslim.

ADVERTISEMENT

Ia mendapatkan keterampilan dalam membuat instrumen astronomi dari ayahnya yaitu Jabir ibn Sinan al-Harrani, yang memiliki reputasi tinggi sebagai pembuat instrumen astronomi di Harran. Sebagian besar penelitian Al-Battani dilakukan di kota Ar-Raqqah di Suriah.

Hitung Jumlah Hari dalam Setahun

Pengamatan akan benda langit yang dilakukan oleh Al-Battani dikenal sangat akurat di Antiokhia dan ar-Raqqah. Penggambaran akan Al-Battani juga dituliskan dalam The Fihrist yang dibuat oleh Ibnu an-Nadim pada tahun 988.

Dituliskan dalam buku tersebut bahwa pengamatannya dilakukan antara tahun 877 dan 918. Namun, katalog bintangnya didasarkan pada tahun 880 dengan karya utama yaitu Kitab Al-Zij yang berisi tentang astronomi beserta tabelnya.

Karya tersebut berisikan 57 bab dengan berbagai pembahasan baik pembahasan akan astronomi, matematika serta pengamatan yang dilakukan oleh Al-Battani. Melalui buku tersebut, ia juga menuliskan akan pergerakan matahari, bulan dan lima planet.

Ia juga memiliki pencapaian yang sangat luar biasa, yaitu katalog 489 bintang. Dari observasi dan perhitungannya terhadap benda-benda langit, termasuk revolusi Bumi terhadap Matahari, Al Battani kemudian menghitung satu tahun ada 365 hari 5 jam 46 menit 24 detik. Dari situ pula Al Battani bisa melakukan pembagian musim.

Penemuan yang dilakukan oleh Al-Battani menggunakan metode trigonometri tersebut tentunya berdampak hingga saat ini sehingga dapat melakukan perhitungan akan hari, bulan dan tahun.

Al-Battani mengungkapkan jarak dari Bumi dan Matahari terus berganti sehingga menyebabkan variasi jarak yang berdampak terhadap terjadinya gerhana matahari annular atau gerhana matahari total.

Namun, akibat dari pengaruh Ptolemeus (astronom dari Yunani) yang kuat, para ilmuwan pada abad pertengahan tidak berani mengklaim jarak yang berbeda antara matahari dan bulan dari jarak yang ditemukan oleh Ptolemeus.

Faktanya, pengamatan yang dilakukan oleh Al-Battani memiliki kesimpulan nilai jaraknya sendiri yang sangat berbeda dari pengamatan Ptolemeus. Ia juga berhasil menghasilkan pengukuran gerak matahari yang lebih akurat dari Copernicus (penemu teori Bumi bergerak mengelilingi Matahari)

Hal tersebut menyebabkan karya milik Al-Battani memiliki pengaruh yang besar akan karya dari ilmuwan lain, seperti Tycho Brahe, Kepler, Galileo dan Copernicus sendiri. Tentunya itu menunjukkan bahwa pengamatan dan penelitian yang ia lakukan sangat berdampak bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Kitab al-Zij milik Al-Battani kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin yaitu De Motu Stellarum oleh Plato dari Tivoli alias Plato Tiburtinus, penerjemah dokumen bahasa Ibrani-Arab ke dalam bahasa Latin, pada tahun 1116 dengan versi cetak di tahun 1537 dan 1645. Kemudian diterjemahkan juga ke bahasa Spanyol pada abad ke-13.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads