Lepas sendal ataupun tidak, berjalan di pasir pantai tidak akan secepat berjalan di atas tanah. Kenapa, ya?
Peneliti biomekanik Paola Zamparo menjelaskan, kaki seolah tenggelam ke dalam pasir setiap melangkah di pantai karena kepadatan pasir yang rendah.
Kondisi kepadatan pasir di bawah kaki ini menyebabkan manusia harus mengeluarkan 2,1-2,7 kali energi lebih besar di tiap langkah ketimbang di jalanan biasa dengan kecepatan yang sama, menurut hasil penelitian Thierry M Lejeune.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian guru besar di Physical Medicine and Rehabilitation Department UC de Louvain, Belgia dan koleganya itu dipublikasikan di Journal of Experimental Biology.
Landasan Penyangga Tidak Beraturan
Ketidakrataan pantai dan bukit pasir juga membuat orang susah berjalan di atas pasir.
"Di atas pasir, landasan penyangganya juga tidak beraturan, dan untuk bergerak di medan yang tidak beraturan membutuhkan tenaga tambahan," kata Zamparo, dikutip dari Live Science.
Peneliti Barbara Grant dari University of Liverpool menjelaskan, karena kesulitan, tubuh manusia otomatis menyesuaikan gaya jalan. Otot kaki dan pergelangan kaki pun berkontraksi aktif agar langkah kaki bisa seimbang.
Peneliti biomekanik ini menggarisbawahi, kontraksi otot kaki juga terjadi saat orang mendaki jalan setapak banyak bebatuan dan akar. Meskipun bisa berjalan dengan kecepatan wajar, orang akan merasa lebih cepat lelah ketimbang saat jalan di trotoar.
Penelitian Grant dkk di Journal of the Royal Society Interface menunjukkan, orang yang jalan di permukaan tidak terlalu padat seperti pasir, lumpur, dan salju jadi melangkah lebih panjang-panjang. Pergerakannya juga lebih besar pada pinggul dan lutut sehingga lebih menghabiskan banyak energi.
Lari di Atas Pasir Lebih Efektif
Di sisi lain, penelitian Lejeune mendapati berlari di atas pasir hanya butuh energi sekitar 1,6 kali lebih banyak daripada di atas permukaan datar dan stabil dengan kecepatan yang sama.
Namun, lari atau langkah cepat di pasir tetap menghabiskan lebih banyak energi ketimbang berjalan di atas pasir. Energi yang diperlukan lebih besar disebabkan 2 faktor yakni kerja mekanis yang dilakukan pada pasir dan penurunan efisiensi kerja positif yang dilakukan oleh otot dan tendon.
Jalan di Atas Pasir Basah Lebih Mudah
Zamparo menjelaskan, saat pasir basah, kepadatannya jadi naik. Alhasil, dampaknya pada kaki juga mirip seperti jalan di jalanan yang kokoh.
Karena itu, orang akan lebih mudah berjalan kaki di sepanjang garis pantai yang terbasahi ombak. Perlu diingat, jika air ombak terlalu banyak, pasir juga jadi tidak padat.
Grant menyarankan, luas permukaan sendal yang lebih besar bisa membantu kaki tidak tenggelam di pasir dan menyulitkan berjalan. Jika bertelanjang kaki, usahakan mendarat dengan kaki lebih rata atau tidak jinjit.
Olahraga di Atas Pasir Ada Manfaatnya, tapi Lebih Sulit
Zamparo menjelaskan, dampak permukaan pasir pada kaki-kaki yang berlari akan lebih ringan ketimbang permukaan tanah atau jalan yang padat.
Ia menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa berjalan atau lari di atas permukaan pasir memang lebih sulit, tetapi lebih memudahkan bagi otot dan sendi ketimbang jalan aspal dan tanah padat.
Karena itu, atlet profesional yang sedang rehabilitasi usai cedera seperti atlet NBA Russel Westbrook juga berlatih di atas pasir dalam rangkaian olahraganya.
Sementara itu, Grant menggarisbawahi, ada risiko jatuh lebih besar jika olahraga di atas pasir karena kepadatannya yang tidak stabil. Tetap berhati-hati jalan dan lari di pasir, ya!
(pal/pal)