Ilmuwan Rekonstruksi Wajah Jasad Berusia 2.000 Tahun, Ini Sosoknya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Rekonstruksi Wajah Jasad Berusia 2.000 Tahun, Ini Sosoknya

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 20 Apr 2023 05:00 WIB
Perkenalkan Hinat, Perempuan yang Hidup di Arab Saudi 2000 Tahun Lalu
Wajah Hinat, Jasad Perempuan yang Direkonstruksi oleh Ilmuwan. (Foto: Royal Commission for AlUla)
Jakarta -

Ilmuwan Arab Saudi mengungkap hasil rekonstruksi dari jenazah berusia 2.000 tahun. Jasad ini dimakamkan bersama 80 kerangka lainnya di sebuah situs warisan dunia UNESCO di kota kuno AlUla.

Sebelumnya para arkeolog sudah menggali kerangka perempuan ini pada 2015. Mereka menamainya Hinat, mengikuti prasasti almarhum yang diukir di fasad makam.

Hinat diketahui seorang perempuan Nabataean, suku Arab kuno. Memiliki tinggi sekitar 160 cm, Hinat diperkirakan hidup sampai usia 40-50 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut National Geographic dalam Live Science, Hinat memiliki status sosial menengah berdasarkan penguburannya.

Metode Rekonstruksi Wajah Hinat

Para arkeologi menggabungkan ilmu forensik, paleopatologi, CT scan, dan printer TD untuk membuat perkiraan silikon seorang perempuan berkulit gelap. Proyek rekonstruksi wajah itu menandai pertama kalinya perkiraan wajah dibuat dari seorang wanita peradaban Nabataean.

ADVERTISEMENT

Tentang Orang Nabataean

Orang-orang Nabataean adalah orang Arab kuno yang terkenal sekitar abad ke-6 SM. Menurut Ensiklopedia Britannica, mereka menduduki perbatasan antara Syria dan Arab.

Sayangnya, menurut pernyataan dari AlUla Royal Commission, tidak banyak yang ditulis tentang orang-orang Nabataean dalam perspektif sejarah.

"Orang-orang Nabataean adalah sedikit misteri. Kami tahu banyak, tetapi pada saat yang sama kami tahu sangat sedikit karena mereka tidak meninggalkan teks atau catatan sastra apa pun," kata arkeolog Laila NehmΓ© kepada National Geographic.

"Menggali makam ini adalah kesempatan bagus untuk belajar lebih banyak tentang gagasan mereka tentang alam baka," ujarnya.

Kurangnya catatan tertulis atau genetik membuat para peneliti bereksprimen dengan rupa Hinat. Mereka memakai data arkeologi untuk lebih memahami bagaimana kira-kira perempuan dari peradaban Nabataean berpakaian. Sebagai contoh, potongan kain yang ditemukan di penguburannya, menjadi rujukan mengenai pakaian Hinat.

Meski demikian, beberapa ahli juga mempertanyakan akurasi rekonstruksi wajah itu.

"Masih ada beberapa interpretasi non-ilmiah dalam rekonstruksi wajah," ujar Laurence Hapiot, Arkeolog King Abdullah University of Science and Technology, Arab Saudi, dalam twitnya, dikatakan dalam CNN.

Perkiraan wajah Hinat kini dipajang di Hegra Welcome Center, AlUla.




(nir/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads