Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman suku bangsa, agama hingga budaya. Keragaman ini menjadikan Indonesia dikenal memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Akan tetapi terkadang keragaman yang memunculkan beberapa perbedaan pendapat ini turut menimbulkan masalah. Sehingga terjadi berbagai peristiwa yang dapat menimbulkan pecahnya persatuan bangsa Indonesia.
Peristiwa yang Dapat Menimbulkan Pecahnya Persatuan Bangsa Indonesia
Penyebab terjadinya perpecahan persatuan bangsa bisa karena berbagai alasan seperti ekonomi, agama hingga politik. Berikut beberapa peristiwa yang dapat memicu perpecahan bangsa terjadi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pemberontakan GAM
Mengutip website Unkris, peristiwa pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk mendapat kemerdekaan Indonesia. Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto dan keluhan lainnya mendorong seorang tokoh Aceh Hasan di Tiro membentuk gerakan ini pada 4 Desember 1976.
Diberitakan detikcom sebelumnya, Tiro dan pengikutnya disebut mengeluarkan pernyataan perlawanan terhadap pemerintahan Indonesia. Ancaman utama yag dianggap melatarbelakanginya adalah praktik agama Islam konservatif warga Aceh, cara melakukan sesuatu budi pemerintah Indonesia yang dianggap neo-kolonial dan juga meningkatnya jumlah migran dari pulau Jawa ke provinsi Aceh. Selain itu, distribusi pendapatan yang tak benar dari sumber daya dunia substansial Aceh pun jadi bahan perdebatan.
Beberapa tahun setelah dideklarasikan, anggota GAM dikirim ke Libya untuk menjalani latihan. Sejak itu, pemerintah Indonesia menetapkan Tanah Rencong sebagai daerah operasi militer (DOM). Operasi ini bertujuan untuk memburu pasukan GAM di seluruh pelosok Tanah Rencong.
DOM dicabut pada tahun 1999. Pasukan TNI dan Polri yang bertugas di Aceh ditarik kembali. Perundingan damai GAM dan pemerintah Indonesia sempat sepakat menghentikan konflik di tahun 2000, tapi nyatanya hanya terjeda hingga tahun 2002.
Konflik antara GAM dan Pemerintah Indonesia kembali memanas setelah Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Aceh sebagai daerah darurat militer sejak Mei 2003. Sejak itulah ribuan tentara dan polisi dikirim ke Aceh dengan tujuan memburu GAM.
Saat itu, kontak tembak terjadi setiap hari. Namun setelah Aceh dilanda Tsunami di tahun 2003, kedua pihak sepakat untuk berdamai. Proses penandatanganan dilakukan di Finlandia pada 15 Agustus tahun 2005.
2. Kerusuhan Mei 1998
Dikutip dari website STEKOM, kerusuhan Mei 1998 merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa. Peristiwa ini terjadi khususnya di Ibu Kota Jakarta, namun juga terjadi di beberapa daerah lain.
Kerusuhan diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu tragedi Trisakti. Sebanyak empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi yang berlangsung pada 12 Mei 1998 ini.
Pada kerusuhan Mei 1998, banyak toko dan perusahan yang dihancurkan oleh amukan massa, terutama yang dimiliki oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa. Amukan massa membuat para pemilik toko ketakutan dan menulisi muka toko dengan tulisan "Milik Pribumi" atau "Pre-reformasi", sebab penyerang hanya berfokus pada orang-orang Tionghoa. Peristiwa ini pun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto dan pelantikan B.J. Habibie.
3. G30S PKI
Peristiwa bersejarah G30S PKI terjadi pada 1965. G30S PKI dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit.
Menurut buku Sejarah untuk SMK Kelas IX karya Prawoto, tujuan dari G30S PKI yaitu menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis, kemudian menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
Tujuan lainnya yaitu menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis dan mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno pun tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.
Mereka menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi yang dilakukan tanggal 30 September tersebut berhasil menculik enam orang perwira tinggi angkatan darat. Adapun enam jenderal yang gugur dalam peristiwa ini yaitu Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Harjono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
4. Konflik Papua
Dikutip dari website Binus, konflik Papua terus memanas sejak adanya serangan di Nduga di akhir tahun 2018 dan unjuk rasa di Papua pada 2019. Hingga kini pun pemerintah terus melanjutkan pendekatan berbasis keamanan di papua.
Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kehadiran aparat keamanan (TNI dan Polri) melawan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). Seiring dengan upaya pendekatan keamanan ini, jumlah korban di Papua terus meningkat, baik dari pihak aparat keamanan, KKSB maupun warga sipilnya.
Akar penyebab dari konflik Papua sendiri yaitu sengketa historis terkait integrasi Irian barat ke Indonesia, kasus pelanggaran hak asasi manusia yang belum terselesaikan dan meningkatnya marginalisasi dan diskriminasi terhadap orang Papua yang masih belum terselesaikan.
Dengan bercermin pada peristiwa ini, sudah selayaknya persatuan bangsa terus dipupuk. Persatuan yang teguh memudahkan terjadinya pembangunan berkelanjutan. Sebelum memperat persatuan, ada baiknya mengenali faktor yang berdampak baik dan buruk bagi persatuan
Faktor Pendorong Persatuan Bangsa
Mengutip buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XI oleh Tim Ganesha Operation, ada beberapa faktor yang bisa memperkuat persatuan bangsa
- Rasa senasib yang dilatarbelakangi oleh penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan yang dilakukan negara lain.
- Sikap tekad dan keinginan bangsa untuk bersatu, seperti yang ada dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
- Ancaman dari luar negeri yang memunculkan rasa semangat nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia
- Adanya ideologi nasional karena kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Faktor Penghambat Persatuan Indonesia
Sudah selayaknya faktor penghambat diketahui seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya masyarakat bisa menghindari, mencegah, atau melawan faktor tersebut yang terdiri dari
- Kondisi keragaman dan kebhinekaan yang tidak diiringi sikap saling menghargai, menghargai dan toleransi yang sudah menjadi karakter khas masyarakat Indonesia
- Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan yang memiliki karakteristik berbeda. Terdapat potensi suatu daerah untuk memisahkan diri, yaitu daerah yang paling jauh dari ibukota atau yang mendapat pengaruh besar dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang memiliki pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata atau yang memiliki kekayaan alam melimpah.
- Sikap etnosentrisme yaitu menonjolkan kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain
- Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat pengaruh budaya asing yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa.
- Proses pembangunan yang tak merata atau terpusat di wilayah tertentu bisa menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang.
Itulah 4 peristiwa yang dapat menimbulkan pecahnya persatuan bangsa Indonesia. Penjelasan disertai faktor pendorong dan penghambat persatuan bangsa. Semoga penjelasan ini membantumu ya Detikers.
(elk/row)