5 Jenis Permainan Tradisional yang Mengandung Nilai Positif

ADVERTISEMENT

5 Jenis Permainan Tradisional yang Mengandung Nilai Positif

Martha Grattia - detikEdu
Senin, 10 Apr 2023 13:00 WIB
street childrens games in classics. Selective focus. nature.
Permainan tradisional engklek Foto: Getty Images/iStockphoto/Yana Tatevosian
Jakarta -

Permainan tradisional saat ini mulai jarang dimainkan oleh anak-anak kecil masa kini karena lebih tertarik dengan gadget. Namun bagaimanapun, permainan tradisional ini perlu kita lestarikan ya detikers karena ini juga bagian dari kekayaan budaya.

Selain itu, permainan tradisional terbilang sangat murah karena alat-alat bantunya bisa ditemukan di sekitar kita seperti kayu. bambu, batok kelapa, dan lain-lain.


Pengertian Permainan Tradisional

Seperti dikutip dari buku Permainan Tradisional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, permainan tradisional adalah salah satu hasil budaya masyarakat daerah atau wilayah. Beberapa permainan tradisional ada yang menggunakan alat dan ada pula yang tidak menggunakan alat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Definisi lainnya yaitu permainan tradisional adalah sebuah permainan yang telah ada sejak dahulu dan dimainkan dari generasi ke generasi dilansir dari buku Permainan Tradisional Anak Nusantara oleh Rizky Yulita dari Kemendikbud.


Nilai-Nilai yang Terkandung dari Permainan Tradisional

Dikutip dari buku Permainan Tradisional sebagai Wahana Pendidikan Karakter oleh Kemendikbud, ternyata permainan tradisional juga mengandung nilai karakter utama, lho. Berikut beberapa nilai karakter utama dalam permainan tradisional:

ADVERTISEMENT
  • Nilai Religius

Nilai religius ini diwujudkan dalam perilaku untuk menghargai perbedaan agama menjunjung tinggi sikap toleransi, dan sebagainya. Secara ekstrinsik, permainan tradisional ini mengandung nilai religius.

Contohnya adalah hompimpa yang menentukan siapa bermain lebih dahulu. Hompimpa memiliki makna yang berarti bahwa segala sesuatunya dari Tuhan akan kembali kepada Tuhan.

  • Nilai Nasionalisme

Nilai nasionalisme merupakan sebuah cara berpikir, bersikap, dan berperilaku untuk menunjukkan kepedulian terhadap bangsa dan negara. Secara ekstrinsik, permainan tradisional mengandung nilai nasionalisme jika dilihat dari konteks waktu dan tempat permainan dilaksanakannya.

Contohnya adalah beberapa permainan tradisional dilaksanakan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan dan sebagainya.

  • Nilai Kemandirian

Nilai kemandirian ini merupakan sikap dan berperilaku tidak bergantung dengan orang lain. Contohnya adalah permainan congklak. Permainan ini melatih kepekaan dalam berhitung, memperhitungkan, membangun semangat kompetitif, dan kejujuran yang mana bukan perilaku bergantung dengan orang lain.

  • Nilai Gotong Royong

Nilai gotong royong merupakan penerapan tindakan menghargai semangat kerja sama dan saling bahu membahu, serta memberi pertolongan kepada orang lain. Contoh permainan tradisionalnya yaitu gobak sodor. Karena permainan ini dimainkan dengan berkelompok sehingga terjalin kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

  • Nilai Integritas

Nilai integritas ini didasari oleh perilaku menjadikan dirinya sebagai seseorang yang terpercaya perkataan, tindakan, dan pekerjaannya serta memiliki komitmen. Nilai-nilai integritas ini dapat ditemukan dalam beberapa permainan tradisional seperti gobak sodor, dakon, bekel, lompat tali, dan permainan lainnya yang membutuhkan kejujuran.


5 Permainan Tradisional Indonesia


Dilansir dari buku Permainan Tradisional Anak Nusantara oleh Rizky Yulita dari Kemendikbud,

  • Hompimpa atau Gambreng

Hompimpa atau gambreng merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara. Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang dan secara cepat dan serentak. Permainan ini dilakukan dengan tangan saling berhimpitan.

Para pemain akan mengucapkan "hompimpa alaium gambreng" lalu tangan diangkat ke atas untuk dibalik atau tidak. Apabila ada yang terlambat atau terlalu cepat, maka harus diulang kembali. Dan warna tangan yang paling sedikit itulah pemenangnya.

  • Lompat Karet

Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak baik laki-laki maupun perempuan, namun umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Sebelum bermain, biasanya anak-anak akan membuat tali panjang dari karet dengan mengepangnya terlebih dahulu.

Permainan ini dilakukan sendiri ataupun lebih. Jika dimainkan sendiri, peganglah kedua ujung karet dengan tangan dan mulai memutarnya ke bawah ke atas dan lompati saat tali di bawah.

Sedangkan, jika dimainkan bersamaan, akan ada dua orang yang memegang karet di tiap ujungnya. Dua orang tersebut akan memutar tali karet tersebut. Lalu, pemain yang hendak melompati karet akan melewatinya sesuai giliran masing-masing. Jika terkena tali karet saat melompat, maka pemain tersebut dianggap kalah.

  • Main Kelereng atau Gundu

Permainan ini banyak diminati oleh anak laki-laki, namun tak jarang juga ada anak perempuan ikut bermain. Untuk memainkannya, detikers perlu membuat ingkaran dan meletakkan semua kelereng ke dalam lingkaran.

Lalu pemain akan membidik kelereng dari luar lingkaran secara bergiliran. Kelereng yang keluar dari lingkaran dari hasil bidikan ini akan menjadi milik pemain. Namun dengan syarat bahwa kelereng yang digunakan untuk membidik tidak terhenti dalam lingkaran.

  • Permainan Congklak

Permainan yang dikenal dengan istilah dakon di Jawa ini dimainkan oleh dua orang. Lalu orang Sumatera menamainya congklak dan di Lampung dan Sulawesi dinamai dentuman.

Permainan ini membutuhkan papan congklak dan biji congklak yang dapat berupa biji-bijian atau kerikil kecil dengan jumlah yang beragam sesuai kebutuhan permainan.

Papan congklak memiliki dua baris pada papan congklak berjumlah 14 dan masing-masing pemain memiliki 7 lubang dan dua lubang besar di ujung papan untuk menyimpan biji yang tersisa.

Cara bermainnya yaitu dengan mengisi satu lubang ke lubang lain termasuk milik lawan. Jika biji terakhir berakhir di lubang yang masih ada isinya, maka ambil biji tersebut dan sebarkan kembali ke lubang lainnya.

Namun jika terdapat lubang kosong dan terisi oleh biji terakhir, pemain akan dianggap mati atau berhenti sejenak untuk giliran pemain lawan. Dan begitu terus hingga lubang penyimpanan siapa yang memiliki biji terbanyak itulah pemenangnya.

  • Kereta Api

Permainan ini dimainkan oleh lebih dari dua orang dengan membentuk barisan ke belakang seperti kereta api dengan berpegangan pada pundak orang di depannya.

Permainan ini dilakukan berputar seperti kereta sembari bernyanyi lagu naik kereta api. Dan semakin lama mereka akan berjalan dengan cepat dan siapa yag pundaknya terlepas, maka ia yang akan kalah.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads