5 Cerita Dongeng Sebelum Tidur Terbaru, Penuh Pesan Kebaikan untuk Anak

ADVERTISEMENT

5 Cerita Dongeng Sebelum Tidur Terbaru, Penuh Pesan Kebaikan untuk Anak

Maura Rosita Hafizha - detikEdu
Minggu, 09 Apr 2023 07:15 WIB
Happy Asian family mother and daughter on bed in bedroom say good night before sleep
Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Cerita dongeng sebelum tidur biasanya dibacakan untuk anak agar mereka mengembangkan daya imajinasi dan memahami konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan. Mendongeng adalah salah satu cara untuk orang tua yang memiliki kesibukan agar mereka tetap menjalin hubungan erat dengan anak.

Jika anak susah tidur, mendongeng bisa menjadi alternatif yang baik bagi anak. Tanpa menunggu lama, simak 5 cerita dongeng sebelum tidur terbaru dengan penuh pesan kebaikan untuk anak.

Cerita Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak

Dongeng tidak terlepas dari cerita masyarakat daerah tertentu yang mengandung unsur budaya dan kepercayaan dalam daerah tersebut. Cerita legenda ini biasanya mengandung fantasi yang bisa dicontoh budi pekertinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, banyak kisah dongeng yang dikembangkan ulang oleh penulis seperti dongeng Kancil yang memiliki banyak versi tapi sampai sekarang masih dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Dikutip dari buku 101 Dongeng Seru Sebelum Bobok oleh Fitri Haryani Nasution, berikut cerita dongeng sebelum tidur untuk anak-anak.

1. Pak Kerdil

Dahulu kala, hiduplah seorang petani yang bertubuh sangat kecil. Semua orang memanggilnya dengan nama Pak Kerdil. Pak Kerdil adalah seorang kakek yang tinggal sendiri di sebuah gubuk kecil di desa. Ia lelaki yang miskin dan tidak punya keluarga.

ADVERTISEMENT

Suatu hari, Pak Kerdil mencangkul tanah. Saat itu, seseorang datang memanggilnya. "Pak Kerdil." "Ada apa?" tanya Pak Kerdil. "Ada seseorang datang ke rumahmu. Seorang anak kecil," ucap warga itu. Pak Kerdil bingung karena merasa tidak punya keluarga.

"Baiklah, aku akan pulang," jawab Pak Kerdil. Ia langsung memasukkan cangkulnya dan pulang. Begitu tiba, ia bertemu dengan seorang anak. Anak itu berdiri di depan pintu rumah Pak Kerdil. "Siapakah kau? Apakah aku mengenalmu?" tanya Pak Kerdil.

"Saya Adrian. Ibu menyuruh saya ke sini untuk menjumpai Pak Kerdil," jawab anak itu. "Siapa ibumu? Untuk apa ia menyuruhmu kemari?" tanya Pak Kerdil lagi. "Ibuku seorang janda tua yang tinggal di pinggir desa. Ibu menyuruhku untuk meminta beras kepadamu. Kami tidak memiliki beras di rumah," jawab anak itu polos.

Pak Kerdil merasa iba dan kasihan. Pak Kerdil lalu membuka pintu rumah dan mempersilahkan anak itu duduk. Selain beras, ia juga memberikan makan dan minum.

"Terima kasih, Pak Kerdil. Untuk membalas kebaikanmu, katakanlah padaku apa keinginan terbesar dalam hidupmu," ucap anak itu. Ternyata, anak itu jelmaan malaikat. Ia ingin menguji apakah Pak Kerdil akan mau menolongnya.

"Nak, aku ikhlas membantumu. Namun, jika kau ingin mengetahui keinginan terbesarku, aku ingin menjadi tinggi. Sangat sulit bagiku yang kerdil untuk menanam hingga memanen sawah dengan tubuhku yang kerdil," ucap Pak Kerdil.

Anak itu tersenyum. Seketika itu juga, Pak Kerdil merasakan tubuhnya seperti tertarik ke atas. Dalam beberapa detik, ia menjadi seseorang yang tinggi. Kini, semua orang tidak memanggilnya Pak Kerdil lagi.

Cerita dongeng sebelum tidur satu ini mengajarkan kita untuk saling menolong dan berbagi dengan ikhlas kepada orang yang membutuhkan.

2. Mika Tikus dan Ekornya yang Hilang

Dua anak tikus sedang berkelahi saat Ibu tikus baru pulang ke sarangnya. Kakaknya bernama Miki dan adiknya bernama Mika. Sang Ibu sangat marah karena persediaan keju makanan mereka jatuh berserakan di tanah. Ia lalu bertanya pada kedua anaknya.

"Siapa yang menaburkan semua keju ini?" tanya si Ibu. Miki melotot kepada Mika. Sebenarnya, Miki yang menjatuhkan keju hingga bertaburan ke tanah. Karena takut dimarahi Ibu, ia mengancam Mika untuk tidak berkata jujur.

"Mika yang melakukannya, Bu!" ucap Miki. "Benarkah itu, Mika?" tanya Ibu ke Mika. "Tidak, Bu. Bukan aku," Mika membela diri, namun tak sanggup untuk mengucapkan bahwa Miki pelakunya.

"Baiklah. Siapa yang berbohong ekornya akan hilang," kata Ibu. Tiba-tiba, ekor Miki menghilang. Miki pun menangis. Ibu kini tahu siapa yang berbohong. Miki menerima akibat kebohongan yang dilakukannya. Ekornya tidak pernah lagi tumbuh.

Dongeng ini mengajarkan kita untuk tidak berbohong. Ketika berbohong, kamu akan menanggung akibat perbuatan sendiri.

3. Peri Air

Sebuah kampung dengan tanah yang subur dihuni oleh ratusan keluarga. Namun, suatu hari, kemarau panjang melanda. Sawah-sawah gagal panen karena tidak ada air untuk irigasi. Kebun-kebun juga tidak menghasilkan buah. Para penduduk sangat resah.

Di pinggiran kampung, ada suatu sumur yang letaknya di belakang rumah seorang nenek. Si Nenek hidup bersama cucu laki-lakinya. Sumur nenek ini airnya sangat sedikit. Saat itu, cucunya sedang sakit karena kurang minum. Si Nenek pun menimba air sedikit demi sedikit untuk diberikan kepada cucunya.

Lama-kelamaan tubuh si Nenek melemah. Untungnya, si Cucu mulai membaik. Sekarang, gantiang sang Cucu yang merawat si Nenek. Si Cucu merawat sang Nenek dengan penuh kasih sayang.

Suatu hari, datanglah peri cantik bersayap biru. Mereka terkejut. "Saya ingin memberikan ini," kata si Peri sambil menyodorkan botol kecil berisi air. "Tuangkan semua airnya ke dalam sumur kalian."

Sesuai perintah si Peri, sang Cucu menuangkan isi botol ke dalam sumur. Tiba-tiba, sumur yang kering itu penuh dengan air. Ia bersorak gembira dan bersyukur kepada Tuhan. Tak lupa, mereka membagikan air sumur itu kepada semua orang. Sebanyak apa pun diambil, sumur itu tak pernah kering.

Kebaikan dari cerita dongeng tersebut yaitu sebagai manusia kita harus saling menyayangi satu sama lain. Janganlah serakah, dan ingat untuk berbagi karena saling berbagi itu indah.

4. Harimau yang Sombong

Suatu hutan dipimpin oleh seekor harimau. Harimau ini sangat kuat dan ganas. Semua hewan takut padanya. Harimau ini juga sombong dan semena-mena. Semua hewan di hutan tersebut sebenarnya tidak ingin dipimpin olehnya. Namun, karena takut, mereka berpura-pura memuji Harimau.

Suatu hari, ada pemilihan rutin pemimpin di hutan. Kali ini, Harimau ingin kembali menang. Ia ingin selamanya menjadi pemimpin. Segala macam cara pun dilakukannya agar bisa menang, termasuk menakut-nakuti semua hewan di hutan, "Jika kalian tidak memilihku, aku akan memakan kalian semua."

"Kami akan memilihmu," ucap para hewan dengan berat hati. Harimau senang karena semua hewan takut kepadanya. Kesombongannya semakin tinggi.

Suatu hari, datang segerombolan manusia ke hutan itu. Manusia-manusia itu adalah sekumpulan pemburu. Saat itu, mereka sedang kelaparan. Mereka pun harus mencari makanan ke dalam hutan.

Harimau tidak tahu akan kedatangan manusia-manusia ini. Ia terus bersantai dan tidur di depan sarangnya sambil menunggu hari pemilihan tiba. Tidak akan ada yang berani mengganggunya.

Dua orang pemburu melihat seekor harimau yang tertidur pulas di bawah pohon. Bulunya terlihat sangat lembut dan berwarna terang. Salah seorang di antaranya berbisik.

"Bagaimana kalau kita jebak harimau itu? Kita bisa menjualnya mahal!" kata pemburu itu. Teman-temannya setuju. Mereka lalu menyiapkan jebakan di atas pohon.

Di lain tempat, karena terlalu lama tidur, Harimau merasa gerah. Ia ingin mandi di sungai dan mempersiapkan diri untuk pemilihan. Namun saat berjalan, tiba-tiba sebuah tali menarik kakinya. Tak lama, jebakan yang dipasang pemburu jatuh ke tubuhnya. Ia mencakar-cakar sekuatnya, namun jebakan itu sangat kuat.

Harimau segera mengaum keras. Beberapa hewan datang setelah mendengar teriakannya. Namun, saat melihat Harimau terbelit dalam jebakan, mereka tidak mau menolong.

"Kau tidak bisa lagi memerintah kami. Kau juga tidak akan bisa memakan kami. Tidak ada yang mau menolongmu. Terimalah balasan atas kesombonganmu!" kata seekor rusa.

Harimau marah, namun tak bisa melakukan apa-apa. Setelahnya, para hewan bubar. Ia sangat kesal dan marah, namun akhirnya sadar bahwa yang dikatakan rusa itu benar. Ia terlalu sombong juga suka mengancam. Sehingga tidak ada hewan yang menyukainya. Semua hewan membencinya.

Pesan moralnya adalah jangan menjadi orang yang sombong seperti Harimau. Sebaiknya, pakai kekuatanmu untuk melindungi yang lemah, bukan malah menginjak-injak.

5. Ular Emas

Pada zaman dahulu, ada sebuah istana yang berdiri kokoh. Istana ini dipimpin oleh seorang raja bernama Sulaiman. Ia memiliki seorang anak yang gagah dan tampan bernama Pangeran Laru.

Sang Raja sangat menyayangi Pangeran Laru. Ia selalu memberikan apa yang diminta oleh Pangeran Laru. Suatu hari, Pangeran Laru meminta kepada Raja untuk diberikan emas dan kekayaan. Ia juga ingin menjadi raja.

Namun, karena usia sang Pangeran masih tujuh belas tahun, sang Raja menolak permintaan tersebut. Ia berjanji akan memberikan semua harta dan tahta saat Pangeran Laru berusia dua puluh.

Tahun berganti dengan cepat. Usia Pangeran Laru pun sudah dua puluh. Raja sangat senang dan menepati janjinya. Kini, Pangeran Laru pun resmi diangkat menjadi raja. Sebelum sang Pangeran memimpin, ada satu hal yang dikatakan Raja Sulaiman.

"Ada satu pantangan yang tidak boleh kau langgar. Janganlah kamu memakai cincin yang terletak di atas mejaku. Jika kau langgar, kau akan menerima akibatnya," kata Raja Sulaiman.

Tiga bulan setelah Pangeran Laru memimpin, kerajaan mengalami kemunduran. Pangeran Laru kurang tegas dalam memimpin. Ia juga sering menghabiskan uang hanya untuk membeli barang-barang mahal yang tidak berguna. Ayahnya selalu menasihatinya, tapi selalu diabaikan.

Suatu malam, Pangeran Laru tak bisa tidur. Ia keluar dari kamar dan berjalan-jalan di sekeliling istana. Ia lalu berhenti ketika melihat ada sinar yang sangat terang berasal dari meja ayahnya. Karena penasaran, ia membuka pintu ruangan ayahnya dan masuk ke ruangan. Tidak ada orang di sana.

Betapa kagumnya ia ketika melihat sebuah cincin di atas meja bersinar dengan terangnya. Cincin itu berwarna emak kekuningan dan ada permata di tengahnya.

"Benar-benar mengagumkan. Begitu cantik. Aku ingin memakainya. Kenapa Ayah selama ini menyembunyikannya dariku?" ucap Pangeran Laru.

Dengan penuh semangat, sang Pangeran memasukkan cincin itu ke jari manisnya. Namun, tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi. Tubuh Pangeran Laru menyusut dan kulitnya tiba-tiba dipenuhi dengan sisik ular berwarna keemasan. Ia berubah menjadi seekor ular yang dipenuhi sisik emak. Pangeran Laru menangis dan menyesali perbuatannya.

Nasihat dalam cerita dongeng sebelum tidur ini mengajarkan kita untuk selalu mendengarkan perkataan orang tua. Kita juga harus menepati janji yang telah diucapkan.

Itulah lima cerita dongeng sebelum tidur sederhana yang bisa dibacakan untuk anak-anak. Semoga cerita ini bisa membantu mengedukasi anak tentang baik dan buruk dalam kehidupan.




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads