Ubur-ubur Bisa Abadi dengan Mencurangi Kematian, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Ubur-ubur Bisa Abadi dengan Mencurangi Kematian, Kok Bisa?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 10 Mar 2023 13:00 WIB
Ilustrasi ubur-ubur
Foto: Pixabay/sharonang/ilustrasi ubur-ubur
Jakarta -

Tahukah kamu bahwa ubur-ubur bisa hidup abadi? yap! Meski tidak semua ubur-ubur, namun ada satu spesies yang bisa hidup abadi. Kok bisa ya?

Untuk mengetahui alasannya, perlu diketahui bahwa siklus hidup sebagian besar spesies ubur-ubur adalah serupa.

Kurator Natural History Museum, Miranda Lowe menjelaskan, ubur-ubur memiliki siklus awal pembuahan untuk membentuk larva.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka memiliki telur dan sperma dan ini dilepaskan untuk dibuahi, dan dari situ Anda mendapatkan bentuk larva yang berenang bebas. Larva akan bergerak dalam arus sampai menemukan permukaan yang keras untuk membangun dirinya sendiri. Kemudian akan mulai matang dan tumbuh. Larva matang menjadi polip, yang kemudian akan bertunas dan matang menjadi ubur-ubur muda," terangnya dikutip dari situs Natural History Museum, UK.

Ubur-ubur yang telah dewasa kemudian dikenal sebagai medusa. Ubur-ubur sendiri termasuk dalam kelompok yang disebut Cnidaria, yang juga termasuk anemon laut dan karang.

ADVERTISEMENT

Sebagai hewan, secara umum mereka tunduk pada siklus hidup dan mati, namun ada satu spesies diketahui melanggar aturan.

Ubur-ubur Abadi

Spesies ubur-ubur abadi adalah Hydrozoan Turritopsis dohrnii. Lebar dan tingginya sekitar 4,5 milimeter (atau lebih kecil dari kuku di jari kelingking manusia).

Ubur-ubur jenis ini dikatakan abadi karena sebenarnya dapat membalikkan siklus hidupnya. Ketika mencapai fase medusa, spesies ini rusak secara fisik atau mengalami tekanan seperti kelaparan, menyusut dengan sendirinya, menyerap kembali tentakelnya dan kehilangan kemampuan untuk berenang.

Kemudian mengendap di dasar laut sebagai kista seperti gumpalan. Selama 24-36 jam berikutnya, gumpalan ini berkembang menjadi polip baru yakni sebuah tahap kehidupan ubur-ubur sebelumnya dan setelah dewasa, medusa bertunas.

Fenomena ini diibaratkan seperti kupu-kupu yang, bukannya mati, malah akan dapat berubah kembali menjadi ulat dan kemudian bermetamorfosis menjadi kupu-kupu dewasa sekali lagi.

Proses di balik transformasi ubur-ubur yang luar biasa disebut transdiferensiasi dan sangat jarang terjadi.

'Mencurangi' Kematian dengan Siklus yang Terus Berlangsung

Pada ubur-ubur, sel medusa dan sel polip berbeda. Beberapa sel dan organ hanya ada di polip, yang lain hanya ada di ubur-ubur dewasa.

Kemudian transdiferensiasi memprogram ulang sel-sel khusus medusa menjadi sel polip khusus, yang kemudian memungkinkan ubur-ubur menumbuhkan kembali dirinya dalam bentuk tubuh yang berbeda dengan ubur-ubur yang berenang bebas seperti sebelumnya.

Mereka kemudian dapat menjadi dewasa lagi dari proses yang berulang itu. Kemudian menghasilkan medusa baru yang identik secara genetik.

Pembalikan siklus hidup ini dapat berulang, dan dalam kondisi sempurna, mungkin ubur-ubur ini tidak akan pernah mati karena usia tua.

"Kita mungkin terganggu melihat ubur-ubur yang jauh lebih besar, tetapi hal-hal kecil seperti ini dapat menginformasikan ilmu pengetahuan kita tentang hewan ini," tutur Miranda.

Sementara itu, spesies T. dohrnii atau ubur-ubur abadi ini pertama kali dideskripsikan oleh para ilmuwan pada tahun 1883.

Lalu 100 tahun kemudian, pada tahun 1980-an, keabadian mereka secara tidak sengaja ditemukan.




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads