Pada kehidupan sehari-hari kita kerap dihadapkan dengan penggunaan kalimat generalisasi. Terkadang kita tidak menyadari bahwa kalimat yang kita gunakan merupakan kalimat yang sudah mengalami proses generalisasi.
Tidak sadarnya kita akan proses generalisasi sebuah kata disebabkan karena kata tersebut sangat sering digunakan. Seringnya sebuah kata yang digunakan menjadi mengalami pergeseran makna atau generalisasi.
Yuk, simak penjelasan berikutnya terkait generalisasi yang dapat menambah wawasan detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Generalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), generalisasi merupakan perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Selain itu, KBBI juga mendefinisikan generalisasi sebagai perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dan sebagainya).
Mengutip buku Think Smart Bahasa Indonesia karya Ismail Kusmayadi, generalisasi atau biasanya disebut juga meluas memiliki merupakan sebuah bentuk pergeseran makna di mana makna kata pada saat ini mengalami perluasan atau lebih luas dibandingkan makna kata pada awalnya.
Perubahan makna kata dapat terjadi akibat intensitas pemakaian bahasa dalam melakukan komunikasi. Intensitas mengacu pada seberapa sering kata tersebut dipakai atau digunakan pada saat kita sedang berkomunikasi. Semakin tinggi intensitas penggunaan kata tersebut maka semakin tinggi juga peluang kata tersebut mengalami pergeseran makna.
Jenis-Jenis Generalisasi
Pemahaman terkait generalisasi, menyebabkan proses peluasan makna ini terbagi ke dalam beberapa bentuk yang mengutip dari Ensiklopedia Universitas Sains dan Teknologi Komputer terkait generalisasi. Berikut merupakan jenis-jenis dari generalisasi:
Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna atau yang biasa disebut dengan induksi sempurna merupakan proses generalisasi yang dimana seluruh fenomenanya mengalami penyelidikan dan penyimpulan akan hasil penyelidikan tersebut.
Generalisasi jenis ini memiliki kesimpulan yang sangat kuat karena menggunakan dasar penelitian sehingga sulit untuk didebat. Kekurangan dari generalisasi sempurna adalah pelaksanaannya tidak efektif dan efisien. Contohnya adalah sensus penduduk.
Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi tidak sempurna biasanya juga disebut sebagai induksi tidak sempurna. Kesimpulan generalisasi tidak sempurna diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki atau seluruh fenomena yang belum diselidiki.
Sebabnya, generalisasi jenis ini tidak menghasilkan kesimpulan pasti seperti yang dihasilkan oleh jenis generalisasi sempurna. Namun, pelaksanaan generalisasi tidak sempurna dinilai jauh lebih efektif dan efisien. Contohnya seperti kalimat ini: "Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana satin".
Generalisasi Empirik
Jenis generalisasi ini sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Generalisasi empirik terjadi akibat penyimpulan pada suatu fenomena tertentu. Pelaksanaannya adalah kita mengamati beberapa objek dan menyimpulkan persamaan yang terjadi.
Contoh dari generalisasi empirik adalah pada saat kita dua kali merasakan apel yang masam berwarna hijau dan keras, maka pada saat ketiga kalinya melihat apel tersebut maka kita akan menyimpulkan bahwa apel tersebut masam.
Generalisasi dengan Penjelasan
Kebenaran yang dihasilkan oleh hampir setara dengan generalisasi sempurna. Generalisasi ini biasanya juga merupakan turunan dari generalisasi empirik. Misalnya adalah hukum alam yang awalnya dirumuskan pada generalisasi empirik maka setelah diketahui hubungan kausalnya akan tercipta generalisasi dengan penjelasan.
Contoh dari generalisasi ini adalah manusia telah lama mengetahui benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah, namun hal tersebut baru dapat diterangkan setelah ditemukannya hukum gravitasi oleh Isaac Newton.
Contoh Kalimat Generalisasi dalam Bahasa Indonesia
Berikut merupakan contoh dari kalimat generalisasi dalam bahasa Indonesia yang mengutip dari Kemdikbud:
Ibu kantin itu, sudah berjualan selama 5 tahun di sekolah kita.
Penjelasan: Kata 'ibu' dalam kalimat tersebut mengawali perluasan makna yang pada awalnya merujuk hanya sebagai sebutan bagi orang tua wanita saat ini kata tersebut digunakan sebagai sebutan bagi wanita yang lebih tua atau dihormati.
Hari ini aku tidak jadi menghadiri rapat karena kepala divisiku sedang tidak enak badan.
Penjelasan: Kata kepala dalam kalimat tersebut pada awalnya hanya mengacu kepada bagian tubuh seseorang. Namun, setelah mengalami perluasan makna kalimat tersebut juga mengacu pada ketua atau pimpinan.
Pada saat berkuliah aku mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.
Penjelasan: Kata jurusan pada kalimat tersebut awalnya hanya mengacu pada arah tujuan yang hendak ditempuh. Namun, setelah mengalami perluasan kata jurusan juga mengacu pada spesialisasi bidang pendidikan.
Kemudi pemerintahan harus dipegang oleh orang yang jujur.
Penjelasan: Kata kemudi dalam kalimat tersebut pada awalnya hanya mengacu pada setir kemudi. Namun, setelah mengalami perluasan makna kata kemudi tersebut juga mengacu pada kepemimpinan.
Pertengkaran ini menjadi benih perceraian kami.
Penjelasan: Kata benih pada kalimat tersebut awalnya hanya mengacu pada bibit tumbuhan. Namun setelah mengalami perluasan makna kata benih tersebut juga mengacu pada penyebab atau awal mula.
Semoga semakin paham soal generalisasi ya detikers!
(nwk/nwk)