Pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang disepakati melalui perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan ini, Jepang mampu menarik hati rakyat Indonesia.
Bahkan, rakyat pun sempat menyambut gembira. Mengapa demikian?
Kehadiran Jepang di Indonesia sebenarnya adalah untuk mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah itu telah ditunjukkan melalui serangan Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii pada 8 Desember 1941. Mereka memiliki tujuan besar yakni menaklukkan Asia Pasifik.
Dikutip dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) oleh Nana Supriatna, dkk pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil menduduki Kota Jakarta dan membuat tentara Belanda kewalahan. Mereka dipukul mundur hingga menuju Subang, Jawa Barat.
Hingga akhirnya di daerah Kalijati, Subang tentara Belanda menyerah tanpa syarat kepada tentara Jepang pada 8 Maret 1942. Momen itu menandakan bila penjajahan Belanda di Indonesia telah selesai.
Aksi memukul tentara Jepang mundur tentu membuat hati masyarakat senang. Namun, ternyata itu hanyalah iming-iming semata.
Alasan Jepang Sempat Disambut Gembira
Jepang menggunakan data-data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati rakyat. Akibatnya mereka dengan cepat mengerti budaya lokal dan menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat metafisis.
Propaganda yang terkenal untuk menarik simpati rakyat Indonesia ketika Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.
Ditambahkan dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk., Jepang memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan:
1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.
2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.
3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.
4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru. Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Kimigayo.
Pihak Jepang juga menarik perhatian para pemuda di Indonesia dengan bergabung ke dalam pasukan pembela tanah air (PETA), yang dibentuk untuk melawan Sekutu selama Perang Dunia II.
Setelah memperkuat posisinya di Indonesia, Jepang mulai melakukan penjajahan yang sebenarnya. Karena tujuan awal Jepang menduduki wilayah Indonesia karena ingin mengincar bahan baku industri.
Indonesia penuh dengan kekayaan alam dan bahan mentah seperti minyak bumi. Dengan demikian, mereka mulai melakukan berbagai cara untuk menyenangkan rakyat di awal kedatangan.
Jepang Lebih Kejam Dibanding Belanda
Dikutip dari buku Sejarah Untuk SMP dan MTs yang diterbitkan Grasindo pola penjajahan Jepang dianggap lebih kejam dibandingkan dengan penjajahan Belanda. Mereka melakukan pergerakan tenaga pemuda dan pekerja (romusha) serta sumber daya rakyat Indonesia.
Perilaku Jepang itu dianggap sangat menyengsarakan rakyat sehingga perlawanan terjadi di beberapa daerah dan muncul ke permukaan. Perlawanan itu dibedakan menjadi dua jenis yakni gerakan bawah tanah yang dilakukan para tokoh organisasi kebangsaan Indonesia dan perlawanan fisik yang dilakukan para pemimpin daerah.
Hingga akhirnya pada tahun 1944, kedudukan Jepang pada Perang Pasifik sudah terjepit oleh berbagai kekalahan beruntun dan Sekutu. Pada saat itu, Jepang kembali mencari simpati dan dukungan rakyat Indonesia.
Mereka memberi janji kemerdekaan (Janji Koiso). Janji tersebut berusaha diwujudkan Jepang dengan cara mendirikan BPUPKI pada tanggal 29 April 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI diubah menjadi PPKI yang kemudian mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Nah begitulah sejarah dan alasan mengapa rakyat Indonesia menyambut gembira kedatangan Jepang. Sudah tahu info ini belum? Semoga bermanfaat ya!
(nah/nah)