Dalam Marvel Cinematic Universe (MCU), film Ant-man and The Wasp: Quantumania menggambarkan quantum realm sebagai dunia di mana konsep ruang dan waktu jadi tidak relevan.
Dunia quantum realm di Ant-Man juga hanya bisa dilihat jika manusia menyusut sangat kecil. Apakah quantum realm benar-benar ada?
Quantum Realm Benar-benar Ada
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia menjelaskan, pada dasarnya, fisika kuantum (quantum physics) adalah ilmu yang mempelajari fenomena dan interaksi benda-benda level atomik hingga subatomik seperti foton dan elektron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN Julio mengatakan, quantum realm dapat dideskripsikan sebagai ranah tempat fisika kuantum dapat diterapkan oleh pengamat dunia maskroskopik.
"Sehingga, quantum realm bukanlah dunia gaib atau fiksi. Keberadaannya nyata ada di antara kita," jelasnya, dikutip dari unggahan Instagram @brin_indonesia, Senin (27/2/2023).
Julio menjelaskan, saat ini manusia juga turut memanfaatkan quantum realm.
"Komputer, perangkat komunikasi modern, sel surya, dan sinar laser, adalah penggunaan ilmu kuantum di kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Beda Quantum Realm Asli dan Versi Film Ant-Man
Tokoh ahli entomologi dan fisika Dr Henry Jonathan "Hank" Pym di Ant-Man menggambarkan quantum realm sebagai dunia yang hanya bisa dilihat jika manusia menyusut jadi sangat kecil, di mana konsep ruang dan waktu jadi tidak relevan.
Di film Ant-Man and The Wasp: Quantumania, keluarga Lang dan Pym tersedot ke quantum realm. Hank Pym sebelumnya menjelaskan, jika tidak diatur dengan benar, proses penyusutannya akan membawa seseorang ke quantum realm tersebut.
Julio menjelaskan, pada quantum realm, ruang dan waktu tetap ada di ranah subatomik. Hanya saja, berlaku konsep ketidakpastian Heisenberg.
"Dari sudut pandang observer makroskopik, di ranah kuantum, berlaku apa yang disebut konsep ketidakpastian Heisenberg," kata Julio.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa orang tidak bisa secara bersamaan mengetahui posisi dan kecepatan sebuah benda dengan tepat.
Kenapa tidak? Associate Professor Departemen Fisika dan Astronomi Chad Orzel dari Union College dalam TED Talk menjelaskan, karena semua hal di alam semesta memiliki sifat partikel dan gelombang secara bersamaan.
Prinsip ketidakpastian ini menyatakan bahwa semakin tepat posisi suatu partikel ditentukan, semakin tidak tepat momentumnya yang dapat diprediksi dari kondisi awal. Begitu juga sebaliknya.
"Singkatnya, ketidakpastian ini membatasi ketelitian pengukuran posisi atau ruang koordinat dan energi sebuah partikel," imbuh Julio.
Bagaimana detikers, tertarik belajar fisika kuantum dan quantum realm lebih jauh di bangku kuliah?
(twu/nwk)