Sering Berubah-ubah, Apa Warna Bulan Sebenarnya?

ADVERTISEMENT

Sering Berubah-ubah, Apa Warna Bulan Sebenarnya?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 21 Feb 2023 19:30 WIB
Fenomena Bulan Purnama Mikro akan terjadi pada 7 Januari 2023. Selain di tanggal 7 Januari, Bulan Purnama Mikro kembali datang pada 6 Februari 2023.
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Menjadi salah satu benda langit yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apa warna Bulan yang sebenarnya?

Terkadang satelit Bumi itu bisa berwarna kuning, putih, keabuan bahkan merah. Namun ternyata itu semua bukanlah warna asli Bulan.

Seperti yang diketahui, Bulan bukanlah sebuah bintang. Dengan demikian, ia tidak bisa memancarkan cahayanya sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir melalui laman ZME Science, Selasa (21/2/2023), Bulan bisa tampak bersinar karena memantulkan cahaya dari Matahari. Setidaknya, 3-12% cahaya Matahari dipantulkannya sehingga bisa terlihat dari Bumi.

Alasan utama mengapa Bulan bisa selalu berubah warna karena adanya fenomena optik di atmosfer Bumi, bukan Bulan yang memiliki warna. Dengan kata lain, warna yang terlihat dari Bumi hanyalah warna yang tampak bukan warna sebenarnya.

ADVERTISEMENT

Perbedaan Warna Bulan

Laman National Aeronautics and Space Administration (NASA) menjelaskan bulan berwarna merah atau kuning biasanya menunjukkan bulan yang terlihat di dekat cakrawala. Di titik itu, sebagian cahaya biru telah dihamburkan melalui jalur panjang di atmosfer Bumi yang penuh dengan debuan halus.

Sedangkan Bulan berwarna biru dapat mengindikasikan Bulan yang terlihat melalui atmosfer. Dalam penampakkan itu ada berbagai partikel debu yang lebih besar.

Bila fenomena gerhana Bulan terjadi, Bulan berada dalam bayangan Bumi dan menampilkan merah redup. Alasannya karena cahaya dibiaskan melalui udara di sekitar Bumi sehingga warna itu bisa muncul.

Penentuan Warna Bulan

Pasca misi manusia pergi ke Bulan seperti misi Apollo milik NASA, manusia jadi bisa melihat Bulan secara dekat. Kini, manusia tahu bila permukaan Bulan terdiri dari berbagai batuan vulkanik.

Untuk itu, melalui batuan ini bulan bisa ditentukan warna aslinya. Terkadang Bulan bisa terlihat berwarna kontras antara area yang lebih putih dan lebih gelap.

Permukaan yang lebih terang diketahui merupakan bagian dataran tinggi di Bulan yang biasa disebut 'terrae' dan area yang lebih gelap disebut 'maria'.

1. Dataran tinggi Bulan

Daerah dataran tinggi biasanya memiliki sedikit zat besi dan kaya akan kalsium. Itulah alasan mengapa area itu terlihat lebih terang. Batuan yang dominan ada di daerah Terrae ini disebut 'anorthosite'.

Anorthosite adalah batu yang terdiri dari feldspar plagioklas yang kaya kalsium. Batuan ini juga bisa ditemukan di Bumi.

Batuan di dataran tinggi bahkan bisa lebih putih dari anorthosite yang disebut dengan batuan dataran tinggi murni. Batuan ini diketahui sebagai bahan dari pembentukan kerak Bulan dan sangat langka.

2. Dataran rendah Bulan

Sedangkan bagian maria mengandung lebih banyak basalt yakni batuan vulkanik yang sangat gelap. Basalt juga batuan yang cukup umum ditemukan di Bumi.

Batuan tersebut terbentuk melalui proses pendinginan lava yang cepat dan mengandung magnesium serta besi. Warnanya sangatlah gelap.

Bagian maria di bulan pada dasarnya adalah dataran banjir lava basaltik yang juga ditemukan di permukaan Mars. Meski begitu, basalt bisa berwarna hitam.

Di lingkungan aslinya, basalt juga mengandung mineral yang disebut dengan Olivin. Olivin adalah kristal hijau yang indah.

Saat bergerak menuju permukaan, ia bisa menampilkan rona kehijauan. Untuk itulah Bulan terkadang memiliki warna hijau yang samar-samar.

Tentu saja, ada juga bebatuan lain di Bulan yang bisa mengubah warna pemandangan. Bentang alam Bulan dicirikan oleh kawah tubrukan, beberapa gunung berapi, perbukitan, aliran lava, dan cekungan.

Seringkali, ciri-ciri ini ditandai oleh batuan lain yang disebut breksi. Breksi pada dasarnya adalah nama batuan yang terbentuk dari pecahan-pecahan batuan lain dan disemen oleh matriks berbutir halus.

Tapi seperti yang juga sering terjadi di Bumi, bebatuan tidak selalu terekspos ke permukaan. Sebaliknya, mereka bisa ditutupi oleh debu yang disebut regolith.

Tidak di bulan bersifat gembur dan heterogen. Namun, dalam banyak hal, regolith terlihat seperti tanah Bumi, dengan warna abu-abu tua.

Bulan juga terkadang berwarna kuning-oranye yang disebabkan oleh oksidasi besi yang prosesnya sama seperti di Bumi. Namun para peneliti percaya warna tersebut hadir karena manik-manik kaca vulkanik.

Jadi, Apa Warna Bulan?

Jawaban sederhana dan menjemukan adalah bahwa Bulan pada dasarnya diselimuti berbagai warna abu-abu bila dilihat dari dataran tinggi yang sangat terang hingga dataran banjir basaltik yang gelap.

Tetapi jika detikers melihat foto Bulan dan meningkatkan saturasinya, detikers akan melihat beberapa variasi yang luar biasa. Seperti hadirnya rona hijau di area yang kaya olivin, rona jingga di area yang memiliki sedikit zat besi, bahkan beberapa warna kebiruan di area yang kaya akan titanium.

Terkadang, pertanyaan sederhana seperti 'apa warna Bulan' sebenarnya membutuhkan banyak ilmu pengetahuan. Bulan adalah hal yang menarik untuk diperhatikan.

Bulan mampu memantulkan sinar Matahari dengan indah. Namun, ingatlah bahwa sebenarnya warna Bulan abu-abu, hitam, hijau, dan jingga. Tapi kebanyakan abu-abu dan hitam.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads