Syair Untuk Ibu
(Karya Amelia Zelianti)
Ibu setiap rintikan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah engkau berikan untukku
Selalu ku kenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu
Ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu
Aku merasa hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu
Kau lah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dikiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu
Malaikat Tak Bersayap
(Karya Angelia Arum Arizana)
Bidasan dirgantara menodong sebuah mata
Menaruh aksentuasi pada wanita yang memarut muka
Tarut larat membeliak dedikasi dan senantiasa dada
Sudah serasa bahara yang amat biasa baginya
Durjana dunia telah menyulih resistansi raga
Menguak cua menjadi kentara derana yang menyatukan kalbu
Melegar profesi menyerak sang pembela barga
Tanpa basa-basi merecap bumbu mengebu-gebu
Dia laksana pelita pada ketaksaan jiwa
Senandung abadi merajai jiwa hati gembira
Sosoknya mampu memberus sorotan seluruh pemirsa
Tertawan segala kiprah yang kejat berjibaku
Malaikat tak bersayap, kupanggil ia dengan sebutan ibu
Ibuku
(Karya Dewi Fatimatul Azizah)
Tak kan kulupakan jasamu ibu....
Kau mengandungku, melahirkanku
Resah gelisah menjadi satu
Kau rasakan di dalam kalbu
Setiap waktu berjalan
Pekerjaanmu begitu melelahkan
Walaupun lelah keringat bercucuran
Tak pernah engkau keluhkan
Ibu...
Kau curahkan cinta kasihmu
Kau belai dengan sentuhan lembutmu
Mendidikku dengan kasih sayangmu
Agar aku menjadi maju
Ibu...
Tak hentinya aku membuat marah
Hingga kau menjadi gundah
Namun, engkau tetap tabah
Tersenyum ramah, tanpa keluh kesah
Dirgahayulah ibunda
Teriring ucapan doa
Semoga Tuhan mengabulkannya
Mama Tercinta
(Karya Farihah Ismawati)
Teruntuk engkau yang aku rindu
Bila bahagia adalah bertemu
Izinkanku berjumpa dengan engkau
Engkau yang menjadi pelarian mengadu
Terimakasih mama
Karena tetap bertahan dan berjuang
Mendampingiku sekaligus melengkapi sayapku
Sayap yang telah lama hilang dan selalu aku rindu
Tak pernah terbayang olehku
Apa jadinya aku tanpa engkau
Aku tahu pada masa itu
Tak mudah bagi engkau berjuang sendirian
Dari lubuk hati yang teramat dalam
Mama...
Maafkan aku belum bisa menjadi apa yang engkau mau
Di sinilah aku sedang berjuang mengarungi sebuah cita dan asa
Restu dan doa yang selalu engkau berikan
Mengantarkanku sampai detik ini
Sebuah kata klise tapi benar dari lubuk hati
Love you mama....
Setitik Rindu Untuk Mama
(Karya Fuji Rahma Febrianti)
Tentang rasa yang tak pernah ku ungkap
Tentang hati yang terasa begitu pengap
Tentang lidah yang keluar tuk berucap
Tentang rindu yang masih menancap
Aku berusaha melangkah tanpa tuntunanmu
Aku kehilangan semangat tanpa kehadiranmu
Aku kecewa saat jauh darimu
Aku menangis pelan karena merindukanmu
Walau yang ku rasa kadang pilu
Walau hati terus menahan sendu
Walau tangis masih sering menyapaku
Aku akan menanti dengan sabar
Menutup senja hingga membuka fajar
Sampai rindu berakhir dengan kabar
Klik halaman selanjutnya...Ibu Matahariku
Simak Video "Video Mengenal Perayaan Hari Ibu 2024: Sejarah Hingga Makna Tahuh Ini"
[Gambas:Video 20detik]