Tari Topeng berasal dari daerah Jawa Barat tepatnya Cirebon. Lantaran hal tersebut, kesenian satu ini sering disebut Tari Topeng Cirebon.
Sebagai daerah yang kental dengan adat dan budaya yang terus dilestarikan, Tari Topeng Cirebon memiliki makna dan sejarah yang mengesankan.
Bagaimana tidak, Tari Topeng Cirebon memiliki makna tentang awal mula terciptanya alam semesta beserta manusia yang hidup di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Tari Topeng
Melansir jurnal Patanjala Vol. 3, No. 3, September 2011: 472-487 tentang "Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Tari Topeng Cirebon ABad XV-XX" yang ditulis oleh Lasmiyati, Tari Topeng sudah ada sejak Sunan Gunung Jati menjabat sebagai kepala nagari Cirebon.
Ditarikan oleh penari yang mengenakan topeng, Tari Topeng mengalami perkembangan pesat sejak abad ke-12 hingga ke-15.
Dalam Babad Cirebon Carang Satus yang ditulis oleh Elang Yusuf Dendrabrata Tari Topeng Cirebon pertama kali diciptakan dalam rangka penyebaran agama Islam.
Awalnya ada pria asal Karawang yang memiliki pusaka Curug Sewu bernama Pangeran Welang yang ingin mengalahkan Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana di Keraton Cirebon.
Mengetahuinya, Sunan Gunung Jati tak ingin adanya peperangan dan memilih diplomasi kesenian dengan membentuk kelompok kesenian dan melakukan pertunjukkan keliling dari satu daerah ke daerah lainnya.
Dalam kelompok tersebut, ada seorang primadona yang bernama Nyi Mas Gandasari yang berperan sebagai penari dengan wajah menggunakan kedok (topeng).
Pagelaran tersebut sampai juga ke telinga Pangeran Welang yang akhirnya terpikat dengan kecantikan Nyi Mas Gandasari.
Ia akhirnya meminang Nyi Mas Gandasari dengan mahar pusaka Curug Sewu yang mengakibatkan kesaktian Pangeran Welang menghilang.
Karena tak sakti lagi, ia menyerah kepada Sunan Gunung Jati dan masuk ke agama Islam. Sejak saat itulah, Tari Topeng menjadi jenis kesenian yang disukai masyarakat Cirebon.
12 Topeng pada Tari Topeng
Pada awalnya pertunjukan Tari Topeng dipagelarkan di halaman rumah atau lapangan, belum dikenal panggung pementasan kesenian. Pada waktu pementasan diselingi bodoran dan lakon-lakon khusus, yang diiringi gamelan praya. Pada masa itu, Tari Topeng mempertunjukkan 12 topeng yaitu:
a. Kedok Panji dengan wanda liyep warna cat endhog manuk prit (putih kebiru-biruan)
b. Kedok Parmindo kedok Samba.
- Kedok Parmindo galung, wandanya lanyap warna cat endhog manuk prit, putih kebiru-biruan.
- Kedok Parmindo gimbal, wandanya lanyap warna cat putih kekuning-kuningan.
c. Kedok Patih, wandanya satria warna cat dhadhu (campuran merah dan putih sama banyaknya).
d. Kedok Tumenggung, wanda satria warna cat kembang enung atau kedhapan (violet).
e. Kedok Rangga, wanda satria warna cat dhadhu kelang (campuran merah, putih, dan kuning).
f. Kedok Kelana, wanda danawa warna cat dhadhu tuwo atau welanda mabok.
g. Kedok Bapang, wanda danawa warna cat abang putih babi (merah tua).
h. Kedok Rayang, wanda satria warna cat dhadhu bener (merah jambu).
i. Kedok Ratu wanda wanodya warna cat putih semu kuning.
j. Kedok Sarag wanda wanodya danawa warna cat putih mulus.
k. Kedok Aki- aki, wandanya jalma warna cat merah darah (bapang).
l. Kedok Jinggaanom, wada danawa warna cat kembang encung muda.
Nama Kedok dalam Tari Topeng
Dalam setiap kedok dibungkus dengan secarik kain ukuran pembungkus yang disebut uleus. Dalam tokoh-tokoh lain memberikan nama-nama kedok seperti:
a. Panji (ksatria): wanda lemah lembut penyantun warna cat putih.
b. Samba (candra kirana): wanda satria putra mahkota cat telur asin.
c. Tumenggung: wanda satria berbudi warna cat merah muda.
d. Rumyang: wanda berbudi (lincah) warna cat merah jambu.
e. Jinggaanom: wanda danawa warna cat merah tua.
f. Kelana: wanda danawa warna cat merah.
g. Tembem: wanda wanita emban warna cat putih.
h. Penthul: wanda dagelan warna cat coklat (Salana, tt dan th).
Dengan demikian terjawab sudah bila Tari Topeng berasal dari Cirebon. Hingga kini Tari Topeng masih terus dilestarikan dan selalu ditampilkan dalam berbagai upacara adat seperti Upacara panen Mapag Sri yang dilaksanakan di Desa Pangkalan Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
Pada awalnya, Tari Topeng tinggal di lingkungan Istana Cirebon. Kini, para seniman telah keluar dari istana dan terus melestarikan Tari Topeng dengan mengajarkannya kepada keturunannya dan pada masyarakat sekitar.
Sehingga Tari Topeng yang ada di daerah-daerah tersebut memberi nama yang disesuaikan dengan nama daerahnya seperti Topeng Losari, Topeng Palimanan, Topeng Astana Langgar, dan Topeng Gegesik. Nah, jadi makin tahu kan detikers? Selamat belajar!
(nwy/nwy)