Ini Spesies yang Bertahan Paling Lama di Bumi, Ada Sejak 250 Juta Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

Ini Spesies yang Bertahan Paling Lama di Bumi, Ada Sejak 250 Juta Tahun Lalu

Nikita Rosa - detikEdu
Sabtu, 17 Des 2022 12:00 WIB
Ilmuwan temukan spesies baru dinosaurus jenis herbivora dengan tubuh kecil
Apa Spesies Tertua di Dunia? (Foto: Peter Nickolaus via Sci.News)
Jakarta -

Bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun. Dari berbagai evolusi di planet ini, setiap makhluk hidup berlari, berenang, melata atau terbang untuk beradaptasi dan bertahan hidup.

Dari jutaan spesies di Bumi, ada satu spesies hewan yang berhasil bertahan hidup terlama. Apa itu?

Pada November 2010, Guinness World Record memberikan gelar 'makhluk hidup tertua' kepada Triops cancriformis atau udang kecebong. Udang lapis baja ini disebut telah ada sejak periode Trias (251,9 juta hingga 201,3 juta tahun lalu).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Udang kecebong memiliki tubuh seperti sekop, yang bermanfaat untuk menggali dasar kolam yang mereka huni. Desain tubuh ini bekerja dengan sangat baik sehingga para udang kecebong mempertahankannya selama ratusan juta tahun.

Meskipun mereka terlihat sama sejak jutaan tahun lalu, penelitian DNA yang diterbitkan sejak 2010 mengungkapkan bahwa udang kecebong tidak pernah berhenti berevolusi.

ADVERTISEMENT

Udang kecebong adalah keturunan dari nenek moyang Trias yang mirip dan sebenarnya berusia tidak lebih dari 25 juta tahun.

Pesaing Tahta 'Spesies Tertua' Udang Kecebong

Jadi, bagaimana dengan pesaing lain untuk gelar spesies yang bertahan paling lama di Bumi? Ada beberapa spesies yang disebut sebagai fosil hidup, dan yang paling terkenal adalah sekelompok ikan laut dalam yang disebut coelacanth.

Para peneliti pertama kali menemukan fosil coelacanth pada tahun 1800-an dan mengira mereka telah punah pada akhir periode Cretaceous 66 juta tahun yang lalu. Namun pada tahun 1938, para nelayan mengangkut coelacanth hidup di lepas pantai Afrika Selatan.

Spesies coelacanth yang berenang di lautan saat ini tidak sama dengan coelacanth yang menjadi fosil. Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Marine Biology menunjukkan bahwa spesies hidup muncul dalam 20 juta hingga 30 juta tahun terakhir.

Hal yang sama juga berlaku untuk garis keturunan kepiting tapal kuda kuno. Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Phylogenetics and Evolution menemukan bahwa kelompok tertua kepiting tapal kuda Asia yang disebut Tachypleus baru muncul sekitar 25 juta tahun yang lalu, meskipun terlihat mirip dengan fosil yang berusia ratusan juta tahun.

Setiap Spesies akan Berevolusi

Menurut ilmuwan, udang kecebong, coelacanth, dan kepiting tapal kuda meyakini bahwa organisme yang tampaknya paling stabil pun selalu berubah.

"Saya kira tidak ada bukti bahwa satu spesies pun telah ada selama lebih dari beberapa juta tahun," ujar Africa GΓ³mez, ahli biologi evolusi di Universitas Hull dan penulis senior udang kecebong 2013 dalam Live Science dikutip Selasa (13/12/2022).

Studi dari fosil menunjukkan bahwa spesies biasanya bertahan antara 500.000 tahun dan 3 juta tahun sebelum mereka mati karena kepunahan atau digantikan oleh keturunan.

Sebagai contoh, DNA organisme dapat bermutasi dan mutasi ini dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dua spesies yang mirip secara genetik juga dapat kawin, menghasilkan spesies hibrida baru yang tumbuh.

Persaingan juga memaksa spesies untuk berevolusi. Predator bersaing dengan mangsa, dan hewan yang berbagi ruang yang sama bersaing untuk mendapatkan makanan dan sumber daya.

"Predator berevolusi, mangsa berevolusi, predator berevolusi, mangsa berevolusi, pesaing berevolusi, pesaing lain berevolusi," kata Scott Lidgard, kurator emeritus fosil invertebrata di Field Museum di Chicago.

Terlebih, faktor lingkungan dapat memengaruhi berapa lama spesies bertahan hidup.

"Katakanlah [kelompok] takson beradaptasi dengan baik pada jenis habitat tertentu dan iklim berubah secara dramatis," kata Lidgard.

"Jika tidak bisa bermigrasi ke tempat lain dengan habitat yang sama, ia akan punah," lanjutnya.

Karena perubahan itu konstan, GΓ³mez tidak menganggap spesies apa pun sebagai fosil hidup karena istilah tersebut memberi kesan bahwa hewan berhenti berevolusi.

Sebaliknya, Lidgard berpendapat bahwa 'fosil hidup' dapat digunakan sebagai istilah umum untuk mempelajari organisme dengan keunikan tertentu, seperti laju perubahan evolusi yang lambat.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads