Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai macam-macam konjungsi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan konjungsi.
Mengutip buku Konjungsi dalam Karangan Siswa oleh Mujiati Laa Saadi, konjungsi merupakan kata penghubung yang dapat menentukan kedudukan dari klausa atau jenis kalimat serta dapat membedakan makna.
Dijelaskan juga bahwa konjungsi berfungsi untuk memperluas satuan-satuan bahasa, khususnya menjadi penghubung antar kata, klausa, kalimat dan paragraf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macam-Macam Konjungsi
Dalam buku Primagama Smart Solution oleh Tim Primagama, konjungsi dikelompokkan menjadi dua yaitu konjungsi intra dan antarkalimat.
1. Konjungsi intrakalimat
Konjungsi ini menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Dalam konjungsi intrakalimat juga dibagi menjadi dua yaitu:
Konjungsi koordinatif, kata hubung ini menghubungkan dua klausa atau lebih yang kedudukannya setara. Contohnya: dan, tetapi, melainkan, sedangkan, lalu, dan kemudian.
Konjungsi subordinatif, kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang kedudukannya tidak setara. Contohnya: ketika, sejak, jika, supaya, agar, sehingga, bagaikan, andaikata, ibarat, karena.
2. Konjungsi antarkalimat
Kata hubung ini menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. contohnya: oleh karena itu, sebelum itu, sesudah itu, namun, akan tetapi, kecuali, sesudah itu, selain itu, sebaliknya.
Mengutip referensi lain dalam buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VII terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, konjungsi sendiri terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah:
1. Konjungsi Aditif
Konjungsi ini merupakan kata hubung yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama. Fungsinya adalah menggabungkan dua kata, klausa, kalimat dalam kedudukan yang setara.
Contoh dari konjungsi aditif adalah: dan, lagi, serta, dan lagipula.
2. Konjungsi Disjungtif
Selanjutnya, konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur sederajat, namun dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contohnya: atau, atau...atau, baik...maupun, baik...baik, dan entah...entah.
3. Konjungsi Temporal
Kata hubung yang menjelaskan waktu antara dua hal atau peristiwa disebut dengan konjungsi temporal. Konjungsi ini menjelaskan suatu hubungan yang tidak sederajat atau setara.
Contoh: apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.
Konjungsi sebelumnya dan sesudahnya tidak termasuk karena menghubungkan kalimat yang sederajat.
4. Konjungsi pertentangan
Kata hubung ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, namun mempertentangkan kedua bagian tersebut. contoh: tetapi, melainkan, sebaliknya, dan namun.
5. Konjungsi pembenaran
Konjungsi pembenaran menghubungkan dua hal dengan membenarkan atau mengakui suatu hal, namun menolak hal lain yang ditandai konjungsi tersebut. contoh: meskipun, walaupun, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan sekalipun.
6. Konjungsi pembatasan
Konjungsi pembatasan adalah kata hubung yang menjelaskan bagaimana batas suatu hal atau pekerjaan dapat dikerjakan. Contohnya: kecuali, selain, asal.
7. Konjungsi sebab
Konjungsi ini menjelaskan tentang suatu peristiwa yang terjadi karena sebab tertentu. Contohnya adalah: sebab dan karena.
8. Konjungsi akibat
Konjungsi akibat adalah konjungsi yang menjelaskan akan suatu peristiwa yang terjadi karena peristiwa atau suatu hal yang lain. contohnya: sehingga, sampai, akibatnya.
9. Konjungsi perbandingan
Kata hubung ini menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan keduanya. Contohnya adalah: sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, dan seakan-akan.
10. Konjungsi pengantar kalimat
Konjungsi pengantar kalimat adalah konjungsi yang berfungsi memulai suatu kalimat kemudian merangkai kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya atau sesudahnya.
Contohnya: akan, bahwasanya, adapun, syahdan, hatta, dan arkian.
(pal/pal)