Simbiosis alelopati adalah hubungan antara organisme yang berbeda spesies, dengan salah satunya dapat menghambat pertumbuhan dan kehidupan lainnya.
Dalam simbiosis alelopati, satu organisme lebih unggul dalam persaingan untuk mendapatkan makanan. Interaksi ini juga menyebabkan organisme yang satu mengeluarkan zat yang dapat mematikan organisme yang lain, seperti dikutip dari IPA untuk SMK/MAK Kelas X oleh Dewi Septiana Budiyati.
Alelopati sendiri adalah penghambatan kimiawi sebuah tanaman atau organisme oleh organisme lain dengan pelepasan zat yang menghambat pertumbuhan atau perkecambahan.
Pada tumbuhan, pohon-pohon tertentu akan mengeluarkan senyawa alelokimia sehingga tumbuhan lain tidak dapat hidup di bawahnya. Contohnya, di bawah pohon kamboja hanya sedikit ditemukan rumput.
Efek Alelopati
Senyawa dari alelopati disebut juga sebagai alelokimia. Senyawa kimia ini merupakan zat metabolit sekunder berasal dari makhluk hidup yang membunuh makhluk hidup lain.
Alelokimia berfungsi layaknya herbisida yang mampu membunuh tanaman-tanaman di sekitarnya, seperti dikutip dari Mengkaji Peranan Alelokimia pada Bidang Pertanian oleh Riajeng Kristiana.
Alelokimia dihasilkan dari residu tanaman gulma, tanaman semusim, tumbuhan berkayu atau mikroorganisme seperti virus dan jamur.
Berikut efek yang ditimbulkan alelokimia dari simbiosis alelopati, seperti dikutip dari buku Peningkatan Produksi, Manfaat, dan Sustainability Biodiversitas Tanaman Indonesia Volume I oleh Dewan Guru Besar IPB.
1. Menghambat Pembelahan Sel
Alelokimia mengganggu perkembangan sel-sel sehingga tidak bisa membelah sel atau memperbanyak diri. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan menjadi mati karena metabolisme tumbuhan tidak berjalan dengan baik karena ju mlah sel yang sedikit.
2. Menghambat Penyerapan Unsur Hara
Tumbuhan yang terkena alelokimia akan kehilangan kemampuan pengikatan kalium dan penyerapan ion-ion pada fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan yang terhambat akan menyebabkan kematian pada tumbuhan.
3. Menghambat Sintesis Protein
Sintesis protein sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Jika terhambat, maka metabolisme tubuh juga ikut terkendala.
4. Memengaruhi Ketegangan Membran
Metabolisme yang berjalan tidak baik akan berimbas pada penurunan kemampuan membran sel untuk dilewati berbagai partikel yang dibutuhkan. Apabila kemampuan membran sel terganggu, maka pertumbuhan dan perkembangan sel akan terganggu pula.
5. Menghambat Aktivitas Enzim
Terganggunya fungsi enzim mengakibatkan metabolisme tubuh berjalan tidak baik. Akibatnya, keberlangsungan hidup tumbuhan maupun organisme lain yang terdampak akan tergangu.
6. Menghambat Respirasi
Alelopati juga menghambat metabolisme lain seperti respirasi, proses fotosintesis, sistem transportasi, dan lain-lain. Jika metabolisme organisme terhambat maka pertumbuhan dan juga perkembangan tidak akan berjalan baik.
Peran Simbiosis Alelopati
Meskipun alelopati memiliki efek negatif karena dapat mematikan tumbuhan atau organisme yang tumbuh secara tumpang sari, alelokimia dapat dibudidayakan sebagai pestisida alami di bidang pertanian.
Mengutip penelitian Perkembangan Terkini Kajian Alelopati oleh Ahmad Junaedi dkk, penggunaan alelokimia dalam bidang pertanian dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis di lahan pertanian. Konsentrasi tinggi alelokimia dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain seperti gulma dan juga dapat mengusir hama.
Alelokimia juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi erosi sehingga dapat meningkatkan hasil produksi tanaman.
Contoh Simbiosis Alelopati
Berikut beberapa contoh tentang simbiosis alelopati pada tumbuhan maupun organisme:
1. Tanaman Jagung dan Gulma
Tanaman pangan penghasil karbohidrat potensial kedua di Indonesia setelah beras ini biasanya tumbuh bersama berbagai jenis gulma.
Dikutip dari penelitian Pengaruh Alelopati Ekstrak Daun Krinyu (Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung (Zea mays L.) oleh M. Yani Kamsurya, alelopati daun krinyu dalam konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan jagung.
Sebaliknya, dalam konsentrasi rendah, senyawa alelopati dapat memicu pertumbuhan tanaman jagung.
2. Alang-alang (Imperata cylindrica) dan Gulma
Alang-alang mensekresi senyawa fenol, asam valinik, dan karbolik untuk menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Senyawa-senyawa tersebut dapat meracuni tanaman sekitar yang berakibat terganggunya perkembangan tumbuhan hingga akhirnya mati.
3. Jamur Penicillium sp dan Bakteri
Dilansir laman Universitas Lampung, beberapa jenis jamur Penicillium dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Penggunaan jamur ini dalam dunia pengobatan harus dengan dosis dan penanganan yang tepat. Beberapa zat antibiotik yang bisa didapatkan dari jamur ini yaitu ampisilin, oksasilin, azlozilin, mezlosilin, nafsilin, dan lain-lain.
Simak Video "PSBB Lagi! Life Hacks biar Nggak Bosan Selama di Rumah"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)