Kisah Negara Fiktif Poyais, Penipuan oleh Jenderal Perang

ADVERTISEMENT

Kisah Negara Fiktif Poyais, Penipuan oleh Jenderal Perang

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 14 Nov 2022 09:30 WIB
Uang kertas Poyais, alat tukar di negara fiktif yang dibuat Gregor MacGregor.
Uang kertas Poyais, alat tukar di negara fiktif Poyais yang dibuat Gregor MacGregor. Foto: Wikimedia Commons/Natural Museum of American History
Jakarta -

Pada 1820, Gregor MacGregor datang ke London dengan mengaku sebagai pahlawan perang dan "Pangeran Negara Poyais". Selang beberapa bulan, MacGregor berhasil mengajak lebih dari 200 orang Inggris dan Skotlandia pindah ke "Negara Poyais" di Amerika Tengah.

Yang tidak diketahui para emigran tersebut, Poyais adalah negara fiktif. Alih-alih punya istana, gedung parlemen, gereja, pemukiman mewah, dan pegunungan emas seperti kata MacGregor, mereka akan mendapati rawa-rawa kosong di Pantai Nyamuk, seperti dikutip dari History Today.

Pantai Nyamuk

Jenderal Divisi Angkatan Darat Venezuela dan Granada Baru Gregor MacGregor menemukan Pantai Nyamuk, Nikaragua pada 1820, setelah perang Amerika Tengah, saat usianya masih 30 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, penguasa daerah setempat memberikan wilayah itu pada MacGregor dengan imbalan rum dan perhiasan

Pesisir Nyamuk adalah pesisir rawa tidak berpenghuni yang banyak nyamuk dan rawan penyakit, kendati pemandangan pantainya bagus. Kawasan ini hanya dihuni suku asli Amerika dan budak Afrika yang berpindah-pindah, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.

ADVERTISEMENT

Nama Poyais diambil MacGregor dari nama orang asli setempat, yakni orang Poyer, yang mendiami kawasan sumber air Black River di batas daerah Pantai Nyamuk.

Tempat terpencil itu direncanakan Poyais untuk jadi tempat kolonisasi ulang. Ia lalu berangkat ke Inggris untuk mencari pendanaan dan orang yang mau tinggal di sana.

Di Inggris, pemuda asal Skotlandia itu mendapat simpati dari kalangan bangsawan Inggris setelah mengaku sebagai pahlawan perang. Ia juga mengaku diberi tanah dan kekuasaan di "Negara Poyais", dan bergelar His Serene Highness Gregor the First, Sovereign Prince of the State of Poyais and its Dependencies, and Cazique of the Poyer Nation.

Ia juga membuat peta, dokumen hibah, bendera, dan dokumen kenegaraan palsu yang mirip dokumen kerajaan untuk meyakinkan identitasnya dan keberadaan Poyais di Pantai Nyamuk.

"Negara Poyais"

Kabar karier cemerlang MacGregor sebagai di perang Amerika Tengah dan kedekatannya dengan bangsawan Inggris mendorong warga London percaya dengan yang ia katakan, termasuk saat menggambarkan Poyais. Saat itu, warga Inggris belum mendengar adanya buku Memoirs of Gregor M'Gregor tulisan Letnan Kolonel Michael Rafter, yang merinci bagaimana MacGregor meninggalkan pasukannya dua kali saat diserang di Amerika Tengah oleh Spanyol. Di peristiwa itu, saudara Rafter yang juga anggota pasukan MacGregor menjadi korban jiwa.

Berdasarkan penuturan MacGregor, Poyais adalah negara dengan musim panas sepanjang tahun. Tanahnya subur, ada emas yang dapat ditambang dengan kapak tangan di gunung, dan batu-batu berharga di lereng bukit.

Lukisan Pelabuhan Black River, Poyais buatan pelukis dengan nama samaran Thomas Strangeways. Lukisan ini ditujukan untuk calon pemukim Poyais.Lukisan Pelabuhan Black River, Poyais buatan pelukis dengan nama samaran Thomas Strangeways. Lukisan ini ditujukan untuk calon pemukim Poyais. Foto: Wikimedia Commons

Ada juga jalan raya teduh oleh pepohonan, perkebunan gula, kopi, kapas, dan nila. Ada kawanan ternak di padang rumput dan buah-buahan liar melimpah. Ada pegunungan besar, hutan kayu, dan sungai.

Jalanan Ibu Kota Negara Bagian Poyaisian disebut penuh pepohonan. Ada Istana Kerajaan, Gedung Parlemen untuk tiga majelis legislatif, Gedung Opera, dan Katedral. Ada juga rumah-rumah mewah, bank, dan rumah-rumah pedagang besar, gudang-gudang, dan dermaga pelabuhan.

MacGregor datang ke Inggris di waktu yang menguntungkan. Masyarakat setempat mengalami kesulitan hidup setelah 20 tahun perang kontinental yang memiskinkan negara. Orang-orang pun tergiur dengan tawaran MacGregor untuk pergi dari kehidupan pascaperang.

Sementara itu, kartografi atau ilmu peta geografi jauh dari sempurna. Penyeberangan lintas benua dengan kapal juga makan waktu berbulan-bulan, sehingga saat itu sulit memeriksa keakuratan tentang Poyais.

Selanjutnya orang Inggris berangkat ke Poyais>>>

Orang Inggris Berangkat ke Poyais

50 pemukim pertama Poyais berlayar dari Leith dengan kapal Honduras Packet menuju Nikaragua. Mereka sebagian besar merupakan laki-laki dan perempuan petani yang tidak tahu bahwa tanah Pantai Nyamuk sebenarnya tidak cocok untuk bertani. Sisanya adalah pengrajin dan pedagang yang sudah menjual bisnis dan menutup tokonya, dan profesional yang ditunjuk Pangeran Poyais MacGregor sebagai pejabat negara.

Para pemukim Poyais juga sudah menukar uang-uang koin Skotlandia mereka dengan uang Poyais di Bank of Poyais. Sekitar 70.000 wesel bayar itu dicetak di Edinburgh, Inggris Raya.

Untuk membiayai pelayaran, agen, dan penghargaan pada fungsionaris, MacGregor juga meminjam uang di lembaga perbankan Perring & Company, London. Pada 1823, perusahaan ini mensponsori pinjaman sebesar Β£200.000 dengan biaya 80 persen, dijamin dengan sumber daya umum "Negara Bagian Poyais".

Pemegang saham juga buru-buru membeli obligasi tersebut dengan iming-iming bisa menukar obligasi mereka kapan saja dengan tanah hak milik di Poyais.

Kedatangan di Poyais, Kematian, dan Evakuasi

Emigran Inggris dan Skotlandia kemudian sampai di Pantai Nyamuk. Kapal lain rupanya juga datang dari Skotlandia, berisi 150 laki-laki, perempuan, dan anak-anak. 200 orang melihat pantai tidak berpenghuni dan hutan belantara, tetapi optimis bahwa mereka hanya tersesat dan mulai membongkar barang ke daratan.

Sebelum barang mereka sepenuhnya mendarat, badai menyapu pantai sehingga kapal mereka terbawa ke laut. Para pendatang membuat perkemahan darurat dan mencari bantuan di sepanjang pantai.

Karena musim hujan, penyakit menyebar cepat. Dua pertiga emigran meninggal karena malaria, demam kuning, dan kelaparan. Catatan salah satu penyintas Edward Lowe menyebut bahwa "Tidak seorang pun dapat membantu orang lain sebanyak itu."

Selanjutnya evakuasi, penipuan ulang di Prancis, dan akhir hidup MacGregor>>>

Kabar kesulitan pemukim Poyais sampai ke koloni Inggris di Honduras, yang berjarak 804 km. Penyintas dibawa secara estafet dan dirawat koloni Inggris di Belize, negara kecil di pesisir timur Amerika Tengah.

Emigran lainnya ternyata juga sedang berlayar menuju Pantai Nyamuk. Pemerintah kolonial di Honduras lalu bertugas mencegat, menyelamatkan, dan memulangkan korban penipuan tersebut sepanjang tahun.

Motif penipuan MacGregor adalah uang. Berbekal dua pinjaman dengan total Β£400.000 (sekitar Rp 7 miliar) pada 1822 dan 1823, MacGregor mengiklankan "tanah Poyais yang murah" seluas 540 hektar. Karena tanah ini bisa dibagi ke banyak lot, MacGregor memperoleh untung ratusan ribu pound sterling (miliaran rupiah).

Penipuan Diulang di Prancis

MacGregor melarikan diri ke Prancis pada 1823. Ia tidak pernah dibawa ke pengadilan di Inggris. Sejumlah orang, termasuk kolonis yang masih hidup, menyalahkan penyelenggara dan pemimpin pelayaran ketimbang MacGregor ketimbang percaya bahwa negara Poyais benar-benar tidak ada.

Di Prancis, MacGregor melakukan penipuan yang sama dan mendapat pinjaman Β£400.000 (sekitar Rp 5,4 miliar) dengan jaminan tambang emas fiktif di Poyais. Para investor Prancis juga buru-buru membeli obligasinya.

Namun pada 1825, sejumlah perusahaan di Paris melakukan ekspedisi ke Poyais dengan tujuan mengeksploitasi kekayaan. MacGregor lalu dipenjara tetapi tidak lama kemudian dibebaskan. Aksi MacGregor membuat negara fiktif Poyais juga memengaruhi terjadinya Panic of 1825, yakni anjloknya pasar saham karena ketakutan investasi spekulatif di Amerika Tengah akan berujung sama dengan investasi pada negara fiktif Poyais. Akibatnya, 12 bank di Inggris tutup.

Pada 1827, MacGregor ditangkap dan dipenjara di London. Karena punya teman di pengadilan, ia juga dibebaskan.

Akhirnya pada 1839, uangnya habis sehingga memohon pada Pemerintah Venezuela untuk naturalisasi dan pemulihan pangkat militer. Karena punya kawan lama di sana, permohonannya dikabulkan, dikembalikan ke pangkat Jenderal Divisi, dan diberikan pensiun. Ia meninggal di usia 59 tahun sebagai bagian Angkatan Darat Venezuela.

Halaman 2 dari 3
(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads