Teks editorial adalah artikel atau teks dalam suatu media, bisa surat kabar atau media online. Isi teks editorial yakni pendapat dari pimpinan dan redaktur media tersebut tentang suatu masalah yang sedang menjadi perbincangan atau viral.
Dalam teks editorial, informasi yang terdapat di dalamnya berupa fakta dan opini.
Namun dalam teks berita, tidak diperbolehkan adanya opini. Fakta adalah keadaan atau peristiwa yang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Sedangkan opini adalah gagasan atau pendapat atas fakta yang muncul.
Tujuan dan manfaat teks editorial adalah mengajak pembaca untuk ikut memberikan pandangan terhadap isu yang sedang dibicarakan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi teks editorial, seperti dikutip dari Buku Explore Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas XII:
1. Menjelaskan berita dan akibatnya kepada masyarakat
2. Mempersiapkan masyarakat akan adanya kemungkinan yang terjadi
3. Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhinya.
4. Meneruskan penilaian moral tentang isu tersebut.
Pada teks editorial, kita akan menemukan solusi yang diusulkan oleh penulis terhadap permasalahan atau isu yang sedang dibicarakan masyarakat saat itu. Dalam teks editorial kita juga akan menemukan kesimpulan terhadap isu yang dibahas dalam teks editorial yang dibaca.
Kemudian kita akan mempelajari cara menganalisis struktur dan ciri kebahasaan dari teks editorial.
1. Struktur Teks Editorial
a. Pengenalan Isu
Pengenalan isu berupa sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. Pembaca akan disajikan peristiwa, persoalan aktual, dan fenomenal yang menjadi dasar pembahasan.
b. Penyampaian Argumentasi
Argumentasi dapat berupa pernyataan, saran, atau anjuran dalam menyelesaikan permasalahan atau isu yang dibahas.
2. Ciri Kebahasaan Teks Editorial
Teks editorial memiliki ciri kebahasaan yakni:
a. Kata Ganti Tunjuk
Kata ganti tunjuk merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau lainnya yang menjadi fokus ulasan.
b. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas misalnya sebab, karena, oleh karena itu, jika, dan maka.
c. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan digunakan agar masalah yang diangkat dalam editorial bersifat pro dan kontra. Yang termasuk konjungsi pertentangan yakni akan tetapi, namun, tetapi, walaupun, dan meskipun.
d. Kosakata Populer
Kosakata populer oleh penulis atau redaktur dilakukan agar mudah dipahami pembaca.
Merancang Teks Editorial
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merancang teks editorial.
1. Pilihlah Topik atau Isu yang Diangkat
Dalam memilih isu dipertimbangkan hal-hal seperti yang sedang viral.
2. Kumpulkan Argumentasi Pendukung untuk Memperkuat Opini
Argumentasi pendukung yang dikumpulkan berupa fakta-fakta yang terkait dengan topik yang dipilih.
3. Hubungkan Isu, Argumentasi, dan Opini dengan Gaya Media
Kemudian kalian gabungkan isu, argumentasi, dan opini dengan gaya media yang bersangkutan. Diskusikan pula opini yang akan disampaikan dan solusi dalam teks editorial.
Setelah itu, tulis kerangka teks editorial. Kerangka teks editorial merupakan struktur teks editorial yaitu tesis, penyampaian argumentasi, dan rekomendasi.
4. Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh terhadap Hasil Tulisan
Bacalah kembali hasil tulisan agar tidak ada kesalahan ejaan. Teks editorial yang dibuat agar jangan menyerang pihak lain.
Contoh Teks Editorial
Berikut Contoh teks editorial dari Sindonews dengan pengubahan dalam Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII oleh Tim Ganesha Operation.
Antisipasi Bencana
Peringatan dini dan antisipasi terhadap bencana di Indonesia masih belum maksimal. Indonesia pun kembali berduka. Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, telah menewaskan puluhan orang.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musibah tanah longsor telah menyebabkan jumlah kematian korban paling besar dibandingkan dengan bencana lain. Longsor adalah kejadian terpola yang dapat dikenali masyarakat awam sekalipun.
Masalahnya, sejauh mana peringatan dini bencana longsor ini disampaikan pemerintah atau instansi terkait pada masyarakat yang tinggal di desa-desa? Andaikan alarm peringatan dini itu menyala sepanjang waktu, tentu warga yang sedang tertidur lelap dapat tahu lebih dini sehingga menghindari daerah yang rawan longsor. Namun, bencana sering datang tiba-tiba.
Kita berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor selalu waspada, terutama saat musim hujan. Langkah jangka pendek ini harus dilaksanakan.
Sementara itu, langkah jangka panjangnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kementerian terkait bersama pemerintah daerah harus proaktif menyadarkan masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan. Masyarakat juga perlu dirangkul untuk tidak merusak ekosistem, menggunduli hutan, atau membuka lahan pertanian di wilayah hutan lindung dan sebagainya.
Demikianlah artikel tentang teks editorial. Selamat belajar detikers!
(nwy/erd)