Fenomena langit di bulan November 2022 belum selesai. Selain gerhana Bulan total, ada lima hujan meteor yang dapat disaksikan dengan mata telanjang di bulan ini.
Hujan meteor sendiri adalah sejumlah meteor yang jatuh dan melewati permukaan Bumi dalam jumlah banyak, sehingga terlihat seperti hujan yang turun. Hujan meteor terdiri dari meteoroid (serpihan batu berukuran kurang dari 12 meter) dan komet.
Dalam unggahan Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), akan terjadi lima hujan meteor di November 2022 ini. LAPAN mengatakan, jika ingin menyaksikan fenomena ini, detikers bisa menyaksikannya langsung dengan mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mengamati hujan meteor ini, tidak perlu menggunakan alat bantu optik, cukup dengan mata saja. Kecuali jika ingin merekam maupun memotretnya menggunakan kamera DSLR maupun kamera all-sky dengan medan pandang 180 derajat," tutur akun @lapan_ri dikutip Selasa (8/11/2022).
Adapun kelima hujan meteor ini akan terjadi setiap minggu di bulan November. Penasaran? simak penjelasannya di bawah ini.
5 Hujan Meteor November 2022
1. Andromedid (5 November)
Hujan meteor Andromedid ini merupakan hujan meteor dengan titik radiant (titik asal kemunculan meteor) terletak di konstelasi Andromeda. Ia terlihat sejak 27 Oktober hingga 17 November dengan intensitas di Indonesia 1 meteor/jam.
Hujan meteor Andromedid dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah Matahari terbenam (5 November) hingga terbenam di arah barat laut saat subuh (6 November). Fenomena ini berasal dari sisa komet 3D/Biela.
2. Taurid Utara (12 November)
Fenomena hujan meteor selanjutnya adalah Taurid Utara. Taurid Utara muncul di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus bintang Pleiades. Ia aktif sejak 20 Oktober hingga 10 Desember dengan intensitas maksimum 3-4 meteor/jam.
Taurid Utara dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah Matahari terbenam (12 November) hingga terbenam di arah barat laut sebelum Matahari terbit (13 November). Hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet 2P/Encke.
3. Leonid (18 November)
Hujan meteor Leonid merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Leo. Aktif sejak 6 hingga 30 November, berintensitas variatif antara 10-15 meteor/jam.
Leonid dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah tengah malam (18 November) hingga redup di arah utara sebelum Matahari terbit. Leonid berasal dari sisa debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang mengorbit Matahari dengan periode 33,3 tahun.
4. Alfa Monocerotid (21 November)
Alfa Monocetorid Aktif sejak 15-25 November dengan intensitas variatif antara 1-5 meteor/jam saat di zenit pada 22 November. Berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish).
Terletak di konstelasi Canis Minor dekat bintang Alfa Monocerotis konstelasi Monoceros, ia dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur sejak 21 November sekitar pukul 22.00 sesuai zona waktu masing-masing hingga redup di arah barat sebelum matahari terbit (22 November).
5. Orionid November (28 November)
Hujan meteor terakhir di bulan November adalah Orionid November. Orionid November dapat disaksikan mulai 14 November hingga 6 Desember di seluruh dunia.
Adapun di Indonesia fenomena ini terlihat dari arah timur sejak 28 November sekitar pukul 20.00 pada waktu setempat hingga redup di arah barat laut sebelum matahari terbit (29 November). Intensitas di Indonesia bervariasi antara 2-3 meteor/jam.
Berbeda dengan hujan meteor yang lain, masih belum diketahui sumber dari Orionid November.
(nir/pal)