Jakarta -
Halo, Sobat Antariksa semua! Jika Sobat mengamati langit malam, tentu Sobat pernah menyaksikan planet yang berbeda dari planet-planet yang lain. Ya! Itulah planet Mars, planet merah yang berada di urutan keempat dari delapan planet di tata surya kita.
Mungkin Sobat pernah mendengar berita Mars akan seterang Bulan purnama. Berita ini sempat viral di tahun 2003 silam. Lalu, bagaimana yang sebenarnya terjadi, dan apa yang menyebabkan fenomena ini? Simak ulasannya berikut ini:
Fenomena yang pernah terjadi di tahun 2003 silam merupakan fenomena oposisi Mars. Apakah oposisi Mars ini? Fenomena ini adalah konfigurasi saat Matahari-Bumi-Mars berada pada satu garis lurus. Mars berada di sisi yang berlawanan dengan Matahari, sehingga disebut sebagai 'oposisi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan konfigurasi seperti ini, Mars akan berjarak lebih dekat dengan Bumi. Sehingga, Mars akan terlihat lebih terang dibandingkan dengan malam-malam lainnya, meskipun tidak akan sebesar dan seterang bulan purnama. Oposisi Mars analog dengan fase Purnama pada Bulan dan fase konjungsi superior pada planet dalam (Merkurius dan Venus).
Hal ini dikarenakan seluruh permukaan Mars yang menghadap Bumi terkena cahaya Matahari. Fenomena ini terjadi setiap rata-rata 25,6 bulan (2,13 tahun) sekali, dengan fenomena terakhirnya terjadi antara lain pada 27 Juli 2018 dan 23 Agustus 2020. Ketika planet merah ini beroposisi dengan Matahari, jarak Mars dari Bumi bervariasi antara 54,6 hingga 102,1 juta kilometer.
Inilah yang kemudian membuat kecerlangan Mars saat oposisi bervariasi antara -2,88 hingga -1,22. Jika dibandingkan dengan bintang paling terang dari Bumi yang bermagnitudo -1,46; yakni Sirius, kecerlangan Mars saat oposisi bervariasi antara 0,8 hingga 3,7 kali lebih terang.
Ukuran sudut Mars bervariasi antara 13,7 hingga 25,6 detik busur. Bandingkan dengan ukuran sudut Bulan yang bervariasi antara 1763 hingga 2012 detik busur atau 69 hingga 147 kali ukuran sudut Mars saat oposisi. Sehingga, mustahil Mars akan secemerlang dan seukuran dengan Bulan Purnama.
Kapan Oposisi Mars Terjadi?
Oposisi Mars tahun ini akan terjadi pada 8 Desember pukul 12.35 WIB / 13.35 WITA / 14.35 WIT. Oleh karenanya, Mars akan dapat disaksikan di Indonesia dari arah Timur Laut sekitar waktu Matahari terbenam. Kemudian, Mars berkulminasi di arah Utara dengan ketinggian antara 54,3Β° di Rote Ndao hingga 70,9Β° di Kota Sabang.
Ketampakan Mars berakhir keesokan paginya di arah Barat Laut sekitar Matahari terbit. Saat oposisi kali ini, jarak Mars dari Bumi sebesar 82,2 juta kilometer, dengan kecerlangannya sebesar -1,87 atau 1,5 kali lebih terang dibandingkan dengan Sirius. Ukuran sudutnya mencapai 17,0 detik busur, sehingga kecerlangannya hanya 40% kecerlangan saat oposisi Mars 2003 dan 2020 silam. Meski demikian, kecerlangan ini 1,8 kali kecerlangan saat oposisi Mars 2010 dan 2012.
Oposisi Mars kali ini juga bertepatan dengan fenomena Bulan Purnama Desember yang puncaknya terjadi pada 8 Desember pukul 11.08 WIB / 12.08 WITA / 13.08 WIT. Selain itu, oposisi Mars juga bertepatan dengan Okultasi Mars oleh Bulan yang hanya akan dialami oleh Kanada, Greenland, Islandia, sebagian Amerika Serikat, Meksiko, Aljazair, Tunisia, Maroko, Rusia dan seluruh Eropa kecuali negara-negara Balkan.
Okultasi Mars secara global terjadi sejak pukul 09.17 WIB hingga 13.10 WIB. Untuk negara-negara yang tidak mengalami Okultasi Mars, termasuk Indonesia, hanya akan mengalami Konjungsi Bulan Purnama-Mars. Konjungsi Bulan Purnama-Mars ini memiliki sudut pisah yang bervariasi.
Untuk kota Merauke, berkisar antara 3,4Β° saat terbit dari arah Timur Laut hingga 7,4Β° saat terbenam di arah Barat Laut. Sementara itu, untuk kota Sabang, sudut pisahnya berkisar antara 4,8Β° saat terbit dari arah Timur Laut hingga 9,1Β° saat terbenam di arah Barat Laut.
Mars dan Bulan akan bersama sepanjang malam dan dapat dikenali karena letaknya berada di konstelasi Taurus-Auriga, dekat bintang Elnath (Beta Tauri-Gamma Aurigae) dan titik radian hujan meteor Taurid Utara. Oposisi Mars juga menandai puncak dari retrograd (gerak balik) si planet merah ini.
Retrograd Mars sudah dimulai sejak 30 Oktober 2022 dan berakhir pada 13 Januari 2023. Bagi planet luar seperti Mars dan planet-planet Jovian (planet gas raksasa), retrograd selalu terjadi menjelang oposisi.
Bandingkan dengan planet-planet dalam, yakni Merkurius dan Venus, yang mengalami retrograd menjelang konjungsi inferior, yakni konfigurasi ketika Matahari-planet-Bumi berada dalam satu garis lurus dan planet terletak di antara Matahari dan Bumi.
Meskipun oposisi Mars analog dengan fase bulan Purnama, akan tetapi, Mars tidak akan memasuki bayangan umbra Bumi sebagaimana saat gerhana Bulan total. Hal ini karena jarak ujung kerucut umbra Bumi hanya 1,4 juta kilometer atau sekitar 3,7 kali jarak rata-rata Bumi-Bulan.
Bandingkan dengan jarak Bumi-Mars yang sudah disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya, meskipun Mars sebidang dengan Bumi saat oposisi, permukaan Mars yang menghadap ke Bumi seluruhnya terkena cahaya Matahari tanpa terhalang bayangan apapun.
Fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik selama: cuaca cerah, medan pandang bebas dari penghalang dan lokasi pengamatan bebas dari polusi cahaya. Oposisi Mars akan terjadi kembali pada 16 Januari 2025 dan 19 Februari 2027.
Secara umum, tidak akan ada dampak yang dialami oleh penduduk di Bumi saat fenomena ini terjadi. Oleh karenanya, Sobat tidak perlu panik, tetap tenang, juga selalu mengecek kebenaran berita, dan tidak mudah termakan oleh hoaks.
Demikian ulasan mengenai oposisi Mars kali ini, sampai jumpa di fenomena astronomis berikutnya! Salam Antariksa!
*Andi Pangerang Hasanudin, peneliti BRIN