Di mana ada capung, di sanalah tempat bersih berada. Begitulah perumpamaan yang bisa menggambarkan sebuah tempat yang banyak dihinggapi capung.
Dalam fase sebagai nimfa, capung membutuhkan lingkungan yang bersih dan kondisi air yang tenang. Tidak heran, keberadaan capung-capung di suatu tempat menunjukkan bahwa kondisi sekitar tempat tersebut masih bersih dan terbebas dari pencemaran.
Selain capung mampu menunjukkan indikator pencemaran air di sebuah danau, sungai ataupun kolam, dalam fase nimfa, capung memakan jentik-jentik nyamuk penyebab penyakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui peranan dari seekor capung ini, maka perlu dipahami juga bagaimana daur hidup capung tersebut. Mengutip buku Cepat Kuasai IPA Kelas IV, V, VI oleh Christiana Umi (2016) dan buku Science 4A oleh Yohanes Surya (2013), berikut adalah daur hidup capung :
Daur Hidup Capung
1. Telur
Capung dewasa biasanya akan meninggalkan telur mereka di kolam atau danau yang airnya tenang dan bersih. Telur tersebut akan diletakkan pada tumbuh-tumbuhan yang terdapat di kolam atau danau tersebut.
Setelah telur menetas, larva capung akan berpindah ke dalam dasar perairan. Larva capung ini dinamakan kini-kini. Di dasar perairan, mereka akan bergerak dan bernafas menggunakan insang hingga mereka berganti kulit.
2. Nimfa
Setelah kini-kini atau larva capung berganti kulit, mereka akan menjadi nimfa. Fase sebagai nimfa ini merupakan waktu paling lama dalam daur hidup capung. Lama masa hidup nimfa tersebut bisa mencapai 4 tahun.
Seekor nimfa capung akan menjadi ganas ketika ada yang mendekatinya. Mereka menjadi ganas untuk tetap bertahan hidup dan terhindar dari hewan lain yang bisa mengancam hidupnya.
Selain itu, pada fase ini, nimfa akan baik ke permukaan air dan hinggap di sela-sela tumbuhan kolam atau danau. Kemudian, nimfa akan berganti kulit dan muncul menjadi capung muda.
3. Capung Dewasa
Setelah melewati fase nimfa yang cukup lama, capung muda akan tumbuh menjadi capung dewasa. Sebelum menjadi capung dewasa, capung muda mengalami pergantian kulit sebanyak sepuluh kali terlebih dahulu.
Capung dewasa ditandai dengan munculnya sayang pada tubuhnya, sehingga mereka bisa terbang untuk hinggap ke daerah perairan lain. Meski begitu, pada fase awal capung menjadi dewasa, struktur tubuh mereka masih belum sempurna sehingga masih rentan.
Pada fase dewasa, capung akan melakukan perkawinan dengan lawan jenisnya. Perkawinan yang menjadikan populasi capung menjadi banyak mendatangkan keuntungan bagi kehidupan manusia. Peranan mereka selain mengurangi keberadaan jentik nyamuk juga membantu memberantas hama di kebun seperti kutu dalam beberapa tumbuhan.
(erd/erd)