Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan beberapa wilayah di Indonesia masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan turun disertai petir.
Petir bisa menjadi bagian cuaca bumi yang indah sekaligus menakutkan. Lalu tahukah kamu apa yang menyebabkan petir? Dikutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Scijink, petir berasal dari muatan listrik yang menumpuk di dalam awan badai.
Baca juga: Kapan Puncak Musim Hujan 2022-2023? |
Badai terbentuk saat udara yang hangat dan lembab naik tinggi ke atmosfer. Saat udara naik di atmosfer, awan terbentuk ketika uap air di udara mendingin menjadi tetesan air yang disebut tetesan awan. Beberapa tetesan awan kemudian membeku menjadi kristal es.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetesan awan dan kristal es ini bertabrakan dan membentuk partikel yang lebih besar yang disebut graupel. Saat kristal es naik, mereka bertabrakan dengan graupel yang lebih besar dan lebih berat. Tabrakan ini menghasilkan partikel bermuatan positif dan negatif.
Kristal es berukuran kecil dan ringan. Aliran ke atas membawa kristal es bermuatan positif lebih tinggi dan lebih tinggi ke awan. Sementara awan badai sebagian besar bermuatan negatif, yang menyebabkan sebagian besar muatan positif terbentuk di tanah.
Ketika muatan yang berlawanan ini menjadi cukup kuat, ada pelepasan listrik, pelepasan energi dalam bentuk petir. Petir sering menghubungkan muatan negatif di awan dengan muatan positif di tanah. Ini disebut petir awan ke tanah.
Mengapa petir sering menyambar pohon, tiang telepon, atau bangunan tinggi lainnya terlebih dahulu? Pohon dan tiang telepon sering kali merupakan objek tertinggi di tanah, sehingga mereka paling dekat dengan awan badai dan hal pertama yang dilalui petir.
Petir juga dapat tetap berada di dalam awan atau bahkan bergerak di antara dua awan. Hal ini terjadi ketika petir bergerak dari muatan negatif di satu awan ke muatan positif di dalam awan lain. Hal ini dikenal sebagai petir dalam awan.
Hasil analisis BMKG
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya Siklon Tropis SONCA di sekitar Laut China Selatan sebelah timur Vietnam, tepatnya di sekitar 14.2Β°LU 111.4Β°BT. Siklon Tropis SONCA ini memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knots (64 km/h) dan tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 998 mb.
Siklon Tropis SONCA ini bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 6 knots (10 km/h) memasuki daratan Vietnam. Dengan adanya sistem TC SONCA ini
membentuk pola belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian utara ekuator.
Dampak tidak langsung yang terjadi dari adanya sistem bibit siklon tersebut adalah potensi hujan Sedang hingga Lebat yang disertai kilat, petir dan angin kencang di beberapa wilayah di Indonesia. Potensi hujan ini diprediksi terjadi di wilayah Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat dengan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan utara Indonesia.
Sementara itu, beberapa gelombang ekuatorial juga dinilai masih cukup aktif di wilayah Indonesia. Fenomena ini turut berkontribusi dalam meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
Wilayah Indonesia yang berpotensi hujan
BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir dan angin kencang masih terjadi untuk periode 15 - 21 Oktober 2022.
Berikut beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami hujan disertai petir:
1. Aceh
2. Sumatra Utara
3. Riau
4. Jambi
5. Kep. Riau
6. Sumatra Barat
7. Sumatra Selatan
8. Bangka Belitung
9. Bengkulu
10. Lampung
11. Banten
12. Jawa Barat
13. DKI Jakarta
14. Jawa Tengah
15. Jawa Timur
16. Bali
17. Nusa Tenggara Barat
18. Nusa Tenggara Timur
19. Kalimantan Barat
20. Kalimantan Timur
21. Kalimantan Utara
21. Kalimantan Utara
22. Sulawesi Selatan
23. Sulawesi Tenggara
24. Papua
Sedangkan untuk periode 15 - 16 Oktober 2022, berdasarkan Prakiraan Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi terdampak Hujan Lebat dengan Kategori SIAGA berada di:
1. Sebagian wilayah Aceh
2. Sebagian wilayah Sumatra Utara
3. Sebagian wilayah Riau
Potensi gelombang tinggi
BMKG juga merilis potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada tanggal 15 - 21 Oktober 2022 yaitu sebagai berikut:
Kategori Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 m : Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Natuna, Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat Kep. Nias, Perairan P. Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Perairan selatan Bali hingga P. Sumba, Samudra Hindia selatan Banten hingga P. Sumba.
Masyarakat diminta waspada
Mengingat potensi cuaca ekstrem masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, BMKG menghimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana yang berkaitan dengan cuaca.
Masyarakat diminta segera menghindar dari lokasi rawan banjir atau banjir bandang (di bantaran, lembah dan tubuh sungai ), lokasi rawan longsor pada lereng/ tebing atau kaki lereng, ataupun lokasi rawan bencana lainnya saat peringatan dini disampaikan atau saat cuaca ekstrem terjadi.
Untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, masyarakat bisa melihat detail cuaca untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui :
a). Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan;
b) Website : signature.bmkg.go.id
c). Akun media sosial @infobmkg;
d). Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
e). Call center 196 BMKG;
Demikian informasi yang dapat dibagikan seputar cuaca ekstrem seminggu ke depan. Tetap waspada dan lindungi diri dari berbagai bahaya dan dampak cuaca ekstrem.
(dvs/pal)