Dalam pernyataannya ketika HUT TNI ke-2, Jenderal Sudirman memberi pesan bahwa tentara Indonesia masih menuju kesempurnaan, kekuatan negara. Karena kesempurnaan kekuatan itulah jaminan kepada kemerdekaan. "Kekuatan itulah yang harus kamu jaga, kamu pelihara, jangan sekali-kali lemah, sebab lemahnya kekuatan itu berarti terancamnya kemerdekaan kita."
Saat Belanda melancarkan agresi militer II pada Desember 1948, seluruh pemimpin republik ditangkap. Sudirman mengeluarkan Perintah Siasat Nomor 1 dan memutuskan bergerilya. Diiringi pengawalnya, Soedirman yang dalam keadaan sakit melakukan perjalanan dari Yogyakarta menuju Jawa Timur lalu ke Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman berpindah-pindah daerah menghindari Belanda sekaligus menyusun siasat perlawanan 7 bulan lamanya. Selama bergerilya, Sudirman konsisten menolak perundingan dengan Belanda. Baru awal Juli 1949, Sudirman turun gunung menuju Yogyakarta. Panglima Besar Sudirman akhirnya wafat 29 Januari 1950.
Dalam momentum HUT TNI ke-77, jasa dan perjuangan Sudirman dan Oerip Soemohardjo sebagai peletak dasar organisasi tentara patutlah kembali dikenang.
(pal/erd)