Saat Mencekam Sarwo Edhie Mertua SBY Kejar Penculik Jenderal Yani

ADVERTISEMENT

Saat Mencekam Sarwo Edhie Mertua SBY Kejar Penculik Jenderal Yani

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Minggu, 02 Okt 2022 16:00 WIB
Profil Jenderal Ahmad Yani dikenal sebagai Panglima TNI Angkatan Darat (TNI AD). Jenderal Ahmad Yani gugur dalam pemberontakan G30S PKI.
Foto: Repro buku Kunang-kunang Kebenaran di Langit Malam

Pukul 06.00 pagi 2 Oktober 1965 secara serentak 4 kompi RPKAD memasuki wilayah Halim lewat utara dan selatan. Feisal Tanjung dalam biografinya menyebut operasi tersebut berlangsung singkat, praktis tanpa perlawanan.

Sekitar pukul 10.00 Kolonel Sarwo Edhie berniat memasuki Koops AURI untuk menemui Presiden Soekarno. Padahal Bung Karno telah meninggalkan Halim menuju Istana Bogor sebelum tengah malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja versi AURI tidak pernah ada perebutan dan pendudukan Halim oleh pasukan mana pun. Hal tersebut diungkap Komandan Pangkalan AU Halim Perdanakusuma saat itu, Wisnu Djajengminardo dalam autobiografi Kesaksian: memoir seorang kelana angkasa.

Menurut Wisnu sekitar pukul 06.30 dia mendapat laporan RPKAD sudah ada di perbatasan Halim dekat Pondok Gede. Ia lalu menemui Laksamana Muda Udara Sri Mulyono Herlambang di Markas Koops. Herlambang merupakan perwira paling senior yang berada di sana.

ADVERTISEMENT

Menurut Wisnu, perintah Herlambang saat itu, "Hentikan tembak-menembak, mereka bukan musuh kita." Deputi Operasi Menteri/Panglima AU Komodor Udara Ignatius Dewanto berusaha menemui Kolonel Sarwo Edhie untuk menghindari pertumpahan darah.

Dewanto, perwira tinggi bintang satu ini lantas memanggil Sarwo Edhie dan para komandan pasukan lainnya menuju Markas Koops menemui Laksamana Herlambang.

"Kolonel Sarwo tampaknya hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri, bahwa tidak ada orang-orang atau pasukan komunis berada di kompleks Halim. Akhirnya, AURI sepakat mengizinkan RPKAD masuk ke Halim...," tulis Wisnu.

RPKAD meninggalkan Halim sekitar pukul 19.00. Wisnu menuturkan dirinya melihat Mayor Santosa melambai-lambaikan tangan sambil tertawa lebar. "Saya merasa, kami berdua sama-sama merasa lega dan bersyukur, tidak terjadi sesuatu yang dapat kami sesalkan kelak kemudian hari..."

Kolonel Sarwo yang mendengar Bung Karno memanggil semua panglima angkatan akhirnya berangkat ke Istana Bogor menggunakan helikopter bersama Laksamana Herlambang. Ia mengira Mayjen Soeharto sudah berada di Bogor. Rupanya Soeharto masih dalam perjalanan.

Perjalanan tersebut berbuntut panjang di kemudian hari. Panglima Kostrad curiga Kolonel Sarwo telah melapor pada Soekarno. Salim Said dalam bukunya menyebut Soeharto marah. Soeharto menganggap Komandan RPKAD itu punya rencana sendiri yang berbeda dengan kebijakannya sebagai pimpinan sementara Angkatan Darat.

"Kecurigaan dan kemarahan Soeharto kepada Sarwo itu berakibat fatal. Karier militer mantan Komandan RPKAD dibunuh secara kejam meski perlahan-lahan," tulis Salim.

Jenderal Yani Akhirnya Ditemukan >>>


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads