Posisi Soekarno Saat Peristiwa G30S PKI, Bareng Dewi Lalu ke Halim Naik VW

ADVERTISEMENT

Posisi Soekarno Saat Peristiwa G30S PKI, Bareng Dewi Lalu ke Halim Naik VW

Tim detikcom - detikEdu
Jumat, 30 Sep 2022 18:29 WIB
Ilustrasi Sukarno Vs CIA
Presiden Soekarno (Ilustrasi: Fuad Hasyim/detikcom)

Rombongan ini bergerak menuju Istana. AKBP Mangil berada satu mobil bersama Brigadir Polisi Lasut, Inspektur Sardi, dan Komandan Tim Dinas Khusus DKP Inspektur Polisi Zulkifli Ibrahim.

Sewaktu konvoi melintas di depan Hotel Indonesia masuk konfirmasi dari tim DKP, pasukan tak dikenal berada di sekitar Monumen Nasional dengan gerak-gerik mencurigakan. "Tidak ada yang tahu, siapa yang memberi penugasan kepada mereka," ujar Mangil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghindari pasukan tersebut, AKBP Mangil membelokkan konvoi menjauhi Istana. Sesuai prosedur darurat, presiden harus diselamatkan ke sebuah safe house di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru.

Belum tiba di safe house, Kolonel CPM Saelan memerintahkan konvoi yang membawa Soekarno menuju rumah Haryati di Slipi Grogol. "Wah, ik ben overrompeld -Saya terguncang," ujar presiden saat keluar dari mobil.

ADVERTISEMENT

Bung Karno tampak gelisah. Ia pun mengatakan pada Kolonel CPM Saelan agar jangan berlama-lama di tempat itu. Saelan menenangkan presiden dengan sabar dan mengatakan mengupayakan mengontak para Panglima Angkatan dan Kodam Jaya.

Tak lama kemudian Jaksa Agung Muda Jenderal Soenarjo dan Ajudan Presiden Soemirat tiba di tempat itu. Sekitar pukul 08.30 pada 1 Oktober 1965, Letkol Soeparto mengabarkan telah berhasil melakukan kontak dengan Men/Pangau Laksamana Madya Udara Omar Dhani.

Ia menyatakan, Halim Perdanakusuma siap menerima kedatangan Presiden Soekarno. Pesawat Kepresidenan Jet-Star C-140 pun telah disiapkan.

Selain Halim, saat itu ada alternatif juga membawa Bung Karno ke Tanjung Priok tempat kapal kepresidenan Varuna I-II bersandar. Akhirnya Presiden Soekarno menuju Halim menggunakan mobil VW Kodok B75177 berwarna biru.

Saat tiba di Markas Komando Operasi (Koops) Halim Perdanakusuma sekitar pukul 09.30 telah menunggu Omar Dhani dan Panglima Koops, Komodor Leo Wattimena. Omar Dhani kemudian melaporkan situasi yang terjadi.

Sekitar pukul 10.00 Wakil Komandan G30S, Brigjen Supardjo, tiba di Halim. Dia meminta Bung Karno mendukung aksi penculikan dan penembakan pada sejumlah jenderal. Bung Karno menolak, malah meminta Supardjo menghentikan aksi.

"Ketika Brigjen Supardjo meninggalkan Koops, wajahnya lesu dan tampak kecewa sekali," kenang Saelan.



Simak Video "Video: Layangan Bikin 21 Penerbangan di Bandara Soetta Terganggu"
[Gambas:Video 20detik]

(pal/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads