AKBP Mangil Martowidjojo, Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Resimen Cakrabirawa yang bertugas mengatakan presiden akan menjemput Ratna Sari Dewi, istrinya.
Istri Bung Karno asal Jepang itu hingga lewat tengah malam sedang menghadiri jamuan makan malam di Nirwana Supper Club, lantai paling atas Hotel Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewi menuturkan acara yang dihadirinya adalah resepsi pernikahan antara seorang konsuler Kedutaan Italia dengan sekretaris di Kedutaan Belanda. Acara kedua, jamuan yang diadakan Duta Besar Iran.
"Sebelum berangkat saya mengirimkan surat kepada Bapak yang sedang mengikuti pertemuan ahli teknik di Senayan, minta dijemput di Hotel Indonesia. Surat tersebut dibawa seorang anggota dinas khusus Resimen Cakrabirawa," ujar Dewi.
Rombongan kecil Soekarno dan pengawalnya tiba di hotel sekitar pukul 01.00.
"Ketika kami meninggalkan Istana, saya duduk di samping Bapak sampai di tempat parkir Hotel Indonesia. Setelah Ibu Ratna Sari Dewi turun dari hotel saya langsung pindah, duduk di samping pengemudi, Letkol (Tituler) Soeparto," ujar Mangil.
Soekarno dan Dewi beserta rombongan bergerak ke Wisma Yaso yang kini menjadi Museum Satria Mandala milik TNI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Mereka tiba sekitar pukul 01.15.
"Begitu sampai di Wisma Yaso, Bapak mengatakan masih lapar. Sehingga kami kemudian bercakap-cakap di meja makan sambil makan pizza, dilanjutkan main kartu berdua. Kami baru tidur menjelang pukul 02.00 dini hari," kata Dewi.
Ketika Soekarno masuk ke kamar untuk beristirahat, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa Letkol Untung berada di sisi lain Jakarta tepatnya di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sebelumnya Untung sempat mengawal presiden di Istora Senayan.
Turut hadir di Lubang Buaya, Panglima Komando Tempur II dalam Komando Mandala Siaga Brigadir Jenderal Soepardjo, Komandan Garnisun Kodam Jaya Kolonel (Inf) Abdul Latief, Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, dan Supono Marsudidjojo alias Pono yang juga asisten Sjam.
"Setelah selesai memberikan briefing, saya memerintahkan seluruh pasukan agar mulai mempersiapkan diri untuk berangkat menuju sasaran," ujar Untung.
Mulai pukul 02.00 operasi yang dipimpin Letkol Untung mulai berjalan. Satgas Pasopati bergerak menangkap 7 perwira tinggi angkatan darat dan tiba kembali ke Lubang Buaya mulai pukul 05.00.
Sementara itu di rumahnya di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 05.15 AKBP Mangil menerima laporan dari Inspektur Polisi Sardi anggota tim dinas khusus DKP yang berjaga di Wisma Yaso.
Sardi mengabarkan saluran telepon ke Istana diputus oleh Kantor Telepon Pusat Gambir atas perintah sejumlah tentara berseragam hijau.
"Saya langsung berpikir, pasti terjadi sesuatu. Kesimpulan saya pagi itu hanya satu, harus secepatnya berada di samping Bapak," ujar Mangil. Mangil bergegas ke Wisma Yaso dan tiba pukul 05.30.
Ia juga mengerahkan anggota DKP untuk memperketat penjagaan kediaman Dewi Soekarno itu serta mengamankan rute perjalanan dari Wisma Yaso ke Istana. Bung Karno baru keluar dari kamar pukul 06.30 dan langsung masuk ke mobil.
"Tiba-tiba, mobilnya berhenti mendadak di halaman. Pintu dibuka dan dengan nada marah Bapak berteriak, Mangil, ana apa iki (apa yang terjadi)?," ujar Mangil.
Ternyata, Letkol (Tituler) Soeparto yang mengemudikan mobil Bung Karno dan Soedarso telah melaporkan terjadinya penembakan di kediaman Jenderal A.H. Nasution.
AKBP Mangil mendekat ke arah Bung Karno lalu melaporkan sekitar pukul 04.00 rumah Jenderal Nasution dan Wakil Perdana Menteri Johannes Leimena ditembaki gerombolan bersenjata tak dikenal.
Presiden sempat bertanya apa yang harus dilakukannya. "Saya jawab, Bapak bisa lenggah dulu di sini untuk menunggu atau langsung berangkat, semua jalan sudah kami steril-kan," ujar AKBP Mangil. "Berangkat!," kata Soekarno sambil membanting pintu mobil dengan keras.
Batal ke Istana, Lalu Akhirnya ke Halim >>>
Simak Video "Video: Layangan Bikin 21 Penerbangan di Bandara Soetta Terganggu"
[Gambas:Video 20detik]