Salah satu sumber hukum Islam yang disepakati ulama adalah sunnah. Sunnah terdiri dari empat jenis, satu di antaranya adalah sunnah taqririyah. Apa saja contoh sunnah taqririyah?
Sebelumnya, sunnah taqririyah sendiri adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh sahabat semasa Rasulullah SAW hidup. Dengan kata lain, beliau mengetahuinya namun hanya diam saja, tidak melarang dan juga tidak menyuruh.
Meski demikian Rasulullah SAW tidak pernah mendiamkan sesuatu yang dianggap bathil. Hal ini juga berlaku ketika suatu berita disampaikan pada Nabi Muhammad SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau SAW tidak pernah mendiamkan suatu kebatilan juga tidak perna mendiamkan sesuatu kecuali sesuatu yang benar," tulis Abduh Zulfidar Akaha dalam buku 165 Kebiasaan Nabi SAW.
Jika didiamkan artinya adalah hujjah bagi seluruh umat. Syarat sah taqrir adalah orang yang mengerjakan benar-benar tunduk pada hukum Islam, bukan kafir atau munafik.
Contoh Sunnah Taqririyah
Sejumlah contoh sunnah taqririyah ini dijelaskan oleh H. Aminudin dan Harjan Syuhada dalam Al-Qur'an Hadis Madrasah Aliyah Kelas X.
Beberapa di antaranya seperti, diamnya beliau ketika mengetahui Khalid bin Walid memakan daging dhab atau hewan sejenis biawak tetapi lebih kecil dan tidak buas. Beliau juga mendiamkan para sahabat saat mereka duduk sambil tidur di masjid dalam keadaan wudhu.
1. Hadits tentang Daging Dhab
عَنْ خاَلِدِ بْنِ الوَلِيْدِ: أَنَهُ دَخَل مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتَ مَيْمُونَةَ، فَأُتِيَ بِضَبِّ مَحْنَوْذِ، فَأَهْوَى إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، فَقَالَ بَعْضُ النِسْوَةِ: أَخْبِرُوا رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا يُرِيْدُ أَنْ يَأْكُلَ، فَقَالُوا: هُوَ ضَبٌّ يَا رَسُولَ اللهِ، فَرَفَعَ يَدَهُ، فَقُلْتُ: أَحَرَامٌ هُوَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ فَقَالُ: لَا، وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي، فأَجِدُنِي أَعَافَهُ» قَالَ خَالِدُ: فَاجْتَرَرْتَهُ فَأَكَلْتَهُ، وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ [رواه البخاري].
Artinya: Dijelaskan dalam suatu riwayat, suatu hari Rasulullah SAW disuguhi makanan. Salah satu makanan tersebut adalah daging dab dan beliau pun tidak memakannya.
Kemudian, Khalid bin Walid pun bertanya, "Apakah daging itu haram, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Tidak, tetapi binatang itu tidak terdapat di daerah kaumku. Makanlah sesungguhnya dia halal." Maka Khalid berkata, "Segera aku memotongnya dan memakannya, sedangkan Rasulullah SAW melihatku," (HR Bukhari dan Muslim).
2. Hadits tentang Tayamum
Dari Abu Sa'id al Khudri berkata, "Dua orang laki-laki pergi melakukan perjalanan. Ketika sampai waktu sholat, keduanya tidak mendapatkan air.
Mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih, lalu (keduanya) mendirikan sholat. Setelah itu, mereka menemukan air.
Salah seorang di antaranya berwudhu dan mengulangi sholatnya, sedangkan yang lain tidak mengulanginya. Keduanya datang menghadap Rasulullah SAW lalu menceritakan hal itu,
Kepada yang tidak mengulang, Rasulullah SAW bersabda, "Engkau telah mengerjakannya menurut sunnah," Kepada yang lainnya, beliau bersabda, "Engkau mendapatkan pahala dua kali," (HR Abu Dawud).
Sunnah sendiri menurut hukum takfliki dimaknai sebagai perbuatan yang mendapat ganjaran kebaikan bila dikerjakan dan tidak mendapat dosa bila ditinggalkan.
"Sunnah dalam hukum Islam berarti tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan karena perbuatan yang dilakukan dipandang baik dan sangat disarankan untuk dilakukan," tulis Iwan Hermawan dalam buku Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam.
Selain sunnah taqririyah, Islam juga mengenal 3 jenis sunnah lainnya. Salah satu di antaranya merupakan sunnah yang paling banyak ditemukan yakni sunnah qauliyah.
Jenis-jenis Sunnah
1. Sunnah Hamiyah
Sesuatu yang sudah diniatkan Nabi Muhammad SAW. Sayangnya niat tersebut belum terealisasikan karena beliau sudah wafat lebih dulu sebelum sempat mengerjakannya.
2. Sunnah Fi'liyah
Perbuatan Nabi Muhammad SAW yang menerangkan cara melaksanakan ibadah. Perilaku yang dimaksud juga membahas seputar muamalah dan sebagainya.
3. Sunnah Qauliyah
Mengutip tulisan H. Aminudin dan Harjan Syuhada dalam Al-Qur'an Hadis, sunnah qauliyah adalah bentuk perkataan atau ucapan yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam artian, sunnah tersebut berupa perkataan Nabi Muhammad SAW yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syara'.
Selain itu, berisikan pula peristiwa-peristiwa atau kisah-kisah baik yang berkaitan dengan aspek akidah, syariat, maupun akhlak. Sebab itulah, sunnah jenis ini disebut menempati urutan pertama dalam hal kualitas sunnahnya dibanding jenis sunnah lain seperti sunnah taqririyah.
(rah/kri)