Matematika Memilih: Wanita Cantik atau Baik?

ADVERTISEMENT

Belajar dari Pakar

Matematika Memilih: Wanita Cantik atau Baik?

Rachmat Hidayat - detikEdu
Jumat, 16 Sep 2022 09:30 WIB
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat
Rachmat Hidayat adalah grand mentor di Ngajimatematika. Seorang guru matematika yang sekarang diamanahi menjadi kepala sekolah di SMP AL FURQAN MQ TEBUIRENG. Pemerhati pendidikan matematika di Indonesia
Malala Yousafzai
Foto: Instagram @malala/Matematika Memilih: Wanita Cantik atau Baik?
Jakarta -

Saya akan mengawali tulisan dengan menyebutkan sebuah kutipan tentang wanita. "Pada akhirnya semua laki-laki akan sadar bahwa wanita yang cantik selalu kalah dengan wanita yang cantik sekali."

Apa yang anda rasakan setelah membaca kutipan itu? Saya pernah mencoba menuliskan kutipan itu di beberapa akun medsos saya. Sebagian besar orang kecewa. Mereka beranggapan harusnya kutipan itu mengatakan bahwa wanita cantik akan kalah dengan wanita baik. Beberapa di antara mereka memberi penegasan bahwa kebaikan hati adalah yang terutama bagi seorang wanita. Tapi, tidak ada yang salah pada kutipan itu.

Secara matematis kutipan di atas dapat dibenarkan. Dan akan saya tunjukkan mengapa membandingkan kecantikan wanita dengan kebaikannya justru malah menyalahi logika matematika. Karena kutipan di atas berisi tentang membandingkan, maka kita akan tinjau dari cara kita membandingkan beberapa hal dalam hidup sesuai dengan ilmu perbandingan dalam matematika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyamakan Satuan

Dalam matematika perbandingan tidak dapat dilakukan jika satuannya tidak sama. Misalkan, mana yang lebih besar antara 1 liter air dan 1 kg kayu. Perhatikan bahwa besaran yang kita pakai untuk membandingkan berbeda. Pengukuran besar pada air menggunakan satuan liter sedangkan besar pada kayu menggunakan satuan kg. Jelas tak mungkin membandingkan keduanya. Bahkan jika besaran yang kita bandingkan sama, kita tetap perlu memastikan satuannya sama. Misalnya kita tidak bisa serta merta membandingkan mana yang lebih berat 10 kg kayu atau 10.000 gram kayu. Kita butuh menyamakan satuan entah dengan cara menjadikan kg ke dalam gram atau sebaliknya.

ADVERTISEMENT

Dalam hidup, kita seharusnya juga tidak membandingkan dua hal yang sebenarnya punya cara pengukuran yang berbeda. Sebagaimana perbandingan antara wanita cantik atau wanita baik, laki-laki kaya atau laki-laki tampan. Perbandingan itu tak sejenis dan menyalahi logika matematika. Kecantikan dan ketampanan biasa dilihat dari penampilan sedangkan kebaikan dari sikap dan perilaku. Pun begitu, kita tak akan pernah dapat membuat pengukuran universal mengenai kecantikan dan kebaikan. Tidak seperti panjang diukur dengan meter atau volume dengan liter, tidak ada satuan baku yang disepakati semua orang untuk mengukur kecantikan. Itu sebabnya membandingkan kecantikan dan kebaikan wanita menurut ilmu matematika adalah kesia-sian.

Bukan Perbandingan Berbalik Nilai

Dalam persamaan matematika sering kali dijumpai perbandingan. Misalnya persamaan matematika untuk kecepatan yang menyatakan kecepatan adalah perbandingan antara jarak tempuh dan waktu yang biasa ditulis v=s/t. Dalam persamaan ini kita bisa melihat bahwa waktu dan kecepatan itu memiliki perbandingan yang berbalik nilai. Apa artinya? Jadi, jika dalam jarak yang sama waktu tempuh semakin rendah berarti kecepatannya semakin tinggi. Kemudian, jika kecepatannya dinaikkan maka waktu tempuhnya akan turun. Itulah mengapa disebut perbandingan berbalik nilai. Artinya jika nilai dari salah satu turun, maka yang lain naik, begitu pula sebaliknya.

Yang harus disadari oleh banyak orang adalah bahwa kecantikan dan kebaikan tidaklah bertentangan sebagaimana kecepatan terhadap waktu. Kita tidak dapat berasumsi bahwa orang cantik pastilah bukan orang baik begitu pula sebaliknya. Tidak berarti pula jika wanita berusaha semakin cantik maka di satu sisi kebaikan hatinya akan menurun. Seorang wanita berhak dan mampu untuk menjadi wanita baik sekaligus wanita cantik. Wanita berhak mendapat pendidikan agar ia menjadi baik, dan berhak pula merias diri agar semakin cantik. Kalau tidak percaya, lihat saja mereka yang berhasil melakukan keduanya. Misal saja Malala Yousafzai dan Najwa Shihab.

Klik halaman selanjutnya

Nilai yang Tak Pernah Sama

Berikutnya saat kita membandingkan dua benda dengan besaran yang sama, maka alat ukurnya harus reliabel. Misalnya membandingkan berat antara kayu dan besi. Untuk mengukur berat kayu dan besi kita bisa menggunakan timbangan dan memperoleh hasil bahwa dengan bentuk yang sama besi pasti lebih berat. Jika kita melakukan pengukuran itu di lain kesempatan, harusnya hasilnya tetap besi lebih berat. Itulah yang dimaksud reliabel. Untuk mengukur panjang kita punya alat ukur seperti meteran, untuk suhu kita punya termometer dan lain sebagainya. Ketika kita punya alat ukur yang reliabel maka kita bisa dengan sah membandingkan dua buah benda dengan besaran yang sama.

Sayangnya saat kita membandingkan kecantikan dan kebaikan wanita kita tidak punya satupun alat ukur yang reliabel. Kecantikan wanita seringkali diukur berdasarkan hasil dari imajinasi laki-laki yang berbeda-beda. Mulai dari warna kulit, gaya rambut, gaya berbusana dan yang lainnya adalah hasil kapitalisme produk-produk fashion yang trennya selalu berubah-ubah. Di satu masa wanita cantik adalah yang berkulit putih, namun di masa yang lain bisa jadi wanita cantik adalah yang berkulit gelap. Begitu pula dengan kebaikan wanita. Ia kerap kali hanya disimplifikasi dari tutur kata dan penampilan semata. Tak jarang wanita dianggap baik jika bisa berkata lemah lembut dan berperilaku gemulai. Di satu masa wanita yang baik adalah mereka yang tinggal di rumah dan merawat anak-anaknya. Di masa sekarang tentu tidak sesederhana itu. Wanita yang baik bisa jadi adalah mereka yang membantu perekonomian keluarga. Oleh karena itu nilai-nilai untuk kecantikan dan kebaikan wanita selalu berubah dari masa ke masa.

Pada akhirnya membandingkan kebaikan dan kecantikan adalah sebuah pemikiran yang tidak bijak. Secara matematis pun perbandingan itu salah sejak awal sebagaimana uraian di atas. Lebih jauh membandingkan wanita satu dengan wanita lainnya pun sejatinya juga tidak pantas dilakukan. Wanita bukan pajangan di etalase toko yang bisa dipilih dan dipilah lalu kita bandingkan yang satu dengan yang lainnya. Mereka semua adalah individu-individu berbeda yang tidak bisa kita standarisasi sesuka kita. Sebab wanita tidak hadir untuk dinilai atau dibandingkan. Ia hadir untuk melengkapi dunia kita yang tidak sempurna.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Jejak Karier Nadiem Makarim Sebelum Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Chromebook"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads