Memasuki pekan ke-3 bulan Safar 1444 Hijriyah ini, Tim Hikmah detikcom menyajikan khutbah Jumat dengan tema Tabayyun yang merupakan salah satu ajaran Islam yang sudah dikenalkan sejak zaman Rasulullah SAW. Perintah tabayyun terdapat dalam Firman Allah SWT di Surat Al Hujarat ayat 6.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dalam tafsir Al-Mukhtashar surat Al Hujarat ayat 6 adalah peringatan Allah SWT kepada orang-orang beriman dari kabar yang dibawa oleh orang fasik. Seorang yang beriman harus memastikan kebenaran sebuah kabar sebelum mempercayai dan menyebarkannya. Tujuannya agar kabar ini tidak menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan zalim terhadap orang yang tidak bersalah, sehingga mereka menjadi menyesal karena sifat terburu-buru.
Berikut ini teks naskah Khutbah Jumat yang disusun Erwin Dariyanto, Redaktur Pelaksana detikHikmah
Khutbah Jumat I
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَركَاَتُهُ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَرَسُوْلَ ولاَنَبِيَ بَعْدَهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَجَمَاعَتَهُ مِنْ يَوْمِ السَّبِيْقِيْنَ الْاَوَّلِيْنَ اِلَى يَوْمِ النَّهْضَةِ وَالدَّيْنِ اَمَّابَعْدَهُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
لَّوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا۟ هَٰذَآ إِفْكٌ مُّبِينٌ
يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله
Puji syukur tiada henti kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang musabab rahmat dan ridha-Nya lah kita semua di hari Jumat yang mulia ini berada dalam keadaan sehat wal-afiat sehingga bisa menunaikan ibadah Sholat Jumat di masjid yang agung ini. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, karunia dan nikmat yang tiada pernah putus kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, dan semoga di hari akhir nanti kita termasuk umat yang mendapatkan syafaat darinya.
Dari atas mimbar yang mulia ini perkenankanlah khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib pribadi dan juga kepada para jamaah, marilah kita dengan segenap daya dan tenaga senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala, yakni dengan melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari semua yang dilarang.
يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله
Sebagaimana yang telah khatib baca di awal tadi bahwa Allah SWT dalam Al Quran di surat Al Hujarat ayat 6.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Di dalam tafsir Al-Mukhtashar disebutkan melalui surat Al Hujarat ayat 6 Allah SWT memperingatkan orang-orang beriman dari kabar yang dibawa oleh orang fasik. Seorang yang beriman harus memastikan kebenaran kabar itu sebelum mempercayai dan menyebarkannya. Tujuannya agar kabar ini tidak menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan zalim terhadap orang yang tidak bersalah, sehingga mereka menjadi menyesal karena sifat terburu-buru.
Firman Allah SWT dalam surat Al Hujarat ayat 6 adalah perintah kepada kita umat Islam untuk senantiasa bertabayyun. Tabayyun adalah salah satu ajaran Islam yang sudah dikenalkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Dalam dunia modern seperti saat ini tabayyun bisa diartikan sebagai cek dan ricek atas sebuah kabar yang beredar. Ironinya kini banyak umat Islam yang justru melupakan pentingnya tabayyun.
Tak jarang, demi ingin disebut sebagai pihak pertama yang memberikan informasi, seseorang dengan gampangnya membagikan kabar tanpa tabayyun atau melakukan cek dan ricek tentang kebenarannya. Kabar dengan cepat menyebar dari satu WhatsApp Group ke WA Group lainnya, juga kadang hingga di berbagai media sosial.
Puluhan bahkan mungkin ratusan orang dengan cepat mendapatkan informasi tersebut. Jika informasi yang disebar adalah sebuah kebenaran, tentu tak jadi soal. Bakal menjadi masalah ketika informasi tersebut tidak benar dan bahkan cenderung ke arah fitnah, akibatnya bisa sangat fatal.
يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله
Sering kita mendengar sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Ini bukan sekadar ungkapan, tetapi ada dalilnya yakni firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 191
وَٱلْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ ٱلْقَتْلِ
"Fitnah itu bahayanya lebih besar dari pembunuhan."
Begitu bahayanya fitnah tentu membuat kita umat Islam harus lebih hati-hati jika ingin menyebar sebuah informasi di media sosial, WhatsApp Group atau perangkat teknologi yang lain. Kini bukan lagi sekadar jaga mulut, karena mulutmu adalah harimaumu tetapi juga tahan jempolmu, sebab jika sembrono bisa membahayakanmu.
Ada sebuah cerita di masa Rasulullah SAW. Ketika itu seorang bernama Abdullah bin Ubay menyebarkan fitnah atas diri Aisyah RA istri Rasulullah SAW. Dengan cepat rumor tentang Aisyah itu beredar di kalangan penduduk Madinah dan meresahkan Rasulullah SAW serta para sahabat.
Disebutkan dalam sejumlah riwayat, Rasulullah SAW pun sempat bimbang dengan adanya rumor tersebut. Hingga akhirnya sebulan setelah rumor beredar, Allah SWT menunjukkan kebenaran untuk membantah fitnah Abdullah bin Ubay atas diri Aisyah istri Rasulullah SAW.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, Abu Ayyub al-Anshari pernah ditanya istrinya tentang rumor mengenai Aisyah RA. "Apakah kamu telah mendengar apa yang dikatakan orang-orang tentang 'Aisyah?" tanya istri Abu Ayyub.
Abu Ayyub pun menjawab, "Ya, aku telah mendengarnya, dan itu adalah berita bohong. Apakah mungkin kamu akan melakukan hal seperti itu hai Ummu Ayyub?"
Istri Abu Ayyub menjawab, "demi Allah, itu tidak mungkin aku lakukan."
Abu Ayyub berkata, "demi Allah, sungguh Aisyah lebih baik dan lebih suci darimu, itu semua hanyalah kebohongan dan tuduhan batil."
يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله
Di zaman teknologi modern seperti saat ini, tabayyun bukan suatu perkara yang sulit. Kuncinya terletak pada kemauan kita umat Islam untuk melakukan cek dan ricek akan sebuah informasi.
Berdoa dan berlindung kita kepada Allah SWT agar diberi kekuatan untuk menghindari perbuatan fitnah dan terhindar dari berbagai macam fitnah.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Artinya: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal" (Hadits riwayat Imam Muslim dari Anas dan Abu Hurairah).
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Jumat II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(erd/erd)