Masih banyak mahasiswa yang merasa kurang pede saat menuliskan esai pada karya ilmiah. Padahal jika tahu tips dan triknya, semua mahasiswa bisa membuat karya ilmiah yang bagus.
Mahasiswa tentu tidak asing dengan karya ilmiah. Bahkan menghasilkan sebuah esai karya ilmiah yang baik dan bagus akan menghadirkan perasaan bangga tersendiri.
Untuk dapat menulis esai pada karya ilmiah, diperlukan pengetahuan serta pengalaman agar hasilnya mudah dipahami sehingga memberikan dampak positif dalam kehidupan. Modal pertama yang harus dimiliki adalah pede alias percaya diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair) ada beberapa tips untuk menulis karya ilmiah dari Desi Rahmawati. Wanita yang akrab disapa Desi ini adalah pemenang kompetisi esai OSH CUP 2020.
Desi membeberkan tips menulis esai karya ilmiah saat menjadi pembicara dalam kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa K3 Unair. Dalam webinar bertajuk "Paper Sharing and Learning" ini Desi membagi tiga hal penting dalam penulisan karya ilmiah.
Menurut Desi, pengertian dari esai ilmiah sendiri adalah sebuah pandangan opini atau argumentasi penulis terhadap suatu permasalahan tertentu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan disertai dengan fakta dan solusi permasalahan. Esai ilmiah sendiri memiliki kriteria tersendiri dalam kepenulisan.
"Yang jelas esai ilmiah adalah argumen, jadi kita memberikan pendapat atau tanggapan kepada suatu permasalahan," ujar Desi.
Bagian pendahuluan esai karya ilmiah
Desi yang juga juara 3 mahasiswa berprestasi diploma tahun 2020 itu mengatakan, struktur esai dibagi menjadi tiga yakni pendahuluan, isi dan penutup.
Pada bagian pendahuluan penulisan esai ilmiah, mahasiswa harus lebih dulu tahu dan dapat mengidentifikasi masalah dan urgensinya untuk segera bisa diselesaikan. Dari identifikasi masalah ini dapat dijabarkan solusi yang akan dibahas dalam karya ilmiah.
Namun Desi mengingatkan, sebaiknya tidak langsung menuju ke inti masalah, mahasiswa bisa menceritakan terlebih dahulu dasar atau timbulnya masalah tersebut.
"Mahasiswa bisa memberikan fakta berupa data yang dapat dipertanggung jawabkan mengapa masalah tersebut perlu diangkat. Kemudian pada paragraf akhir pendahuluan, beri deskripsi singkat mengenai solusi yang akan dilakukan dan tujuannya sebelum masuk ke bagian isi. Hal ini dikarenakan, esai perlu membuat antar paragraf saling menjembatani," ungkapnya.
Bagian isi karya ilmiah
Setelah memahami bagian pendahuluan, langkah berikutnya yang harus dijajaki adalah pada bagian isi. Desi menyarankan agar mahasiswa perlu terlebih dahulu menganalisis masalah dengan cara menguraikannya secara detail dan disertai data atau fakta.
Caranya bisa melalui berbagai alternatif, misalnya penjelasan lewat gambaran ide atau solusi secara lengkap disertai kelebihan dan cara implementasinya.
"Usahakan untuk memberikan solusi secara spesifik, terukur dengan indikator keberhasilan, dapat diterima oleh masyarakat dan realistis," terang Desi.
Bagian penutup karya ilmiah
Sementara untuk bagian penutup karya ilmiah, Desi menegaskan pada mahasiswa agar memastikan isi kesimpulan sesuai dengan tujuan. Hindari untuk memunculkan topik atau pembahasan baru serta ringkas dan mudah untuk dipahami.
Bagian yang juga tak kalah penting dari bagian penutup adalah mengenai daftar pustaka dan lampiran. Penulis perlu menyesuaikan ketentuan gaya penulisan dengan jurnal maksimal lima tahun dan sumber dari buku maksimal sepuluh tahun terakhir.
Sementara pada bagian lampiran, penulis dapat memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk menambahkan data yang belum sempat dijelaskan akibat keterbatasan maksimal halaman.
(dvs/lus)